21

8 9 0
                                    

'Kekuatan di atas keinginan'

________

Mata Cheara dan Delan saling beradu pandang, seperti ada percakapan yang terjadi dan itu hanya keduanya yang paham.

Sofa kecil itu hanya menampung empat orang, sehingga mau tidak mau ke empat lelaki itu sekarang duduk di atas karpet yang baru saja Cheara gelar. Salah mereka, bertamu malam-malam pake di kejar anjing pula lagi. Apabila Cheara ada di antara mereka saat di kejar-kejar Anjing pak Rt pasti ia akan tertawa terbahak-bahak seperti kejadian satu bulan yang lalu, di mana saat itu Riski dengan bodohnya menimpuk kepala anjing itu yang sedang tidur.

"Anjing nya lari kenceng banget anjirrr..." Teriak Kriss kala itu sambil terus berlari sambil sekali-sekali menengok ke arah belakang.

"Tolongin Oppa Bima ya allah" Bima saat itu hanya berlari Zig-zag seperti di kejar seekor babi saja.

Sedangkan Cheara hanya tertawa terbahak-bahak sambil berlari dengan tangan di tarik oleh Galang dan Vendi, dan Riski lari paling kencang di antara mereka.

"Loe sihh, ki!" Cheara mengeplak pelan bahu riski sambil menghirup pasukan udara, untung saja mereka sudah ada di halaman rumah kontrakan Cheara dan Anjing pak Rt saat itu tidak sampai mengejar ke arah sana.

"Tapi seru juga sih" Vendi angkat suara dengan punggung nyerande di tembok.

Tawa ke-enam nya pecah saat mengingat kelakuan Riski yang merugikan semua orang, dan harus mengeluarkan keringat di waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam kala itu.

Mata Cheara menatap kearah teman-temannya, seolah bertanya kenapa mau gangguin anjing pak Rt gak ajak gwe?

"Jadi?" Tanya Delan memecahkan suasana sehingga membuat Cheara memutuskan arah pandangannya pada teman-teman sengkleknya.

Cheara dapat melihat jelas lelaki di sampingnya tengah mengumpulkan keberanian sebelum menjelaskan keberadaan nya sejak dulu.

"Gak ada kopi apa?" Tanya Bima yang berhasil mendapatkan pelototan dari semua penghuni ruangan. "Ampun para hyung"

"Jadi apa hubungannya sama kelima teman Cheara ka?"

Pertanyaan Cheara didapati gelengan kuat oleh Abi, "Bukan mereka, tapi Galang" Mendengarnya membuat Cheara menatap horor ke arah Galang.

"Gwe selama ini nitipin loe ke galang, kalau misalnya gak ada orang yang bisa gwe percaya pasti gwe udah dari dulu nongholin hidung.... "

"Terus yang bayarin tunggakan sekolah gwe juga loe ka?" Tanya Cheara dan di jawab anggukan oleh Lelaki itu, mendengar pernyataan dari Abi membuat Cheara menghela nafas tenang. Ia pikir yang membayari adalah Rasya, ternyata Rasya sama sekali tidak ikut adil dalam permainan penulis.

"Gwe minta maaf banget sama loe dek, gwe ngaku salah sebagai kakak yang sama sekali tidak ada tanggung jawabnya. Gwe biarin loe kerja, biarin loe di hina, biarin loe menderita, dan sorry gwe udah bebanin Adi dan Dinda sama loe"

Cheara diam, delan sesekali melirik keadaan Cheara dan kelima temannya memilih menyimak.

"Dan gwe ngerasa tenang saat kehadiran Delan..." Delan yang merasa terpanggil namanya menegakan tubuhnya seolah memamerkan kepada teman-teman Cheara bahwa kehadiran nya berpengaruh terhadap hidup Cheara, sedangkan kelima teman Cheara hanya memutar matanya jengah merasa tidak suka dengan gaya Delan.

"Dan gwe ngerasa aman saat Cheara kerja karena gwe bisa pantau dia melalui Siva"

"Siva?" Tanya Cheara mengulang nama yang baru saja lelaki itu katakan.

BALANCE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang