─ xi. "RETELL SNOWFLAKES MEMOIR BEFORE ENIGMA"

115 37 170
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

every paragraph in this chapter
is dedicated to the talented imurbabyyoda
and all of her work that hopefully
will return soon

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

THE THEORY OF METANOIA

CHAPTER ELEVEN • RETELL SNOWFLAKES MEMOIR BEFORE ENIGMA

I hope he can respect his own privacy because it's expensive.❞

       SEBELUM para wanita Angkatan Laut Inggris mencegat pesan-pesan Kriegsmarine lainnya hanya untuk memberi makan para pemecah kode dan otak cemerlang mereka, seorang pria sudah dulu melewati pintu ruang kerja yang menyerupai gerbong kereta api

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

       SEBELUM para wanita Angkatan Laut Inggris mencegat pesan-pesan Kriegsmarine lainnya hanya untuk memberi makan para pemecah kode dan otak cemerlang mereka, seorang pria sudah dulu melewati pintu ruang kerja yang menyerupai gerbong kereta api. Lampu gantung berbohlam satu pun, hampir mencium lantai apabila tangannya tak segera menggenggamnya manakala kepala ditundukkan tak tertantang untuk meluruskan tulang belakang.

       Tetaplah di sana, atensinya berdialog. Maka anggukan pelan dari si lampu gantung menjadi pertanda urungan rencana terjun bebas yang akan mengepulkan isi kepala sebelum bertemu si Enigma. Meski terlalu awal menjabat tangan mesin berjiwa pencabut nyawa yang sekeliling tubuhnya mendetakkan kedinginan, jemarinya segera menarik kertas dan pensil setelah jas terpaksa dieratkan untuk sesaat.

       Tangannya bergulat dengan suhu kasatmata manakala seruputan teh belum mampu dirasakan ujung lidah. Namun, di balik bergetarnya tangan itu diselimuti jas, pria lainnya yang baru saja menggantung syal di sudut ruangan segera menarik perhatiannya. Tak peduli jika kertas barulah dinodai huruf A, pensil terpaksa terbaring di sisinya.

       "Terlalu awal untuk memulai perang," tutur si pria di sepanjang langkah menuju meja kerja pribadi tepat di seberang Adam.

       Leher Adam pun terputar untuk menemukan wajahnya meskipun tangan belum berhenti menggerutu di balik jasnya—jemari menggelitik salah satu suspendernya. "Aku tak ingin membuang-buang waktu. Setiap malam aku kesulitan tidur."

       "Benarkah?" Alisnya terangkat untuk menyaksikan anggukan. "Bagaimana dengan libur akhir tahun? Kau habiskan bersama keluargamu atau membiarkan gigi-gigimu saling bertarung di bawah atap flatmu."

       Kekehan terlontar seketika. Meski bukan giginya yang bertarung saat ini, sang lawan bicara mampu menebak apa yang disembunyikan di balik jas dia. "Praduga kedua jawaban yang b-benar. Libur akhir tahun di tengah operasi?" Kini, giginya sungguh bertarung sehingga papila bergetar begitu pula suaranya. "Kurasa memprioritaskan anak-anak j-jauh lebih utama."

The Theory of MetanoiaWhere stories live. Discover now