─ xix: "A PRESENT FROM ABWEHR"

139 31 176
                                    

THE THEORY OF METANOIA

CHAPTER NINETEEN • A PRESENT FROM ABWEHR

Let's begin the war.❞

        KATA ditumpahkan bibir pena demi menodai belasan catatan di tembok yang mulai sesak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

        KATA ditumpahkan bibir pena demi menodai belasan catatan di tembok yang mulai sesak. Ramainya prasangka yang terlekat pada enkripsi Jerman melatarbelakangi beberapa pemecah kode tak hanya menjelajahi semesta perhitungan, tetapi juga segala hal terkait indeks rinci pembukaan pesan enkripsi. Sebab mereka belum memiliki petunjuk crib yang berpotensi, beberapa hal cukup sulit disimpulkan terlebih di hadapan lingkaran huruf Bombe dalam proses penciptaan. Lantas pembagian shift menjadi wacana meski empat pria di bawah atmosfer yang sama.

       Fakta-fakta tersebut menghantui—bergelantung di setiap helai rambut yang baru saja disapu telapak tangan begitu pena usai dijabat. Sementara torehan tinta yang saling bergandeng tangan, menantang sepasang netra Alan ketika ia mengembuskan napas. Di saat yang bersamaan, tepukan mendarat di bahunya. Mendorong leher menatap sumber kejutan.

       Pria yang mengangkat tangan kiri itu mengatupkan bibir. Telunjuk lainnya menyapa arloji di pergelangan tangan. "Ini waktunya makan siang. Sudah kukerjakan beberapa pesan pagi ini dan aku akan kembali untuk mengerjakan Bombe nanti. Tim dua orang. Aku dan Adam akan pergi makan siang bersama."

       "Tentu," jawab Alan cepat disertai anggukkan. Tanpa patah kata lain, Hugh meninggalkan senyuman sebelum diekori Adam menuju ruang pelarian.

       Tak banyak yang dibicarakan di sepanjang jalan itu. Hanya beberapa topik seperti, "Alan tampak bersahabat hari ini. Maksudku, terkadang dia bertingkah berlebihan hanya untuk mengatur jam makan siang," yang terlontar dari bibir Adam.

       "Kau bisa lihat gesturnya," tangan Hugh mengubrak-abrik udara bak menilai hal yang ia singgung; gestur Alan, "menunjukkan kegusaran. Kurasa kabar Bombe yang sedang diciptakan tak mampu menghiburnya. Ditambah pagi tadi Gordon memberitahu Alan soal pertemuan di PC Bruno. Tampaknya mereka akan meminta kontribusi mata-mata Prancis yang ada di Jerman lagi."

       "Mata-mata Prancis?" tanya Adam.

       Hugh mengangguk cepat. Atensi yang sempat menyapa taman di sepanjang Hut segera bergelantung di mimik Adam. "Orang yang pernah membantu Polandia memecahkan Enigma. Dia membuat dirinya tersedia lagi untuk Polandia, Prancis dan Inggris. Bahkan Gordon berkata mereka sudah mengamankan saluran komunikasi melalui telegraf di PC Bruno. Bisa kau bayangkan bahwa pekerjaan yang kita kerjakan melalui tinta dan kertas menyeret banyak orang di dalamnya. Itu membuat tanggung jawabmu tampak lebih besar sebab terlalu banyak orang yang tak ingin kau kecewakan."

       Tak ada respons dari Adam pasca kalimat itu. Setiap kata yang terlanjur Hugh katakan mendatangkan mimpi buruk meski ia tak menutup mata—meski surya mengawasi dari atas kepala. Terkadang gambaran paling buruk di balik kata kekalahan membuat Adam tak lagi mengakui adanya siang dan malam. Sebab ia bisa terlelap dalam mimpi di bawah sinar mentari, maupun memeras isi kepala ditemani indurasmi.

The Theory of MetanoiaWhere stories live. Discover now