"Udahlah (namakamu) mending kita duduk diem. Kalau lo mau nikah sama iqbaal, tuh dipersilahkan maju itupun kalau lo gak ada malu. Lagipula yang nikah mereka bukan kita." Mendengar tepisan salsha, (namakamu) langsung terdiam. Benar juga. Ini kan pernikahan mereka kenapa jadi (namakamu) harus repot-repot ambil pusing?

Akhirnya syafa turun dan duduk di sebelah (namakamu). (namakamu) hanya menyergit bingung lagi melihat tingkah syafa.

"Fa, tuh disana, kok kesini? iqbaal udah nunggu lama tau gak. Sana." Syafa hanya menggeleng.

•(namakamu)'s Pov•

"Fa, tuh disana, kok kesini? iqbaal udah nunggu lama tau gak. Sana." Kataku pada syafa. Syafa hanya menggeleng. Kenapa nih anak? Mau iqbaal jemput? Mau bikin aku envy liat mereka mesra-mesraan di depanku? Jika ya ini sungguh tak lucu. Iqbaal menatap para tamu lalu berdiri dan mengambil mic.

"Selamat malam semua." Sapa iqbaal.

"Malam." Jawab semua para tamu undangan termasuk aku.

"Terima kasih atas waktunya. Baiklah hari ini saya akan menikah. Di dalam kartu undangan sudah tertera nama saya Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan dan Syafa Anugerah. Syafa ayo sini." Syafa langsung berdiri dengan senyum yang mengembang sempurna. Benar, dia mau iqbaal yang manggil dia. bikin envy aja.

"Ini adalah Syafa Anugerah. Saya sudah menganggapnya adik saya."

DEG..

Adik? Bagaimana bisa?! Bukankah..

"Saat saya di jepang, syafa yang menemani saya sebelum wanita itu datang. Walau disana saya lupa ingatan tapi saya masih ingat kalau syafa yang menemani saya." Kata iqbaal sambil melirik ke arahku.

"Maaf membohongi kalian semua. Saya tidak akan menikah dengan Syafa." Semua orang berbisik-bisik sambil menatap iqbaal dan syafa. Aku hanya terdiam membeku di posisiku. Jadi yang menikah dengan iqbaal siapa? Nafisah? Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam gedung ini. Semua orang menatap kebelakang. Ah yang benar saja! Itu nafisah!

"Maaf semua saya terlambat." Jadi yang akan menikah dengan iqbaal itu nafisah?! Kepalaku kembali pusing.

Terlihat nafisah berjalan ke arah iqbaal. Tidak! Dia berjalan ke arah kursi yang di duduki syafa tadi. Tepatnya disebelahku. Iqbaal tersenyum. Sial manis sekali.

"saya akan menikah dengan wanita yang membuat saya mengerti apa arti cinta sesungguhnya. Wanita yang selama ini saya sayangi. wanita yang selama ini saya cintai. Dia adalah..." Kata iqbaal pelan tapi ada ketegasan didalamnya. Dengan cepat iqbaal menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Menghilangkan rasa gugup mungkin? Kenapa kau mulai sok tahu sekarang (namakamu)?!

Iqbaal menatap nafisah lalu berhenti untuk menatapku. Dia tak mengalihkan pandangannya. Hei. Aku tahu aku cantik tapi apa perlu menatapku terus? Aku langsung menunduk. Menghindari tatapan iqbaal tentunya.

"Dia adalah... Wanita yang menjadi mantan dari adik saya, sahabat dari semua sahabat saya dan pemilik dari hati saya." Hatiku bergetar, darahku berdesir. Maksudnya...

"(namakamu)." Lanjut iqbaal dengan tegas. Aku menutup mulutku yang sudah terbuka lebar. Aku tak menyangka. Steffi dan salsha sudah mendorongku menuju ke arah iqbaal. Berdiri di tempat itu lebih baik.

"Aku gak ngerti." Sahutku dengan air mata yang mengalir. Apa maksud semua ini. Iqbaal berjalan ke arahku.

"Aku akan menikah sama kamu. Cuma sama kamu, bukan orang lain. Aku cuma cinta sama kamu, cuma sama kamu." Bisik iqbaal di telingaku mataku banjir oleh air.

"Kenapa kamu bohongi aku? Kenapa gak langsung ngomong aja?" Tanyaku dengan emosi di dalamnya.

"Because today is your birthday. And i want give you surprise." Bisik iqbaal lagi. Aku terperanjat. 10 februari? Yatuhan aku lupa. Bagaimana bisa aku lupa dengan tanggal lahirku sendiri? Ya ini hari ulang tahunku. Pantas saja tanggal itu tak asing.

Love LifeWhere stories live. Discover now