EPILOG : Eternal Star

290 29 16
                                    


..

"Yeonjun bangun... Ibu ingin menghabiskan waktu lebih banyak denganmu."

"Kau sayang Ibu, kan? Bangun, nak..."

"Bibi Yoona, ikhlaskan Yeonjun. Dia sudah bahagia sekarang, dia tidak akan tersiksa lagi. Tidak akan sakit lagi."

"Bibi, ayo pulang. Kita kunjungi Yeonjun lagi nanti, ya?"

"Selamat tinggal, sayang. Kau akan selalu jadi malaikat Ibu. Tidur yang nyenyak, ya. Ibu mencintaimu."

"Selamat tidur, Yeonjun."

"Bahagia selalu... Yeonjun."

Dengung-dengung suara itu mulai samar. Tergantikan oleh bisikan lembut pada daun telinganya yang bebas. Menyapanya dengan kata demi kata penuh harap. Juga senyum teduh yang tidak dilihatnya secara penuh.

Kini mata itu terangkat sedikit demi sedikit. Cahaya yang menembus hingga ke dalam, terasa hangat karena ada sosok yang menantinya untuk bangun dari tidur.

Siapa yang percaya, jika apa yang ia lihat di depan mata kepalanya saat ini ada sosok yang sangat ia rindukan melebihi apapun. Sosok yang ia nanti kehadirannya ketika bermimpi. Dan juga sosok yang ingin ia temui pertama kali ketika di Surga.

Perasaan tak wajar hadir begitu saja saat menyadari bahwa ini bukanlah termasuk dalam mimpinya. Aneh menjalar ke seluruh tubuh. Takut menggerayangi begitu cepat hingga ia terdiam beberapa saat, menatap mata dengan iris coklat itu setengah kosong. Kini tak ada tanda bohong atau sebagainya, hanya dipenuhi oleh satu hal yang harus segera ditanyakan.

Apakah aku sudah mati?

Apakah aku sudah ada di dunia yang berbeda dengan mereka?

Apakah ini... benar-benar Yeji?

Dengan ragu tangan itu terangkat perlahan. Menyapa kulit wajah gadis yang ia cintai dengan lembutnya. Merabanya di beberapa sisi sebelum tangan yang lain turut membingkai wajah gadis itu.

Senyumnya tak pernah luntur, bahkan ia menggenggam tangan yang mengusap pipinya itu.

"Yeji..."

Ya, gadis itu tersenyum lembut. "Iya, ini aku," jawabnya dengan suara yang juga lembut. Suara yang Yeonjun rindukan selama ini, kini telah ia dengar lagi.

"Kau nyata..."

Yeji hanya tersenyum sebagai jawaban. Sedangkan Yeonjun dengan wajah penuh tanda tanya itu melepas bingkaian tangannya pada wajah Yeji, ia mengedarkan pandangan ke segala arah seraya bangkit dari tidurnya.

Semuanya nampak sama. Hanya hamparan rumput yang luas dengan bunga-bunga kecil dan juga langit biru berawan yang Yeonjun lihat. Angin kecil meniup rambutnya dan juga rambut panjang Yeji. Perasaan aneh itu datang dan pergi kala ia mengingat samar kehidupannya. Wajah itu nampak bingung dan juga putus asa.

Bak terdampar dalam mimpi tanpa akhir.

Tapi kemudian hatinya mulai menghangat tatkala tangannya digenggam secara penuh. Yeonjun melirik tangan mereka yang bertaut, benar, itu adalah tangan kecil Yeji. Dia tersenyum padaku lagi.

"Kau mencari apa?" Tanya Yeji perlahan.

"Tidak tahu. Tapi rasanya hampa."

"Hampa kenapa? Kau sudah ada di rumahmu, Yeonjun."

Yeonjun tertegun. Yang dikatakan Yeji memang benar, ia harus senang karena akhirnya ia telah kembali pulang, ke rumahnya. Ia telah kembali bertemu dengan Yeji lagi, bahkan untuk waktu yang tidak terbatas.

YOUPHORIA [✔]Where stories live. Discover now