10. Ulangan kembali

55.4K 5.3K 663
                                    

Warning!

"Hargailah karya author dengan cara vote dan komen, jangan mau jadi silent reader!! Untungnya buat kalian apa? Lagian vote dan komen itu gratis gais, jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini."

Jangan lupa follow terlebih dulu!

🕊️🕊️🕊️

بِسْــــــــمِ اٌللَّهِ اٌلرَّحْمَنِ اٌلرَّحِيْـــــــــمِ

🕊️🕊️🕊️

Sebagai anak muda memikirkan jodoh itu wajar. Tetapi tidak seharusnya waktumu habis untuk memikirkan sesuatu yang sudah dijamin Allah untukmu.

- Habib Umar bin Hafidz -

🕊️🕊️🕊️

"Pak Pandi?" panggil Shanum yang kini telah berhasil mendudukkan dirinya disamping pak Pandi yang tengah merapihkan kembali semua alat-alat yang telah digunakannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pak Pandi?" panggil Shanum yang kini telah berhasil mendudukkan dirinya disamping pak Pandi yang tengah merapihkan kembali semua alat-alat yang telah digunakannya.

Hari ini semua pelajaran telah selesai, semua teman-temannya pun sudah kembali kerumahnya masing-masing. Berbeda dengan Shanum, sepulang sekolah Shanum harus bertemu dengan gurunya kembali, berniat untuk melaksanakan ulangan yang kemarin sempat tertunda gara-gara ketahuan mencontek.

"Kenapa, Num?"

"Yah... Bakpao nya abis, pak?" keluh Shanum seraya menutup kembali tempat bakpao itu.

"Iya, kebetulan tadi sisa satu kotak lagi diborong sama Bu Zia, katanya buat anaknya,"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya, kesal karena bakpao kesukaannya telah. "Padahal saya laper, pak,"

"Beli bakso aja mau? Kebetulan kemarin ada orang baik yang menitipkan uang untukmu ke saya,"

Shanum menoleh, "Orang baik?" beo Shanum.

Pak Pandi mengangguk

"Siapa, pak?"

"Yakin mau tahu siapa orangnya?"

Gadis itu mengangguk tanda setuju, bahwa ia benar-benar ingin tahu siapa sebenarnya orang baik yang tiba-tiba saja menitipkan uang untuknya lewat pak Pandi.

"Yakin? Kamu nggak akan jantungan 'kan pas tahu siapa orangnya nanti?"

Kembali, Shanum mengangguk

"Pak Haidar, Num," jawab pak Pandi seraya menyusun kotak-kotak bakpao yang telah kosong, dan memasukkan kotak-kotak itu kedalam plastik besar.

Shanum yang mendengar itu mendadak tubuhnya menjadi semakin gelisah, Shanum bergerak tak nyaman. Jantungnya kembali berdetak kencang, perutnya terasa panas, dan keringat dingin tiba-tiba langsung keluar.

Cold Teacher (END!)Where stories live. Discover now