36. Bujukan II

33K 3.1K 1.2K
                                    

Warning!

"Hargailah karya author dengan cara vote dan komen, jangan mau jadi silent reader!! untungnya buat kalian apa? lagian vote dan komen itu gratis gais, jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini."

Jangan lupa follow terlebih dulu!

🕊️🕊️🕊️

بِسْــــــــمِ اٌللَّهِ اٌلرَّحْمَنِ اٌلرَّحِيْـــــــــمِ

🕊️🕊️🕊️

وقت

Sekuat apapun kamu melawan waktu, kamu tak akan pernah menang. Maka, jangan dilawan. Jalani sebaik-baiknya saja.

- nizaraalghifary -

🕊️🕊️🕊️

Haidar tersenyum ketika melihat Shanum kembali menangis

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Haidar tersenyum ketika melihat Shanum kembali menangis. Entah kenapa Shanum selalu saja seperti ini jika sudah mendengar dirinya mengaji.

"Jangan nangis lagi, ya? Nanti cantiknya makin bertambah," kata Haidar menyeka air mata Isterinya.

Shanum mengangguk berusaha untuk tidak nangis. Tapi, sepertinya air mata itu terasa tidak bisa berhenti, air mata itu terus turun, sehingga membuat Shanum kembali sesenggukan pagi ini.

"Kenapa makin menjadi nangis, sayang?" tanya Haidar.

Shanum menggeleng

"Sudah, ya? Kan, saya cuma menuruti permintaanmu tadi," ujar Haidar menangkup kedua pipi Isterinya. Lantas, Haidar mengecup kedua mata Isterinya, "Semoga dengan cara ini bisa buat kamu berhenti nangisnya,"

Shanum menatap lekat kearah manik mata suaminya, dapat Shanum lihat juga suaminya kini tengah menunjukkan senyumannya manisnya.

"Shanum... Shanum nggak... Nggak tahu kenapa bisa nangis terus pas... Pas dengar mas Haidar ngaji," jelas Shanum terbata-bata, menahan sesak dikarenakan tadi menangis.

"Mungkin baru pertama kali bagimu mendengar suara saya, sayang,"

Shanum mengangguk

"Sudah nggak nangis lagi, kan?" tanya Haidar memastikan ketika melihat Shanum yang sudah berhenti menangis. Ajaib memang, hanya mendapatkan sebuah kecupan dimatanya, air mata itu langsung berhenti begitu saja.

Haidar tersenyum dan langsung membawa tubuh Isterinya untuk masuk kedalam dekapannya, "Maaf kalau saya selalu buat kamu menangis,"

Cold Teacher (END!)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz