─ xxii: "SOLSTICE SIMULATION"

Start from the beginning
                                    

       "Lagi pula, kau ingin menjadi salah satu yang terbaik dengan caramu sendiri, dan kau tahu apa yang menurutku bisa membuatmu jauh lebih baik daripada Adam dan ayahmu?" Air muka Richard menunutut jawaban, maka Genevieve menarik lebih tinggi sudut bibirnya. "Saran. Tak ada yang salah dengan mendengarkan saran orang lain untuk menjadi lebih baik. Adam dan ayahmu terlalu keras kepala untuk menampung pendapat orang lain karena yang ada dalam otak mereka adalah dogma, tapi kau tak demikian. Kau tak takut mengakui bahwa kau salah dan mengoreksinya untuk menjadi dirimu yang lebih baik. Jadi ... setidaknya dengarkan nasihatku yang satu ini, bisakah?"

        Kekehan Richard adalah respons pertama kali yang diberikan sebelum anggukkan menyusul berkali-kali. Di balik punggung Genevieve pun, Lecta menyatukan gelengan bersama tawa sebelum Richard berkata, "Kutebak Ibu selalu berusaha memperbaiki kepribadian ayah, tapi dia terlalu keras kepala untuk mendengarkan saran orang lain. Jika kau tahu dia sangat keras kepala, seharusnya kau tak pernah menikahi pria sepertinya!"

       "Jika aku tak pernah berkata ya ketika dia berlutut di hadapanku saat itu, kau tak akan mengobrol denganku sekarang. Setidaknya, jika dia sudah menjadi seorang pria seperti dirinya sekarang, begitu pula Adam, aku ingin kau mewarisi cara berpikirku dan Lecta karena kehidupan tak ada di genggaman tangan seorang pria, melainkan hasil kerja keras kita berdua."

       Senyumannya bernada seketika. Bahkan rentetan gigi mengintip dari celah pasang kleinod bibir. "Tentu. Ibu tak perlu khawatir soal itu. Lagi pula, putramu seorang reformis dan seorang reformis membutuhkan kata-kata orang lain untuk diteriakkan sebab semua yang kita dengar adalah opini, bukan fakta dan semua yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran."

       "Mengutip Markus Aurelius, huh?" tutur Lecta cepat.

       "Ya, Markus Aurelius. Aku akan mengatakan hal seperti Markus Aurelius!" Sepasang tangan Richard menggapai angkasa sehingga Geneveive harus menepuk sepasang bahunya sebelum mendaratkan kecupan di salah satu pipi sang putra. Maka ia pun memrotes, "Aku sudah delapan belas tahun!"

       "Bahkan jika kau sudah lima puluh tahun, aku akan tetap memberikanmu kecupan perpisahan," sergah Genevieve dan Lecta menyembunyikan cekikikannya di balik telapak tangan. "Sebaiknya kau pergi sekarang jika tak ingin terlambat, Markus Aurelius. Buktikan bahwa kau brilian dengan caramu sendiri. Jika Adam bisa melakukannya, aku yakin kau juga bisa."

       Richard tak menyadari berapa banyak merah muda yang tumbuh dalam perut kemudian menggerogoti hati hingga sepasang tangannya melilit tubuh sang ibu dan ia kesulitan menurunkan tarikan sudut bibir, bahkan ketika berkata, "Terima kasih, Bu! Aku mencintaimu!" sebelum mendaratkan kecupan di pipi kanan ibunya dan berlari menuju mobil di seberang.

       Jikalau Archibald saat ini mengintip momen itu dari celah gorden jendela yang ditahan ujung jemari, mungkin dia menyadari sedikit hal soal apresiasi dan apa yang Richard cari darinya. Namun, pria itu tengah membakar kawah pipa rokok selagi membaca surat lama. Maka tatkala Lecta berlari menuruni tangga pelataran dan memanggil, "Markus Aurelius," pun, ia tak akan tahu.

       Sementara panggilan itu mencegah tubuh Richard ditenggelamkan pintu mobil, wanita yang baru saja mengeluarkan sesuatu dari saku rok, segera menjulurkan dua lembar kertas hitam putih berukur enam kali dua belas.

       Kertas itu terjepit sepasang jari Richard ketika Lecta berkata, "Sudah lama aku ingin memberikannya padamu, tapi tak pernah sempat. Beberapa bulan terakhir, aku menjadi sukarelawan di beberapa pos kesehatan dan kau kembali ke Eton. Namun, sekarang saat yang tepat untuk memberikannya padamu dan Adam. Maukah kau memberikan itu padanya?"

       "Tentu saja," Atensinya beralih dari sepasang foto hitam putih menuju netra Lecta, "tapi di mana fotomu dan Adam? Kau mengambil foto dengannya, bukan?"

The Theory of MetanoiaWhere stories live. Discover now