Tuan Choi mengangguk kecil, "aku akan berpura-pura tidak mendengarmu kali ini. Asal kau diam dan tidak mengganggu saat ritual nanti." Setelah itu tuan Choi menepuk bahu Mark beberapa kali sebelum melenggang pergi meninggalkan Mark yang terpaku ditempatnya.
Dan Mark pun sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi ketika Jeno dibawa untuk menuju sebuah spot lingkaran yang terdapat gambar aneh di lantai semen itu. Orang-orang yang mulanya mengawalnya pun kini mulai mengaitkan rantai dileher dan tangannya ke sebuah pengait besi yang tertanam dilantai beton. Tak lupa juga mereka memasang rantai di kedua kaki Jeno dan mengaitkannya di pengait yang sama.
Setelahnya, orang-orang itu menjauh meninggalkan Jeno yang sedikit kebingungan dan mencoba untuk menggerakkan tangannya sesekali hingga menimbulkan suara gemerincing rantai yang membelenggunya.
Tak lama kemudian, beberapa orang dengan jubah merah yang membawa sebuah kitab dan botol berisi sesuatu seperti pasir hitam mendekat dan mengelilinginya. Jeno semakin dibuat kebingungan saat salah satu dari mereka mendekat dan berdiri didepannya.
Orang itu mulai membuka kitab lusuh yang dibawanya. Menaburkan botol berisikan pasir hitam ditangannya tepat didepannya hingga membuat Jeno terbatuk beberapa kali saat serbuk hitam itu tanpa sengaja masuk ke dalam mulutnya.
Yang kemudian disusul oleh orang-orang berjubah merah yang mengelilingi dirinya yang juga melakukan hal yang sama. Sebuah mantra mulai dirapalkan. Kalimat-kalimat aneh yang tidak pernah Jeno dengar sebelumnya. Terdengar menggema di tiap sudut ruangan besar itu.
Suara gemerincing rantai terdengar ketika Jeno kembali bergerak, melirik kearah tangannnya yang terbelenggu dengan rantai besar yang dikaitkan dengan besi di lantai beton tempatnya berpijak. Apakah harus sampai seperti ini hanya untuk membuka segelnya?
Apa ini keputusan yang benar?
Setelah segelnya terlepas, ia memiliki kekuatan yang sangat besar. Yang mampu untuk membalaskan kematian kedua orang tuanya. Untuk menghabisi orang yang telah menghancurkan keluarganya.
Iya, ini adalah keputusan yang benar. Jeno akan mendapatkan kekuatan yang seharusnya menjadi miliknya selama ini. Ia akan memanfaatkan kekuatannya dengan baik, untuk membalaskan dendam orang tuanya. Jadi, ia tidak akan menyesali keputusannya kali ini.
Lalu tiba-tiba ia merasakan sesuatu seperti tercabik di dalam dadanya. Jeno mengerang, tubuhnya membungkuk diatas lantai. Berteriak saat jantungnya terasa diremas hingga hancur. Rasanya begitu menyakitkan sampai Jeno merasa ingin mati.
Suara gemerincing rantai itu terdengar semakin nyaring ketika Jeno bergerak dengan brutal, menggeliat diatas lantai karena rasa sakit yang ia dapat. Ia mengais dadanya dan tanpa sadar menyakar dadanya sendiri, menggores kulitnya dengan kukunya yang runcing. Darah mulai merembes keluar dari goresan di dadanya, namun rasa sakit itu belum kunjung menghilang.
Rasa sakit itu malah semakin menjadi. Seolah jantungnya akan meledak sebentar lagi. Orang-orang berjubah merah itu terus merapalkan mantra untuk membuka segel sang Elder.
Tubuh Jeno seakan terbakar, obsidiannya menyala kekuningan, mengaum marah kepada sang pemimpin Sorcière yang terus merapalkan mantra padanya. Jeno menarik tangannya, berusaha melepaskan rantai yang membelenggu kedua tangannya. Dan berusaha menggapai sang pemimpin Sorcière agar diam dan berhenti mengucapkan mantra yang semakin menyakiti dirinya.
Sedangkan diwaktu yang sama namun ditempat berbeda, seorang lelaki manis berteriak kesakitan dilantai ruang keluarga dengan beberapa orang dewasa yang mengelilingi tubuhnya dengan panik.
"Jaemin, ada apa denganmu?" Yoona bahkan sudah menangis saat melihat kondisi putra bungsunya. Jaemin terus berteriak dan menangis seraya mencengkeram kuat dadanya yang terasa seperti tercabik-cabik. Rasanya sakit sekali hingga Jaemin merasa dirinya akan mati saat itu juga.
"Sayang, apa yang terjadi pada Jaemin?" Tanya Yoona pada suaminya yang berusaha menahan tubuh Jaemin dan menenangkan puteranya itu. "Aku juga tidak tahu," katanya. "Apa ini ada sangkut pautnya dengan Jeno?"
"A-ayah.. sakit ugh s-sekali.." Jaemin terus merintih kesakitan dengan suaranya yang serak. Tenggorokannya terasa sakit karena terus berteriak.
Kemudian Yunho menyadari sesuatu, bersamaan dengan manik karamel Jaemin yang mulai menyala biru dan feromon lavender dan pinus yang menguar kuat memenuhi tiap sudut ruang tengah kediaman keluarga Jung.
Yunho mundur selangkah, ternyata ia terlambat menyadari tentang apa yang terjadi. "Segelnya.. sudah dipatahkan."
Nafas Jaemin tersengal, rasa sakit yang menggerogoti dadanya pun berangsur menghilang. Namun manik biru yang berkilauan serta wangi feromonnya masih tercium dengan jelas.
Lantas Yunho membungkukkan sedikit tubuhnya, memberi hormat kepada putera bungsu dari sahabatnya, yang diikuti dengan seluruh orang yang ada disana. "Hormat kami padamu, Queen."
.
.
.
.
.
Tbc.
Hehehe, ada yang kangen? Maaf kalo sempet ngilang lama banget. Karena emang lagi struggle dan sempet kehilangan minat buat nulis. Jadi mutusin buat hiatus yang ternyata kebablas kelamaan:'D
Mau ucapin makasih banyak juga buat yang selalu dukung Nerd Alpha dan nungguin kelanjutan cerita ini. Terharu banget karena ternyata masih banyak yang nungguin huhu. Makasih banyak<3
BẠN ĐANG ĐỌC
Nerd Alpha | NOMIN
FanfictionBagi semua orang, Lee Jeno adalah seorang Alpha lemah dengan penampilan culun yang menjijikan. a nomin fanfiction. Jeno x Jaemin BxB Omegaverse. Homophobic? go away. Don't like, don't read. Rank: #3 omegaverse out of 1.2k stories [22042021] #1 jenoj...
25 - V E I N T I C I N C O
Bắt đầu từ đầu
