The Side

269 63 30
                                    

..

"Ada apa, sih?"

"Kemari dulu."

Hyunjin mendengus setengah kesal. Pasalnya, sedang asyik-asyiknya bermain bola bersama kawan-kawan, tiba-tiba Yeji datang. Meneriaki pemuda Park dari tepi lapangan guna membuat Hyunjin datang padanya.

Ya, mau tak mau Hyunjin menuruti Sang adik walau dengan sedikit terpaksa dan juga banyak mendapat tatapan tanya dari sekitar area lapangan itu.

"Iya-iya. Kenapa Yeji yang cantik ini memanggil Hyunjin yang tampan hmm?"

Oh tentu saja Yeji langsung memandang Hyunjin dengan tatapan heran, seperti menyiratkan 'kau yakin berkata seperti itu? Tampan?' , kurang lebih begitu.

"Terserahmu saja. Kemari dulu, duduk, aku lelah harus berdiri lama-lama," tuturnya tegas. Langsung didudukkannya tubuh pemuda Park itu pada bangku samping Yeji. Ia bahkan langsung menatap Yeji sigap. Akan jadi masalah besar jika Yeji sampai merajuk padanya.

"Iya, ini sudah. Kau mau bicara sesuatu? Katakan saja."

Perlahan Yeji menoleh. Ia tiba-tiba tersenyum lebar yang membuat Hyunjin bergidik ngeri. Jangan-jangan Yeji kerasukan, batinnya sungguh tak masuk akal. Tapi kemudian ia menepis pikiran itu.

"Kenapa kau ketawa? Aneh dasar."

"Hehe... ada hubungan apa kau dengan Ryujin?"

Alis Hyunjin terus terang menyatu dengan raut tak paham. Ryujin? Hubungan? Ah, Hyunjin merasa bodoh seketika. "Hubungan apa? Ryujin itu siapa? Teman barumu itu?"

"Iya, Ryujin temanku itu. Kau dekat kan, dengannya?" Tanya Yeji setengah menggoda.

"Ha? Dekat apa? Aku bahkan baru tahu yang mana dia setelah kau menceritakan teman-teman barumu. Bagaimana aku bisa dekat?"

Ya, Hyunjin heran saja. Seingatnya, ia tak pernah sama sekali dekat dengan perempuan yang bukan teman sekelasnya. Mungkin ada tapi bukan adik tingkatnya. Lagipula, kenapa bisa Yeji berspekulasi seperti itu? Pikir Hyunjin.

"Tidak usah berbohong. Aku tahu, hehe.. mengakulah," desak Yeji, lagi.

"Ish, sudah kubilang aku tidak ada hubungan apapun dengan dia. Aku juga tidak pernah berinteraksi dengan adik kelas kecuali saat– ah… aku ingat,"

"Ingat? Ingat apa?"

Benar, Hyunjin seketika mengingat satu sosok gadis yang pernah ia tolong dulu. Hei, kejadian itu sudah lama. Dan dari sini, Hyunjin tahu asal-usul Yeji menginterogasinya seperti ini.

"Waktu itu, dulu aku pernah membantu salah satu adik tingkat mengambil buku yang jatuh."

"Lalu?"

"Lalu apa? Ya sudah, hanya seperti itu saja ceritanya, apa lagi?"

"Payah," ucap Yeji seraya mencebikkan bibirnya. Ia kira, ia akan mendapat first love story dari Sang kakak yang sangat jarang punya masalah percintaan. Tapi nyatanya nihil. Hasilnya sama saja.

Hyunjin sendiri hanya terkekeh pelan sembari menarik-narik rambut Yeji yang hari ini sengaja diurai dan gadis itu hanya memakai bando karet saja. Hei, sempat-sempatnya Hyunjin usil saat Yeji sedang kesal.

"Kau sendiri juga payah. Sampai sekarang masih sendiri saja."

Tapi Yeji menjawab dengan elakan, "enak saja. Jaman sekarang, menyendiri sedang trendi. Ah, kau mana tahu trendi, sih, kau kan orang kuno– yak!! Lepas"

Dan aksi tarik-menarik rambut itu terjadi diantara mereka. Bukan-bukan, ini bukan pertengkaran sungguhan. Mereka sebenarnya hanya saling menggoda saja. Itu pun terhenti karena orang-orang mulai berbisik ria. Apa mereka tidak tahu jika Yeji dan Hyunjin adalah saudara?

YOUPHORIA [✔]Where stories live. Discover now