31. Kejujuran II

40.2K 3.5K 1.1K
                                    

Warning!

"Hargailah karya author dengan cara vote dan komen, jangan mau jadi silent reader!! untungnya buat kalian apa? lagian vote dan komen itu gratis gais, jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini."

Jangan lupa follow terlebih dulu!

🕊️🕊️🕊️

بِسْــــــــمِ اٌللَّهِ اٌلرَّحْمَنِ اٌلرَّحِيْـــــــــمِ

🕊️🕊️🕊️

Kamu nggak harus sempurna Dimata semua orang, cukup jadi versi terbaik dirimu sendiri.

🕊️🕊️🕊️

"Shanum nggak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Shanum nggak... Hiks... Nggak kecewa, pak,"

"Saya tahu kamu bohong,"

"Nggak hiks, Shanum... Shanum nggak bohong,"

"Kamu tadi nangis, pas saya berkata jujur,"

Shanum mengurai pelukannya, menyeka air matanya kasar. Lantas, mencoba melihat kearah suaminya yang kini terlihat tidak merasakan kesakitan sama sekali dibagian tangannya yang sudah terluka.

Padahal tangannya mengeluarkan darah cukup banyak. Tapi, kenapa? Kenapa suaminya tidak merasakan kesakitan sama sekali sedikitpun? Terlihat aneh bukan?

Kepala Shanum menggeleng, berusaha membuang pikiran buruk tentang suaminya, tangannya kini mulai terangkat untuk menyentuh pipi suaminya mengusap-usap lembut pipi itu.

"Shanum nggak kecewa sama sekali ke pak Haidar. Karena, bapak udah jujur,"

"Bilang, Num. Kalau kamu kecewa ke saya, saya bisa melakukan hal lebih dari ini,"

"Stop, pak! Jangan pernah melukai diri bapak sendiri, Shanum nggak suka lihatnya,"

"Tapi... Jujur, saya suka. Karena, hanya dengan cara melakukan hal inilah bekas tangan Zulfa menghilang,"

"Iya sentuhan tangan dia hilang. Tapi, tangan bapak terluka! Wallahi, Shanum takut melihatnya, pak,"

Haidar tersenyum, mengibas-ngibaskan tangannya agar darah segar itu bisa berhenti keluar dari tangannya, "Jangan takut, sayang. Ini adalah cara terbaik menurut saya,"

"ITU BUKAN CARA YANG BAIK! JUSTRU ITU ADALAH CARA YANG PALING BURUK BAGI SIAPAPUN!" bentak Shanum didepan suaminya, "Shanum... Shanum takut, pak. Bapak terlihat menyeramkan sore ini,"

"Untuk apa takut dengan saya? Diri saya memang seperti ini, suka melukai diri sendiri jika saya sudah tersentuh dengan wanita yang bukan mahram saya,"

Shanum terduduk lemas seraya bersandar didepan ranjangnya. Disana, Shanum menangis sejadi-jadinya, Shanum merasa ketakutan, benar-benar sangat takut ketika mengetahui suaminya senekat ini jika sudah tersentuh oleh yang bukan mahramnya.

Cold Teacher (END!)Where stories live. Discover now