19 -D I E C I N U E V E

22.1K 3.1K 980
                                    

Jeno memainkan ponselnya sembari bersandar pada pintu mobil selagi menunggu Jaemin yang sedang menyelesaikan 'urusannya'. Kekasihnya itu selalu berkata jika ia memiliki urusan lain sebelum pulang, seperti harus menemui guru, pergi ke klub, atau merapikan barangnya di loker.

Padahal Jeno tau betul jika Jaemin hampir setiap hari membersihkan lokernya dari sampah-sampah yang memenuhi lokernya. Jeno sudah berniat ingin membantunya, tapi mate nya itu selalu menolak dan menyuruhnya untuk menunggu di mobil.

Dan yang membuatnya heran adalah, Jeno sudah mengganti gembok dan kunci loker Jaemin, tapi sampah-sampah itu masih saja memenuhi loker kekasihnya.

Ia pun sudah memberi peringatan kepada siapapun yang memasukkan sampah ke dalam loker Jaemin atau mengganggu lelaki manis itu, maka ia akan berurusan dengannya. Tapi, lagi-lagi Jaemin terus mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari murid-murid disekolahnya.

"Permisi." Jeno hampir menjatuhkan ponselnya saat tiba-tiba suara berat menginterupsinya.

Melihat Jeno yang terkejut seperti itupun membuat seorang pria tua yang baru saja menyapanya terkekeh pelan, "tidak usah terkejut seperti itu."

"Ah, maaf." Jeno mengusap tengkuknya beberapa kali. Pria tua itu mengangkat sebelah tangannya ke udara. "Hahaha, tidak masalah."

"Eum, itu, ada yang bisa saya bantu? Apa anda ingin menjemput putra anda? Karena..." Jeno menengok gedung sekolahnya yang sudah sepi, "seluruh siswa sudah pulang sejak 10 menit yang lalu. Hanya ada beberapa siswa yang mengikuti ekskul yang masih berada di sekolah." Celoteh Jeno dengan sedikit canggung.

"Tidak, tidak. Aku tidak sedang menjemput puteraku. Tapi aku ingin menemuimu."

Sepasang mata sipit Jeno membola mendengarnya, lantas ia menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bingung, "eh? Ingin menemui saya?"

Pria tua itu mengangguk sekali kemudian melepas topinya, "perkenalkan, aku Lee Gyeungyoung. Kakekmu."

Jeno melongo, kakek? Sejak kapan ia memiliki kakek?

"Kakek? Saya tidak memiliki kakek. Mendiang orang tuaku bilang kakek ku sudah meninggal karena sakit saat aku masih bayi." Kini Jeno menyipitkan matanya, ia mulai bersikap defensif kepada pria asing itu. Siapa tau ternyata dia adalah penculik atau ingin merampoknya dengan menyamar sebagai kakeknya.

Tuan Lee pun terbahak mendengarnya, "astaga, tidak ku sangka orang tuamu sangat membenciku hingga mengatakan padamu bahwa aku sudah mati?"

"Apa maksud anda, tuan?"

"Ayahmu, Lee Donghae dan ibumu Tiffany Hwang. Mereka sangat membenciku karena kesalahpahaman kita dulu." Mata Jeno semakin memicing, apa pria tua didepannya ini seorang penculik yang sudah mencari tahu tentang keluarganya? Jika dugaannya benar, maka orang ini berbahaya.

"Bagaimana kau bisa mengetahui nama orang tuaku, tuan.. Lee? Aku bahkan tidak mengenalmu!" Tukas Jeno yang hampir menanggalkan sopan santunnya saat sedang berbicara dengan pria tua didepannya.

"Kau memang tidak mengenalku karena kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Aku hanya melihatmu sekali saat kau lahir, dan dari situ aku sadar. Jika kau sangat spesial."

"Apa maksudmu dengan spesial?" Oke, sekarang Jeno mulai takut.

"Kau adalah Elder, Jeno. Orangtuamu, keluarga Jung, bahkan keluarga dari kekasihmu, Na Jaemin. Selama ini menyembunyikan identitasmu untuk kepentingan mereka. Pil ungu yang kau konsumsi selama ini adalah scent blocker untuk menutupi feromon mu agar aura Eldermu tidak tercium oleh siapapun."

Jeno mengerutkan keningnya dalam, lalu seketika ucapan Renjun tempo hari terngiang dibenaknya,

"Lee Jeno, tolong setelah ini jangan percaya kepada orang lain dan percayalah kepada orang-orang disekitarmu."

Nerd Alpha | NOMIN Where stories live. Discover now