Eye Catching

682 122 162
                                    

..

"Apa hari ini ada kelas menari selepas pulang nanti?"

"Ah, belum kok. Kelas menari ada di hari Rabu dan Jumat saja," tutur gadis Shin menjelaskan. Yeji mengangguk mengerti. Pun ia sangat antusias akan hal yang satu ini.

Menjadi penari adalah impiannya sejak kecil, yah.. walau ada suatu kendala kecil untuknya. Tapi sungguh tidak masalah, sekarang Yeji bisa mengikuti kelas itu di sekolah ini.

"Ohiya.. karena ini hari selasa, mau ya, menemaniku menonton pertandingan baseball," bujuk Ryujin pada teman barunya itu.

Yeji nampak berpikir. Oh, mungkin jika ia mengiyakan ajakan Ryujin itu akan menjadikannya punya beberapa teman baru juga. "Oke, baiklah. Kita akan melihat baseball hari ini," putus Yeji dengan anggukan.

Ryujin, gadis itu melompat senang. Tunggu, apa ia lupa jika mereka sedang berada di perpustakaan karena guru Chaeyong memutus anak kelasnya untuk belajar di perpustakaan hari ini. Entahlah, Yeji maupun Ryujin tak mempermasalahkan hal itu.

Yeji tentu saja langsung membulatkan mata sipitnya. Memandang sekitar yang nyatanya memang mereka tengah menjadi pusat atensi.

Saat Yeji menyenggol bahu Ryujin, gadis itu seketika diam. Walau hanya melompat dan tak berisik namun ia menjadi malu dan ingin tenggelam saja rasanya. "Maaf, hehe." Tuturnya sembari membungkuk.

Selagi teman-teman sekelasnya itu memaklumi, Ryujin mulai tenang dan duduk di sebelah Yeji. "Kau ini, seperti anak kecil saja," lontar Yeji terkekeh pelan.

"Hehe, baru kali ini aku bisa menonton baseball bersama teman."

Tunggu, bukankah itu sedikit menyedihkan untuk Ryujin? Bukankah dia punya banyak teman selama bersekolah di sini? Kemana mereka semua?

"Engg.. bagaimana dengan mereka?" Tanya Yeji berani dengan menatap teman sekelasnya dengan lirikan.

Ryujin menghela napas, "tidak pernah benar-benar menjadi teman," jawabnya sedikit lesu. Yeji paham, teman barunya ini tak terlalu akrab dengan mereka selain di dalam kelas saja.

"Lalu selama ini kau sendiri?"

Begitu pertanyaan itu keluar, raut wajah Ryujin langsung berubah menghangat. Ia terlihat sedikit lebih exited dari pada beberapa detik lalu. "Tentu saja tidak. Nanti, nanti kita akan bertemu teman baikku."

Oh, Yeji. Sekolah barunya sungguh membuat gadis itu selalu penasaran saja. Siapa yang mau menjadi teman Ryujin?

..

"Hei anak miskin, pangeran sekolah mencarimu."

Lihatlah betapa sarkas nan diskriminasinya orang-orang di kelas jajaran murid pintar ini. Yang pada dasarnya mereka hanya dibutakan oleh peringkat dan persaingan ketat.

Ia, hanya menghela napas berat sembari menutup buku setelah memberi book mark pada halaman bernomor 143. Beranjak dari bangkunya tanpa menjawab apa yang dikatakan teman sekelasnya itu.

"Dasar sok pintar. Lihat saja," dia menghardik seraya berdecih kesal.

Sedangkan Si pangeran sekolah itu terlihat sudah menunggu di depan kelasnya sembari memasukkan tangan di saku celana. Bukankah itu terlihat sangat keren di mata orang yang melihat? Yah, kecuali..

"Yeon, tolong ikut timku ya nanti. Hari ini Jaemin absen," mimik wajahnya berubah total. Yang mulanya keren dan terlihat dingin, kini justru seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu. Yah, tipe perayu.

"Tidak biasanya."

"Dia harus mengantar kakaknya ke Daegu hari ini hingga satu minggu ke depan."

YOUPHORIA [✔]Where stories live. Discover now