BAB 16

67 20 18
                                    

✈️✈️

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

✈️✈️

✈️✈️

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Uapan embun-embun air sungai, telah mengudara

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Uapan embun-embun air sungai, telah mengudara. Membangkitkan bulu halus, untuk kemudian ditidurkan kembali. Udara sejuk pagi itu, tidak dapat menghilangkan keringat yang membasahi kening seorang perempuan—sejak tadi, berdiri diam ditepi sungai dekat jembatan—menunggu kedatangan seseorang, yang sudah mendegupkan jantungnya cepat.

“Bit Na-ya!” panggil seorang laki-laki, berlari mendekat.

Merasa terpanggil, perempuan itu menoleh ke belakang. Mengedipkan kelopak mata, saat ditatap lekat oleh laki-laki di hadapannya. Dengan perasaan berkecamuk, dan lidah yang sulit untuk melontarkan kata-kata—Lee Bit Na tetap memulai pembicaraan—mengenai uang milik komite kepada laki-laki, yang terus mengembangkan senyuman.

“Mworago? Apa yang kamu katakan?” tanya Kang Jeon Hyun—anak dari komite sekolah. Laki-laki, yang selalu mendapat peringkat kedua setelah Lee Ji Eun, selain itu ia juga dikenal pendiam dan penuh prestasi di kampus.

Lee Bit Na menarik napas dalam, sebelum diembuskan perlahan. Lantas, menjawab pertanyaan dari Kang Jeon Hyun, bahwa ia menginginkan uang milik komite untuk dikembalikan. Sebab, uang tersebut bukanlah hak mereka berdua, terlebih lagi ayah dari Kang Jeon Hyun telah menjadi ketua komite, yang menyuplai dana bantuan untuk pengembangan kampus, dan kebutuhan mahasiswa-mahasiswi.

HELLO FUTURE from 38.000ft [ END ]Onde histórias criam vida. Descubra agora