BAB 15. RUMAH SAKIT

36.6K 7.7K 3.4K
                                    

04 JULI 2022

ASSALAMU’ALAIKUM TEMAN-TEMAN

BII DATANG NIH, SENANG? 🤸

ABSEN DULU SINI!👉

APA KABAR HARI INI?✨

JAM BERAPA KAMU BACA INI?

JANGAN LUPA VOTE DAN SELALU KASIH KOMEN YA HIHI

OKE, LET’S GO!

-HAPPY READING-

Sesak. Syaira meremas rok seragamnya. Tidak kuat melihat kondisi sang nenek yang ternyata sangat jauh dari kata baik.

Penyakit-penyakit yang di deritanya selama ini berkomplikasi menjadi penyakit yang lebih berbahaya, karena terlalu lama terabaikan. Sekarang Syaira jadi merasa sangat bersalah karena tidak tahu itu lebih awal.

“Ra.” Seseorang berjalan ke arah Syaira.

Syaira menoleh pada Gisa. Lalu membiarkan sahabatnya itu duduk di sampingnya. Di sebuah kursi panjang yang berada di ruang tunggu Unit Gawat Darurat.

Are you okey?” tanya Gisa meraih tangan Syaira.

Syaira menggeleng tanpa mengatakan apa-apa.

Gisa langsung memeluk tubuh Syaira. Menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu dengan lembut. “Gapapa Ra, gapapa. Nenek lo pasti bakal baik-baik aja,” kata Gisa.

Syaira mengangguk. Lalu mengaminkannya dalam hati.

“Jujur tadi gue kaget banget pas ngelihat nenek lo di sini.” Gisa melepas pelukannya menatap Syaira.

“Gue nyari lo, tapi lo gak ada. Cuma ada tetangga lo yang bawa nenek lo ke rumah sakit ini," ujar Gisa memberitahu.

“Gue mutusin buat ngehubungin lo. Tapi lo gak angkat telepon dari gue,” kata cewek itu. “Akhirnya—gue ngehubungin Ivan. Karena mungkin dia atau Utara tau lo di mana,” tambahnya.

“Lo pasti syok ya Ra, dapet kabar gak enak kaya gini?” tanya Gisa masih menepuk-nepuk Syaira.

Syaira mengangguk. Kemudian membalas genggaman tangan dari Gisa. “Makasih ya, Sa. Maaf juga kalau aku ngerepotin kamu,” kata Syaira.

Gisa langsung menggeleng. “Ngga ko. Gue cuma lagi kebetulan ada di sini aja,” ujar Gisa.

Syaira menatap mata Gisa yang juga ternyata terlihat sembab.

“Gimana keadaan mama kamu?” tanya Syaira, mengingat mamanya Gisa juga tengah sakit dan sedang di rawat di Rumah Sakit yang sama.

Gisa menggeleng. Seperti tidak ada kabar baik yang cewek itu ingin sampaikan padanya.

Kini Syaira yang membawa Gisa ke dalam pelukannya.

“Mama gue kena kanker usus Ra,”  kata Gisa.

“Sekarang kankernya udah naik jadi ke stadium 3,” tambahnya.

Syaira mengelus punggung Gisa dengan lembut. Cewek itu dapat merasakan tubuh sahabatnya ini kini bergetar menahan tangis.

“Katanya mama harus di operasi. Jadi do’ain ya, Ra. Semoga mama gue juga baik-baik aja,” kata Gisa.

Syaira mengangguk. “Pasti! Pasti dia baik-baik aja Sa,” kata Syaira dengan mata yang juga ikut berair.

Saat ini, bukan hanya dirinya yang sedang ada di masa sulit. Tapi sahabatnya juga. Oleh karena itu mereka harus saling menguatkan satu sama lain.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now