29 - V E I N T I N U E V E

Start from the beginning
                                    

Jaemin termenung, apa yang dikatakan Haechan benar adanya, jika posisi Mark bisa dalam bahaya jika lelaki itu terus mendesak Jeno dan mengajaknya kembali pada keluarga Jung. "Aku sudah menyuruh Mark untuk diam selama beberapa waktu terlebih dahulu, karena situasinya sendiri pun sangat tidak aman. Tapi dia terus bersikeras untuk mengajak Jeno pergi." Lanjut Haechan lesu.

"Apa kau bisa menghubunginya? Aku akan bicara padanya." Haechan menggeleng singkat menanggapi pertanyaan Jaemin barusan, "tidak, aku bahkan tidak bisa menghubunginya selain kita yang bertemu diam-diam di sekolah. Lagipula sangat beresiko jika Mark ketahuan sedang menelfonmu."

"Kau benar juga," cicit Jaemin pelan. "Bagaimana jika kita menyuruh Mark pergi dari sana? Ayahku dan keluarga Jung pasti bisa melindunginya. Aku yakin."

Lagi-lagi Haechan menggeleng, ia menghela nafasnya kasar dan meletakkan mangkuk berisikan bubur yang sudah tinggal setengah itu ke nakas. Dapat Jaemin lihat betapa frustasinya sahabatnya itu, "iya, ayahmu dan keluarga Jung pasti akan melindungi Mark. Tapi, Na, lelaki bodoh itu tidak ingin meninggalkan Jeno sendirian."

Jaemin meringis melihat sahabatnya itu yang mengusap helaian rambutnya kasar, "aku sangat kesal! Kenapa dia tidak mengkhawatirkan dirinya terlebih dulu? Bukan berarti aku menyuruhnya untuk tidak memikirkan atau membantu Jeno. Tapi kau tau sendiri, Na, Jeno sangat keras kepala. Awalnya aku memakluminya karena memang situasi itu sangat membingungkan bagi Jeno. Sekarang tidak lagi, Jeno tidak peduli padamu atau keluarga Jung yang sudah merawatnya selama ini. Dia hanya termakan dendam dan hasutan dari tua bangka sialan itu!"

Jaemin jadi teringat dengan perkataan Jeno. Pikirannya menerawang kejadian pagi tadi, disaat ia dan Jeno masih berada di kamar hotel yang penuh dengan aroma feromonnya yang bercampur dengan Musk milik sang Alpha. Obsidian kelam Jeno kembali, menatap lekat manik karamelnya. Wajahnya tanpa ekspresi, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun jauh didalam sana, ada sepercik rasa hangat dan tatapan penuh kekhawatiran yang dilayangkan Jeno untuknya.

"Aku tidak peduli jika kau membenciku setelah ini. Aku hanya ingin membalaskan dendamku terlebih dahulu. Dan aku yang akan menanggung semuanya seorang diri."

"Kenapa kakek tidak bilang padaku jika Jaemin adalah Queen Omega?" Tuan Lee yang sedang menyantap sarapannya pun terhenti begitu mendengar pertanyaan dari cucunya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa kakek tidak bilang padaku jika Jaemin adalah Queen Omega?" Tuan Lee yang sedang menyantap sarapannya pun terhenti begitu mendengar pertanyaan dari cucunya itu.

Mark yang ada disanapun hanya terdiam ketika kakeknya itu melirik kearahnya, ia berusaha fokus pada makanannya dan berpura-pura tidak tau apa-apa. Mungkin benar apa yang dikatakan Haechan, lebih baik dirinya diam dan mengamati terlebih dahulu. Dan jika ia menemukan informasi baru, dia akan melaporkannya pada keluarga Jung melalui Haechan.

"Ah, soal itu. Kakek pun juga baru tau setelah Choi melapor pada kakek dua hari setelah segel mu dibuka. Mereka benar-benar menyembunyikan semuanya dari semua orang." Ujar tuan Choi. Jeno mulai memusatkan atensinya pada sang kakek.

Ia tertawa sinis, "hahaha ternyata ada banyak sekali kebohongan yang dirahasiakan oleh keluarga itu. Mau seberapa banyak mereka memanfaatkanku?" Mendengar perkataan Jeno, Mark hendak membuka suara untuk menyela sepupunya itu sebelum tuan Lee menatapnya penuh arti yang membuatnya bungkam.

Sial, Mark tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. Jeno sangat keras kepala, dia terlalu percaya dengan kebohongan dari kakeknya. Lagi-lagi apa yang dikatakan Haechan padanya itu benar, posisinya sekarang berada dalam bahaya. Mengetahui apa yang kakeknya itu lakukan pada Lucas dulu membuat ia sedikit takut.

Tapi, dia adalah cucunya, bukan? Putra semata wayang dari mendiang anak sulungnya. Jadi tidak mungkin kakeknya akan menyakiti dirinya, keluarganya. Namun tetap saja, Mark merasa takut.

"Tapi aku tidak mengerti, kenapa mereka harus repot-repot menutupi identitas Jaemin?" Jeno bertanya, tuan Lee bergumam kecil, "itu karena, jika kalian berdua bersatu, kau akan menjadi sangat kuat. Mereka ingin memanfaatkan kekuatanmu. Itu sebabnya keluarga Jaemin dan Jung menyegel kekuatan kalian. Orang yang membuka segel mu saat itu memberitahu kakek, jika segel kalian terhubung. Artinya, apabila segelmu dibuka, segel milik Jaemin pun akan terbuka pula." Ujar kakeknya panjang lebar.

Mendengarnya, Mark mencengkeram sendok ditangannya kuat. Padahal yang jelas-jelas memanfaatkan Jeno adalah kakeknya sendiri.

Jeno mengangguk paham tanpa memberikan respon sedikitpun.

"Jika kau ingin menjadi lebih kuat lagi untuk membalaskan dendam mu, kau harus membuat Jaemin berada disisimu. Apa kau sudah menandai Jaemin lagi?"

Sebelah alis sang Elder itu terangkat, menatap kakeknya tidak mengerti. "Sudah, aku sudah menandainya sebagai mate ku dulu."

Tuan Lee tersenyum kecil, "itu saat segel kalian masih terkunci, disaat kau hanya menandai Omega mu. Tapi, sisi Elder mu juga harus mengklaim sang Queen Omega agar kekuatanmu semakin bertambah kuat."

Jeno terdiam sejenak, dirinya tidak tau jika rupanya ia harus kembali menandai Jaemin lagi. Namun sepasang mata tajam itu memicing kearah sang kakek yang melanjutkan acara sarapan paginya.

Menandai Jaemin, lagi?

Jadi, kakeknya tau perihal ia dan Jaemin kemarin?

"Cepat selesaikan sarapan kalian," tuan Lee meletakkan sendok dan garpunya setelah menghabiskan makanannya, "Jeno, setelah ini ikut kakek ke kantor. Ada yang ingin kakek bicarakan."

"Baik, kakek. Aku akan bersiap." Tanpa menghabiskan makanannya, Jeno beranjak dari meja makan kemudian berjalan keluar dari ruang makan dan menuju kamarnya.

"Mark," Mark hampir menjatuhkan sendok ditangannya saat kakeknya itu memanggil. "Y-ya kakek?"

"Kau masih ingin membalaskan dendam mu, kan?" Tanya tuan Lee. Kening lelaki itu mengernyit dan kemudian ia mengangguk kaku.

"Jika kau masih ingin, percayalah pada kakek dan berhenti mengatakan hal omong kosong kepada Jeno. Kita membutuhkan Jeno untuk membalaskan dendam orang tuamu, dan kedua putraku."

Mark terdiam, lidahnya terasa kelu walau hanya untuk merespon perkataan kakeknya dengan sebuah gumaman. Ia merasa semua ini tidak benar, tapi ia harus menahan diri kali ini. Maka ia mengangguk sekali dan menjawab, "baik kakek."

.
.
.
.
.
Tbc.

Kependekan ya? Huhuhu ngebut banget ini up nya :'D

Sorry kalo ada typo atau salah kata ya:D

Dan sekedar informasi, kemarin aku ada kesalahan soal feromon Jaemin yang masih kecium Alpha lain padahal kan dia udah jadi mate nya Jeno. Tapi gapapa, kujadiin bahan cerita aja wkwk. Jadi Jeno harus nandain Jaemin lagi biar dia bisa jadi makin kuaatttt

And guess who's crying? Ya, that's me. Dari kemarin mabok Lee Jeno T___T
Bangga banget sama Jeno pokoknya huhu

Don't forget to vote, comment and follow me ya<3

Nerd Alpha | NOMIN Where stories live. Discover now