BAB 27. TENTANG DIA YANG MEMILIKI TEMPAT DI HATI UTARA

Start from the beginning
                                    

Dan satu hal yang langsung membuat cowok itu merasa sesak dan kemudian langsung mengepalkan tangannya dengan kuat adalah fakta yang baru saja dia temukan.

Yaitu, tentang keadaan Lili setelah Utara keluar dari rumahnya 5 tahun silam.

Cowok itu kemudian mengeluarkan ponselnya untuk langsung menghubungi Black.

Tuan muda ada ap—

“Tolong cari tau semua tentang Kakak semenjak saya keluar dari mansion!” Utara memotong dengan cepat.

Y-ya?—

“Cek juga semua cctv di mansion utama dan apartement Kakak secara sembunyi-sembunyi,” desak Utara pada Black.

“Kalau kamu nemuin bukti kakak dapet perlakuan tidak menyenangkan dari papa, langsung laporkan ke saya!”

Tut!

Panggilan langsung di putus oleh Utara.

Cowok itu menghembuskan napas beratnya lalu menendang tong sampah di bawah kakinya dengan kasar.

“Berengsek!” umpatnya tak tenang.

Triiingg

Ponsel Utara tiba-tiba saja berdering, dan langsung menampilkan nama kakaknya di layar tersebut. Benar-benar muncul di waktu yang tepat.

Utara meremas ponselnya dengan kuat kemudian menarik napasnya, lalu menghembuskannya perlahan.

“Hallo.” Utara berusaha meredakan emosinya.

Iya hallo,” sapa Lili.

Uta maaf kakak sibuk ngerjain tugas kuliah selama beberapa hari ini,” kata Lili. “Ada apa, dek?” tanyanya lembut.

Utara merasa kakaknya sedang berbohong sekarang.

“Di mana?” tanya Utara langsung.

Lili diam sejenak. Kemudian..

Kakak di apartemen, kenapa?

Ya. Lili berbohong!

Utara meneguk ludahnya, kemudian bertanya pada kakaknya lagi. “Are you okey?” tanya Utara pelan sambil menatap diary milik kakaknya.

Lili diam lagi untuk beberapa saat. Kemudian perempuan itu tertawa pelan.

Tentu. I’am fine, kenapa emangnya, dek?” tanya Lili di seberang sana.

Bohong. Kakak bohong. Utara menunduk.

Kalau kamu gimana, Uta? Lancar sekolahnya? Black selalu ada di sisi kamu, kan?” tanya Lili beruntun pada Utara.

Utara hanya berdehem sebagai jawabannya.

Belajar yang bener ya. Kamu udah kelas 12, jadi jangan bandel,” pesan Lili. “Kalau kamu butuh apa-apa bilang sama kakak. Kalau kamu kenapa-napa langsung laporan sama kakak. Kalau—”

“Utara bukan anak kecil, Kak,” potong Utara.

Kata siapa? Kamu masih kecil di mata kakak meski umur kita cuma beda 2 tahun,” saut Lili.

Pokoknya kalau ada yang jahatin kamu. Kamu harus bilang, ya. Biar kakak yang maju! Jangan sampe ada yang bikin adik kakak ini tergores sedikit pun. Kakak gak mau.

Suara Lili sudah gemetar sedari tadi. Dan Utara menyadari itu.

“Iya,” hanya itu jawaban Utara.

Bagus kakak seneng dengernya,” saut Lili lega.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now