Twenty Three : Love Round

2.2K 320 59
                                    

Sosok tampan tersebut meletakkan tubuh Jeno ke atas tempat tidur dengan perlahan. Dia menoleh menatap sosok lain di sampingnya.

"Tabib?" Ucapnya menaikkan alisnya sedikit tak sabar.

"Bentar lagi datang. Tunggu aja" jawab sosok lainnya menghendikkan bahu acuh, memilih untuk duduk di kursi kayu samping tempat tidur, menatap wajah pucat pasi milik Jeno.

"Ke-"

Belum sempat mengeluarkan suara kembali, mereka langsung di kejutkan dengan sinar kehijauan yang menyelimuti tubuh Jeno, perlahan sosok samar muncul di samping tempat tidur.

"Bodoh!" Sosok samar kabut kehijauan itu dengan cemas menatap Jeno yang matanya masih tertidur, tangannya terulur menyalurkan kabut kehijauan untuk membungkus seluruh tubuh Jeno.

"Hei! Ini berkah peri milik Renjun!" Sosok yang duduk di kursi dengan kasar berdiri, menatap tak percaya pada sosok samar yang tiba tiba saja muncul tersebut. Renjun menoleh, menatap sosok yang berbicara dengan alis berkerut.

"Oh? Siapa kalian? Orang yang ingin mencelakainya?!" Ucap Renjun dengan marah, berkah peri hanya akan muncul saat pemilik berkah berada di ujung hidup dan mati. Ini hanyalah sebagian dari kekuatannya yang dia titipkan pada Jeno untuk melindunginya, belum lama sudah terpakai!

"Yah, tak heran tak ada yang mengenal kami berdua. Kita biasa hanya di anggap sebagai legenda"

"Legenda?" Alis Renjun berkerut, dia menatap sekeliling, dari jendela yang terbuka, dia dapat melihat lautan hutan yang sangat gelap, ini... Bukankah di hutan kegelapan? Mungkinkah...?

"Ha? Raja Kegelapan Haechan dan Jaemin?!" Seru Renjun menatap dua sosok tersebut dengan sedikit terkejut.

"Tepat sekali!" Haechan mengangguk puas.

"Untuk apa kalian membawa Jeno ke sini?!" Renjun kembali marah, Jeno adalah seorang Malaikat! Sosok yang bersih! Berada di tempat penuh aura kotor seperti ini berdampak buruk!

"Kami menyelamatkannya" celetuk Jaemin yang sejak tadi hanya diam mendengarkan argumen keduanya. Renjun mengalihkan pandangannya pada Jaemin, lalu kembali menatap Haechan. Ekspresi keduanya tampak serius, sepertinya mereka jujur.

"Bagaimana dia bisa seperti ini?" Renjun khawatir sekaligus bingung, dia sangat menyukai aura murni Jeno, karna itu dia mau memberikan berkah peri miliknya yang biasa hannya boleh di berikan kepada Ratu Peri.

"Entah, kami hanya merasakan sosok sosok memasuki Hutan, dan menemukannya" tukas Haechan menghendikkan bahunya tanda tak tau. Sebenarnya bukan tanpa sengaja menemukannya, namun mereka yang mencarinya ehe.

"Bohong! Jangan berfikir bahwa aku bodoh!" Dengus Renjun mencibir di bibirnya.

"Kalian tak suka repot, untuk apa menyelamatkannya jika kalian tak tertarik?" Lanjutnya memutar mata malas. Auranya terus menyelimuti Jeno, membuat luka Jeno sembuh secara perlahan.

"Waktuku tak banyak, jangan berani menyakitinya! Aku akan berkunjung besok!" Ucap Renjun dengan wajah penuh peringatan. Sosok samarnya semakin menipis dan perlahan hilang, begitupun dengan kabut kehijauan yang tadinya mengelilingi tubuh Jeno.

"Membiarkannya berkunjung?" Haechan menatap Jaemin dengan satu alis terangkat.

"Biarkan saja" Jaemin dengan acuh menjawab.

"Lord, Tabib datang"

"Usir, Raja ini tidak membutuhkannya lagi. Penggal kepalanya!" Titah Jaemin dingin. Dia tak memerlukan sosok lelet seperti itu di Istananya.

"B-baik!" Penjaga dengan gemetar berbalik, tak lama terdengar suara teriakan di luar pintu kamar. Haechan menghela nafas panjang.

"Kejam!" Gumamnya pelan. Mata dingin Jaemin langsung menyapu ke arahnya, membuatnya langsung menyengir lebar.

"Yah, aku sudah biasa denganmu" ucap Haechan tanpa daya. Jaemin tak memperdulikannya dan hanya diam menatap sosok Jeno dengan penuh perhatian.

Ketiganya pertama kali bertemu di Dunia cobaan pertama milik Jeno, itu adalah tempat dimana tak ada sihir, seperti zaman batu, hanya dapat mengandalkan diri sendiri untuk bertahan hidup di gubuk kayu, seluruh isi dunia percobaan itu seperti itu saat itu.

Jaemin dan Haechan menjadi seorang kakak beradik miskin, dan bertemu dengan Jeno yang baik hati selalu memberi mereka buah buahan liar untuk di makan. Makanan di sana hanya ada sayuran, buah dan daging. Tak ada gandum ataupun beras, hanya sayuran liar, sangat sulit hidup di dunia seperti itu. Namun Jeno di tempat seperti itu masih terlihat bahagia dan hidup dengan damai.

Mereka terus berteman hingga akhirnya dewasa, mereka membocorkan identitas masing masing, juga menyatakan perasaan kepada Jeno. Namun karna hal ini pula, Jeno terkejut dan tak menyangka, dan mereka sama sama terkejut dengan identitas masing masing. Awalnya Jeno menolak perasaan mereka, dan mereka masih berteman. Namun lama kelamaan Kakak beradik mereka saling bertengkar hingga akhirnya saling membunuh, membuat Jeno sangat marah. Ketiganya gagal melewati Dunia itu dan di kirim kembali ke Dunia asli mereka, yaitu di tempat ini.

Namun tak menyangka bahwa mereka akan di pertemukan kembali di Dunia percobaan lain. Awalnya baik baik saja, mereka berteman karna tak tau identitas masing masing. Tapi semakin berjalannya waktu banyak kesamaan dan tanda tanda kebocoran identitas. Menjadi teman sangat lama di dunia percobaan sebelumnya, tentu mereka sudah kenal banyak kebiasaan masing masing. Akhirnya Jeno lari, terus kabur untuk menjauh dari keduanya, bahkan di Dunia dunia percobaan berikutnya.

Sekarang mereka bertemu di Dunia asli milik mereka, Jaemin dan Haechan sudah di pastikan merasa sangat senang. Namun melihat tanda kepemilikan dari ke-12 Raja Mitologi, mereka sedikit berat, belum lagi Renjun yang sudah siap untuk mengambil Jeno juga. Dan terakhir kali mereka mendengar kabar bahwa Five Prince sedang mengincar Ratu dari Mythgod yang ternyata adalah Jeno. Ini sulit.

"Bukankah pada akhirnya kita benar benar tak akan dapat bersama?" Haechan terkulai dengan sedih, dia sangat ingin memiliki Jeno seperti mereka, tapi mengapa sangat sulit? Ratusan tahun berlalu, apakah semua benar benar tak mungkin?

"Berikan saja tanda kepemilikan, dia tak akan menyadarinya" ucap Jaemin melirik Haechan. Haechan terlonjak kaget, menatap Jaemin dengan horor.

"Gila! Kau fikir Jeno akan menerimanya?! Konyol!" Teriaknya mendengus marah.

"Mungkin dirimu tak menyadarinya, namun Renjun sejak awal sepertinya juga merencanakan hal ini, karna itu dia memberi Jeno berkah peri, karna ketika Jeno dalam bahaya dan tak sadarkan diri, Dia akan datang dan langsung memberi tanda kepemilikannya" Jaemin dengan  malas membocorkan hal yang berada di fikirannya. Haechan langsung kembali shok mendengarnya. Bahkan peri akan melakukan hal licik seperti ini?! Betapa berani!

Apakah para penatua peri itu akan setuju?! Tidak mungkin, ini hanya langkah absurd, bodoh.

"Mungkin kelima pangeran akan melakukan hal yang sama. Kabar menghilangnya Ratu dari Kerajaan Mythgod sekarang sudah tersebar, dia pasti di nyatakan meninggal" sepasang mata gelap Jaemin menatap keluar Jendela. Pohon pohon di luar bergoyang, angin keras seakan membawa pertanda buruk. Putri Vampir itu pasti akan melakukan apa yang baru saja dia sebutkan, yaitu menyebarkan desas desus tak berdasar.

"Bersiaplah, Lima pangeran, ke-12 Raja dan Raja Peri akan datang. buat pelindung di menara tempat Jeno berada" Jaemin bangkit dari duduknya, berjalan keluar meninggalkan Haechan yang sudah bergetar karna terlalu kaget. Ini... Hei... Lihatlah dirimu menarik lebah dan ngengat! Haechan memperlihatkan wajah penuh keluhan pada Jeno yang tak sadarkan diri.

Baiklah lupakan saja, mari buat pelindung untuk Jeno agar tak di bawa pergi. Hari itu, angin bertiup kencang, kilat dan petir berkelebat di langit dengan ganas menyambar. Hujan deras mengguyur seluruh daerah. Hutan Kegelapan tidak akan di biarkan tenang setelah ini.


























































Yoit!

Hahaha! Dabel update dong!
Waduh, Jeno di kejar kejar nih pilih siapa ya~?
Ke-12 Raja? 5 Pangeran? Raja Peri? Atau 2 Raja Kegelapan?

See u~

My Husband ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora