─ i: "INVISIBLE PRISONER"

247 53 165
                                    

THE THEORY OF METANOIA

CHAPTER ONE • INVISIBLE PRISONER

You need me more than I need you.

London, 1939

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

London, 1939

⠀  ⠀TIK, TIK, TIK. Jam terus berdetik bak bom waktu yang siap meledak apabila saatnya tiba. Pada suara tik pertama yang dihasilkan dari tabuhan jarum jam di arlojinya, tiga orang pria baru saja tertembak dan mati seketika. Kemudian, di suara tik kedua, lebih dari selusin warga sipil tercekik lehernya akibat hirupan gas beracun yang telah melayangkan nyawa. Selanjutnya, untuk suara tik ketiga, pasokan pangan di balik sebuah konvoi baru saja diserang U-Boot yang berhasil membangunkan amarah laut untuk menelan semua bahan pangan, sehingga kurang lebih ratusan orang akan kelaparan dan mati kemudian.

       Seharusnya tak ada tik lainnya yang dibuang begitu saja, mengingat setiap detik akan mengubah cara kerja dunia. Namun, pergulatan dengan waktu selalu sia-sia jika mencoba melontarkan hardikan. Sedangkan setiap tik yang terbuang itu, telah mendorong berlusin-lusin pesawat Jerman menuju hampir ke seluruh belahan Eropa sehingga sinar sang surya pun tak mampu mengalahkan keserakahan manusia.

       Pria yang kini mencoba membenarkan posisi duduknya sadar akan dampak dari tik yang diabaikan, tetapi tak ada hal lain yang bisa dilakukannya selain duduk di atas kursi bersama sebuah buku kriptografi. Kode, sandi, dan numerik adalah penyebab dirinya akan menyelamatkan setiap tik yang terlanjur disia-siakan. Namu, kode, sandi, dan numerik pula penyebab dirinya dihadapkan dengan seorang Neville Chamberlain yang memiliki hukuman mati untuk diputuskan.

       Di dalam ruangan berarsitektur Victorian kental, memang dirinya tak tampak seperti seorang kriminal yang akan kehilangan nyawa dalam hitungan detik saja. Namun, pria di hadapannya yang kini saling menautkan jari sudah menyimpan hukuman itu di dalam kepala. Ia hanya harus menunggu alur dari percakapan yang akan dimulai, sebelum memutuskan hukuman mati itu akan dijatuhkan pada si kriminal bertampang aristokrat yang berpendidikan atau justru mengurungkannya.

       "Jadi, Tuan Wistletone ...?"

       "Adam Wistletone," jawabnya dalam anggukan. Air muka tak panik sama sekali. Justru ketenangan yang ditunjukkan membuat Neville Chamberlain—Perdana Menteri Britania Raya—tak merasakan sensasi mengobrol dengan seorang kriminal.

       Pria itu mengangguk sekilas. "Tuan Wistletone, bagaimana Anda bisa mengetahui soal rahasia negara?" Sungguh Adam ingin menarik sepasang sudut bibirnya merasa bangga, beruntung ia bisa mencegah hal itu untuk terjadi. "Kami belum pernah membicarakan ini kepada siapa pun. Bahkan sedang bergerak untuk proses perekrutan."

The Theory of MetanoiaWhere stories live. Discover now