14 -C A T O R C E

31.6K 4.1K 657
                                    

Malam itu Jeno dan Jaemin benar-benar pergi ke mansion keluarga Jung setelah menghabiskan sesi panas siang tadi. Dengan menggunakan hoodie kebesaran milik Jeno; untuk menutupi bekas kissmark Jeno yang ditinggalkan lelaki itu dilehernya, Jaemin terlihat seperti anak kecil yang tenggelam dibalik hoodie abu-abu milik Jeno.

"Ayo masuk." Jeno menarik pelan lengan Jaemin agar mengikutinya masuk ke dalam kediaman keluara Jung itu. Jaemin menggenggam erat tangan Jeno ketika keduanya memasuki mansion mewah tersebut. "Selamat malam, tuan muda." Sapa seorang pelayan yang melihat kedatangan Jeno dan Jaemin.

"Malam bibi, dimana kak Jaehyun?"

"Tuan Jaehyun ada dikamarnya, tuan." Jeno mengangguk sekali kemudian segera menarik lembut tangan Jaemin dan mengajaknya untuk menuju kamar Jaehyun setelah mengucapkan terimakasih kepada pelayan itu.

Keduanya berjalan beriringan menaiki tangga hingga tidak terasa keduanya sudah tiba disebuah pintu kayu besar berplitur coklat mengkilat.

Jeno mengetuk pintu itu beberapa kali sebelum memutar knop dan membuka pintunya perlahan.

"Hai, kak Taeyong." Sapa Jeno ketika melihat sosok Taeyong yang bersandar pada punggung ranjang dengan Jaehyun yang duduk disamping suami cantiknya, serta Tuan dan Nyonya Jung yang berdiri di sisi ranjang.

"Hanya menyapa Taeyong saja?" Celetuk tuan Jung. "Hehe, halo paman, bibi, dan kak Jaehyun." Sapa Jeno polos.

Melihat anggota keluarga Jung berkumpul dalam satu ruangan membuat Jaemin menciut. Perlahan ia beringsut dibelakang punggung tegap kekasihnya tanpa sadar.

"Oh, Jeno. Maaf aku tidak memberitahumu jika aku akan membawa Taeyong kemari." Ujar Jaehyun.

Jeno tersenyum kecil, "bukan masalah kak."

"Na Jaemin, benar?" Celetuk tuan Jung tiba-tiba membuat sang pemilik nama berjingkat kecil. "Hahaha kenapa terkejut seperti itu, kau sudah besar ya. Sangat tampan." Puji tuan Jung.

Nyonya Jung menepuk pundak suaminya pelan, "daripada tampan, Jaemin sangat manis. Jauh lebih manis daripada saat ia masih kecil." Tambah wanita cantik itu disertai senyum hangat yang semakin menambah kecantikannya.

"Saat Jaemin masih kecil? Bibi pernah bertemu Jaemin sebelumnya?" Tanya Jeno pada akhirnya. Jaemin melirik kearah kekasihnya yang juga terlihat penasaran sepertinya.

Nyonya Jung mengangguk sekali, "benar, itu 12 tahun yang lalu. Kalian sempat bertemu dan bermain bersama saat itu. Kalian tidak ingat?"

Kening Jeno mengkerut dalam, berusaha mengingat kenangan masa kecilnya di dasar ingatannya. Begitupula Jaemin yang juga mencoba untuk mengingat, namun kosong. Mereka berdua tidak mengingat apapun.

"Wajar kalian lupa, itu sudah 12 tahun yang lalu dan saat kalian bertemu pun juga hanya sebentar." Sahut Tuan Jung pada akhirnya. "Kemarilah, tidak perlu sungkan. Anggap kami seperti keluargamu sendiri ya, Na Jaemin."

Dalam hati Jaemin bertanya-tanya. Apakah sebenarnya Jeno benar seorang Elder seperti apa yang Mark katakan? Lalu kekasihnya itu tanpa sengaja mengikatnya menjadi matenya? Tapi jika benar begitu.. bagaimana jika suatu saat Queen Omega muncul diantara mereka?

Akankah Jeno tetap bersamanya karena mereka sudah melakukan mating atau... Jeno meninggalkannya dan memilih bersama takdirnya?

Jaemin tanpa sadar menggeleng keras; berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran buruk yang hinggap dikepalanya.

"Kau kenapa?" Jaemin sontak berhenti menggelengkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan kekasihnya barusan, ia melukis senyum simpul, "tidak, tidak apa-apa."

Nerd Alpha | NOMIN Where stories live. Discover now