─ iv: "IMPOSSIBLE DUTY FOR THIS YOUNG MAN"

214 48 222
                                    

THE THEORY OF METANOIA

CHAPTER FOUR • IMPOSSIBLE DUTY FOR THIS YOUNG MAN

I do against the nation's notion because I work for no man unless they accept my policy and condition.

       SUDAH LEBIH dari tiga kali kedua Wistletone muda itu diperingatkan soal makan siang yang bahkan sudah berlalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

       SUDAH LEBIH dari tiga kali kedua Wistletone muda itu diperingatkan soal makan siang yang bahkan sudah berlalu. Namun, mereka berakhir terbaring di atas ranjang untuk menatap langit-langit kamar si pemuda yang menampakkan beberapa ukiran cantik berwarna serupa dengan atapnya. Kaki pun dibiarkan bergelantung sebab kepala tak ditarik lebih tinggi, sementara sepasang sepatu tetap mencegah telapak kaki mereka menyentuh lantai secara langsung.

       Beberapa saat yang lalu adalah momen ujian pertama Adam tiba akibat singgungannya terhadap perang yang menurutnya berbeda dengan kebanyakan orang. Richard berulang kali berusaha membuat pria itu, setidaknya, memberikan satu petunjuk sebab hati sudah digelitik rasa ingin tahu yang berlebihan. Beruntung Adam berhasil mengalihkan pembicaraan menuju hal yang paling Richard takuti; perang. Oleh karena itu, untuk saat ini Richard bisa menghormati rahasia yang Adam sembunyikan meskipun tak menuntut kemungkinan dia akan mencari tahu lagi lain waktu.

       "Mari lupakan gagasanku tentang perang," ucap seorang pria yang telah melepaskan jas berwarna cokelatnya. "Sekarang tutup matamu dan bayangkan kau berdiri di atas Jembatan Menara lalu menyaksikan pesawat-pesawat Jerman berterbangan di atas kepala."

       Maka Richard membenarkan posisi punggungnya sebelum menuruti perintah pria itu. Begitu Adam menyaksikan pemuda itu menutup matanya, ia melanjutkan, "Lalu satu bom meluncur dari atas untuk menabrak jembatan sebelum meledakkannya. Apa yang akan kau lakukan?"

       Richard yang menutup mata tak segera menjawab manakala telinganya mendengar suara duar yang memekakkan telinga seolah hal itu nyata. Kemudian, tubuhnya terpental menuju sisi Thames yang jembatannya terbelah karena terjangan bom dari udara. Beberapa kepingan aspal beserta air mata Thames mengguyur tubuh layaknya hujan, tapi kepalanya justru terdongak untuk menyaksikan daratan bom lainnya.

       "Richard!" teriak Adam seketika sehingga pemuda itu membuka mata dalam keadaan terkejut. "Kau tak mendengarkan ucapanku?!"

       Ia menggeleng cepat begitu tubuhnya beralih untuk terduduk. "Aku membayangkan apa yang kau katakan. Oleh karena itu, aku tak menjawab ucapanmu!" Jawaban itu mendorong Adam untuk merotasikan netranya sekilas sementara Richard kembali memposisikan tubuhnya untuk berbaring.

       "Imajinasimu bekerja itu bagus, tapi bisakah kau jelaskan padaku apa yang kau lihat ketika matamu tertutup?" Untuk beberapa saat, Adam mampu menyaksikan ketakutan disembunyikan wajah Richard. "Akan kuusahakan," jawabnya mencoba menggeser ketakutannya dengan hal lain.

       "Baiklah, mulai dari awal." Namun, ucapan itu mendorong Richard untuk melambaikan tangan di udara. "Lanjutkan yang tadi saja!" Maka Adam pun mengangguk dan Richard kembali memblokir pandangannya.

The Theory of MetanoiaWhere stories live. Discover now