Nihilist

140 22 22
                                    


..

"Ha!? Mendadak sekali?"

"Aku juga baru mengetahuinya dari grup kelasku. Katanya lusa, sih."

"Apa acara itu untuk lulusan angkatan kita?"

"Ya, Arin bilang untuk lulusan 2017. Kau bisa datang?"

"Aku belum tahu, aku belum bertanya pada suamiku. Dia mungkin–"

"Apa aku salah dengar? Suami? Kau sudah menikah? Dengan siapa, Ryujin?"

"Ish, ini sebab kau tidak datang di hari pernikahanku, kau jadi kurang update dan tidak tahu siapa suamiku. Kau pasti kenal Beomgyu, kan?"

"Dia orangnya? Wow Ryujin, kau menjadi istri dari anak kepala sekolah kita dulu. Itu sangat tidak terduga."

"Sudah-sudah, yang penting kau sudah tahu. Untuk kedatanganku, akan aku usahakan, ya. Aku akan menelponmu lagi setelah dapat jawaban."

"Hehe, iya-iya... aku juga mengusahakan untuk datang. Aku rindu teman-teman. Dan ingin tahu seperti apa wajah dewasa mereka."

"Terserah kau saja, ku tutup dulu, ya."

"Baiklah, dahh... Ryujin."

"Dahh... Somi."

pip.

Ryujin tersenyum kecil melihat layar ponselnya yang menghitam. Ada setitik rasa sedih dikala ia mendengar berita bagus ini. Tapi sedetik kemudian ada malaikat kecil yang memeluknya dari belakang, memanggilnya dengan sebutan 'Ibu' dengan raut menggemaskan.

Itu Jinhee, putri satu-satunya.

"Ibu Jin!!"

"Oh hai, sayang. Ada apa?"

"Jinhee mencari Ibu, ternyata Ibu ada di dapur. Ibu sedang masak apa?"

"Tidak, Ibu hanya sedang ingin minum. Memangnya kenapa, sayang? Mau Ibu buatkan apa?"

Jinhee nampak berpikir, ia mengerutkan dahi seperti ingin sesuatu selain itu. "Dari pada makan, Jinhee ingin segera bertemu teman lama Ibu Jin. Apa akhir pekan masih lama?"

Ryujin terkekeh dan membalik tubuhnya kemudian, mensejajarkan diri dengan Sang putri sembari memegang kedua pundak gadis kecil itu. "Ini bahkan baru hari Rabu. Ibu mau tanya, kenapa Jinhee sangat ingin tahu tentang teman Ibu, hmm?"

"Emm... Jinhee hanya ingin bertemu dengannya, Ibu Jin. Ibu Jin itu seperti malaikat tidak bersayap bagi Jinhee, sudah pasti Ibu Jin punya teman yang juga seperti malaikat, kan?"

"Ibu Jin tahu tidak, kalau Ibu Jin itu penyelamat Jinhee, Ibu paling baik, perhatian, dan sayang kepada Ayah dan Jinhee melebihi apapun. Jika Jinhee besar nanti, Jinhee ingin seperti Ibu Jin."

Ryujin memeluk Jinhee tanpa tapi, dengan lembut dan penuh kasih sayang. Tuhan menciptakan Jinhee dengan segala pemikiran lembutnya, batin Ryujin masih mendekap putrinya.

"Terima kasih, sayang. Kau memang membuat Ibu tenang dan terus damai. Ibu akan selalu berjanji untuk bersama Jinhee saat apapun itu."

YOUPHORIA [✔]Where stories live. Discover now