25 - V E I N T I C I N C O

ابدأ من البداية
                                        

Hyunjin mengusap belakang kepalanya dan mengangguk paham dengan omelan Eric barusan. Jaemin tersenyum tipis kemudian menanggapi, "benar yang dikatakan Eric. Kau hidup tanpa mengetahui apapun, dan akhirnya kau tahu jika selama ini kau telah dibohongi. Boom! Kau akan merasa sangat dihianati, apalagi jika itu adalah orang yang sangat kau percayai.

"Setuju," timpal Haechan, "Jeno jelas sangat mempercayai keluarga Jung yang sudah merawatnya selama ini. Dan pasti ia merasa dihianati sekali karena merasa jika selama ini keluarga Jung membohonginya." Tambahnya kemudian.

Jaemin tidak menanggapi, ia hanya diam mendengarkan tanggapan dari Haechan beserta kedua sahabat Jeno mengenai apa yang terjadi pada kekasihnya itu. Meskipun berat, apapun yang terjadi kedepannya, Jaemin akan berusaha untuk menerimanya.

Jeno berjalan mengikuti orang-orang suruhan kakeknya, ia menunduk menatap rantai besi yang melilit leher dan kedua tangannya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Jeno berjalan mengikuti orang-orang suruhan kakeknya, ia menunduk menatap rantai besi yang melilit leher dan kedua tangannya. Dalam hati ia bertanya-tanya, kenapa dirinya harus dirantai seperti ini? Kemudian obsidiannya mengedar ke sekitar, tidak menyangka ada ruangan seperti ini di rumah kakeknya. Sebuah lorong yang tersambung dari pintu yang berada di dekat dapur.

Setelah menyusuri lorong, mereka tiba disebuah ruangan yang sangat luas. Jeno membatin, apakah ini ruangan yang dimaksud Mark kala itu? Tempat dimana kakeknya mengurung dan memukuli Lucas?

"Jeno," merasa dipanggil, ia pun menoleh dan mendapati Mark yang menghampirinya dengan gusar. Lelaki Lee itupun menoleh kearah sang sepupu, "kenapa?"

"Benar kata ku, kan? Ini ruangan yang aku maksud." Bisik Mark tepat didepan telinganya. Jeno tidak menjawab, menatap sepupunya itu dengan tatapan rumit, "Mark, kenapa aku harus dirantai seperti ini?"

"Itu karena tidak menutup kemungkinan kau akan mengamuk saat segelmu berhasil dibuka." Mark berdeham pelan, "apa kau ragu? Belum terlambat untuk melarikan diri. Aku akan membantumu melepas rantai dari orang itu dan membawamu kabur dari sini."

Jeno tertawa remeh, "kau tidak akan bisa menghadapi orang sebanyak ini seorang diri, Mark."

"Aku memang tidak bisa, tapi kau bisa, Jeno. Kau bisa menumbangkan semua orang disini dengan kekuatanmu. Setelah itu aku yang akan membawamu kabur." Mark masih terus berusaha untuk meyakinkan Jeno.

Mendengarnya membuat Obsidian sang Elder itu bergetar sepersekian detik sebelum kembali memfokuskan pandangannya ke depan, menatap punggung orang-orang didepannya. "Tidak, Mark. Aku harus melakukan ini."

Mark mendesah frustasi, "tapi kenapa? Kau tidak percaya padaku, Jen? Kakek hanya memanfaatkanmu!" Bisik Mark dengan penuh penekanan.

Jeno membuang nafasnya perlahan dan terus berjalan mengikuti orang-orang yang membawanya, "kau tidak perlu tau, Mark." Mark mengacak rambutnya frustasi, kemudian ia tersentak ketika mendengar suara orang yang dikenalnya dari belakang, "sedang mencoba mengajak Jeno kabur, Mark?"

Mark menoleh, mendapati tuan Choi, tangan kanan kakeknya sedang berdiri di belakangnya. Mark menelan ludahnya kasar, "i-iya, karena aku tau kakek hanya ingin memanfaatkan kekuatan Jeno." Ucapnya berusaha memberanikan diri.

Nerd Alpha | NOMIN حيث تعيش القصص. اكتشف الآن