A Swore

179 28 17
                                    


..

"Dahh… paman Ojun! Kapan-kapan kita pergi ke Disneyland pagi, ya…" gadis kecil Beomgyu melambai dengan senangnya menatap ke arah Yeonjun yang hampir masuk ke dalam mobil.

Tak lupa dengan sebuah kotak hadiah kecil pemberian Yeonjun sewaktu perjalanan pulang, Jinhee masih memberikan senyum manis kepada paman tersayangnya itu.

"Baiklah, paman pulang dulu. Bye, Jinhee-ya." Balas Yeonjun dengan lambaian tangan juga sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil dan melajukannya meninggalkan rumah Beomgyu. 

Jinhee seketika mendongak menatap Ayah dan Ibunya dengan raut wajah bahagia. "Ayah, Ibu, lihatlah aku dapat hadiah dari paman Ojun." 

Ryujin tersenyum pada Sang putri, "apa Jinhee sangat senang atas hadiahnya?" 

Gadis kecil itu mengangguk berulang kali, "tentu saja aku sangat senang, kata paman Ojun, ini adalah hadiah yang spesial dari paman. Aku tidak sabar untuk membukanya." 

Beomgyu turut senang, ia berjongkok dan mensejajarkan diri dengan Si kecil seraya mengusap kepalanya lembut. "Jinhee tidak lupa mengucapkan terima kasih, kan, pada paman Yeonjun?" 

Jinhee menggeleng, "aku sudah mengucapkan banyak terima kasih pada paman, Ayah." 

"Baik, sekarang ayo masuk ke dalam rumah dan kita buka kadonya bersama-sama." Ajak Beomgyu pada Sang putri, ia berdiri tegap dan berjalan mengikuti Jinhee yang sudah ada di depan pintu rumah. Dan ya, Beomgyu membuka kunci rumahnya, membiarkan gadis kecilnya masuk terlebih dulu.

Begitu juga dengan Ryujin yang menyusul keduanya, ia sudah menutup pintu dengan rapat dan bersiap menuju dapur. Tapi tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia ingat ada hal kecil yang ia dapat dari Yeonjun beberapa saat lalu. Saat pria Choi satu itu sedikit bercerita tentang apa yang ada di dalam mimpinya sewaktu mereka masih di Disneyland.

Ryujin pikir ia harus memberitahu Beomgyu juga untuk ini. Dan dengan segera, Ryujin berbalik arah, mengejar Beomgyu sebelum suaminya itu pergi ke kamar Jinhee. Ryujin menyentuh pundak itu dengan tanpa suara. Pun tentu saja membuat Beomgyu terkejut sesaat.

"Oh astaga… sayang, jangan tiba-tiba seperti itu. Kau membuatku terkejut." 

"Maaf, sungguh. Emm, aku ingin kita bicara sesuatu dulu sebentar." Balas Ryujin dengan senyum lebarnya, harap Beomgyu tak keberatan. 

"Oh, tentu saja kita akan bicara. Apapun untukmu–"

"Emm, Bamtori. Itu…" Ryujin agaknya memotong perkataan Beomgyu karena ia melihat Sang putri berdiri menunggu di belakang Beomgyu dengan wajah super polos itu. 

Beomgyu dengan senyum merekah lagi-lagi berjongkok di depan Jinhee, mengusap rambutnya sekali lagi sebelum meminta satu hal. "Sayangnya Ayah, Ayah harus berbicara dengan Ibu Jin dulu, ya. Pergilah ke kamarmu dan tunggu Ayah dan Ibu Jin datang, mengerti?" 

Jinhee benar-benar anak patuh, bahkan tanpa sanggahan berarti, ia mengangguk dengan senyum lembut. "Baik, Ayah. Aku akan menunggu Ayah dan Ibu Jin di kamar untuk membuka hadiah bersama."

Dan setelah itu Jinhee berlari kecil menuju kamarnya, kali ini tak ada hukuman karena sepertinya Ryujin akan mengatakan hal yang penting padanya. Beomgyu hanya menebaknya saja.

Dan beberapa saat kepergian Jinhee, Beomgyu terus terang bertanya pada istrinya, "tentang apa, sih?" 

"Kemarilah." Ajak Ryujin dengan menarik tangan Beomgyu menuju meja makan. Mereka duduk berhadap-hadapan dengan wajah serius. Beomgyu juga sudah siap mendengarkannya dengan seksama.

"Emm, sebelumnya aku minta maaf, karena ini sedikit membuka luka lama. Baik kau atau keluargamu."

"Tadi, sewaktu kita di Disneyland, kak Yeonjun bercerita padaku. Dia sempat tertidur di samping Jinhee saat sedang menunggu kita datang. Dia bilang dia bermimpi ke masa lalu dengan jalan cerita yang sama persis dengan aslinya. Bahkan kak Yeonjun juga bercerita bahwa Jinhee melihatnya sulit bernapas dan juga menangis saat tidur. Apa kau tahu, dia memimpikan apa?" 

YOUPHORIA [✔]Where stories live. Discover now