BAB 2. DIA LAGI

80.9K 12.3K 10.1K
                                    

19 FEBRUARI 2022

ANNYEONG, BII DATANG LAGI 🦋

APA KABAR KALIAN SEMUAAA??

APA KALIAN SENANG BII UPDATE HUHUHU

JAM BERAPA KAMU BACA INI?

JANGAN LUPA BERI VOTE DAN COMMENT YA TEMAN-TEMAN✅

-HAPPY READING-

Senin, 07 Januari. SMA Nobel.

Lima cowok dengan seragam putih abu-abu itu menatap pohon mangga yang tinggi menjulang di dekat lapangan parkir sekolahnya. Dahi dan leher mereka sedikit berkeringat dengan napas yang juga sedikit tak beraturan.

Mereka baru saja menyelesaikan hukumannya karena terlambat di hari pertama masuk sekolah semester genap setelah libur dua minggu kemarin.

"Setelah push-up dan la..ri 35 putaran kita har..us ngam..bil mangga?" tanya Jonny ngos-ngosan sambil sempoyongan seperti habis minum amer. Kepalanya tiba-tiba mendadak pusing.

Cowok dengan kalung salib yang berdiri di sebelah Jonny langsung mengangguk.

"Bu Jeha kayanya emang dendam sama kita deh, ini mah penyiksaan dengan dalih ngidam," kata cowok itu pasrah, Ivander Azel Aditya.

"Aing nyesel dua minggu teu olahraga pisan, aing capek, aing butuh di semangatin ayang," tambah Gian lesu, bahkan cowok tampan berkulit hitam manis itu sudah terkapar di atas rerumputan seraya memejamkan matanya.

Translate: Gue nyesel dua Minggu gak olahraga sama sekali. Gue capek, gue butuh di semangatin ayang.

Tidak ada satu pun dari mereka yang mulai memanjat pohon mangga yang terlihat rapuh dan bisa patah sewaktu-waktu mereka menginjak dahannya.

Dan masalah tersebar yang mereka hadapi sedari tadi adalah pohon ini sedang tidak berbuah! Benar kata Ivan, sepertinya wali kelasnya itu memang memiliki dendam kesumat karena anak muridnya lagi-lagi terus berulah.

Ravin, cowok yang memakai gelang hitam di tangan kanannya itu tiba-tiba menunjukkan tangannya ke atas.

"Tuh, paling atas," kata Ravin kalem.

Jonny dan Ivan mengikuti arah telunjuk Ravin. Ya benar, ada satu mangga. Tinggi sekali. Jadi mau tidak mau mereka harus tetap mengambilnya dengan cara memanjat jika ingin masuk ke kelas.

"Bilang aja busuk, hayu balik ah," ajak Jonny menyerah.

Plak.

"Gak boleh nipu, dosa," kata Ivan mengingatkan setelah menempeleng kepala Jonny.

"Ya terus, siapa yang mau naek?" tanya Jonny menggaruk keteknya yang tiba-tiba gatal di gigit semut rangrang.

"Yang badannya kecil," saran Ravin kini menunjuk seseorang.

Mendengar itu Jonny dan Ivan langsung sigap menarik tangan Gian yang masih terkapar di atas rumput.

"Malah molor si anying!" gerutu Jonny.

"Ha?" Gian tersentak dengan wajah polosnya. "Naon?"

Translate: Apa?

Setelah memaksa Gian untuk berdiri dengan paksa, Ivan langsung memijat bahu Gian keras-keras. "Naik Gi, badan lo paling kecil di antara kita. Di jamin kalau lo yang naik, aman!" kata Ivan meyakinkan.

Jonny mengangguk. "Bener, semut juga gak bakalan berani gigit lo! Secara muka lo udah sepet, mereka gak mungkin doyan!"

"Bengeut sia!" omel Gian pada teman-temannya.

UTARA: ES DAN BUNGA TERATAI [SUDAH TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat