part 54 [EXTRA PART BONUS]

1K 46 6
                                    

Happy reading ❤

Pagi yang cerah kali ini, Rena disibukan oleh pekerjaannya menjadi seorang single parent.

Hari-hari ia lalu sendirian, bersama anak semata wayangnya.

Rendra Alvarez Robertson, bocah lelaki yang tampan nan rupawan. Dengan tingkahnya yang selalu membuat Rena memekik kesal.

Seperti pagi ini, keributan di rumah Rena. Teriakan Rena menggelegar membangunkan Rendra yang tak mau berangkat sekolah.

"Lendla ndak mau cekola, lala nya ndak mau temenan lagi hua.." tangisnya pecah, membuat Rena memijat pelipisnya pening.

Wanita yang berstatus single parent tersebut terlihat menghela nafasnya lelah. Mencoba bersabar, mengahadapi Rendra yang sedang dalam mood buruk.

"Ada apa Rena? Rendranya kok nangis?" celetuk mamanya, yang baru tiba. Wanita beruban tersebut masih terlihat cantik nan awet muda, meski usianya sudah memasuki kepala lima.

"Rendra gak mau berangkat mah, rara gak mau temenan lagi katanya.. Rena pusing mah." keluh Rena.

Mamanya tersenyum, mengelus bahu rena. "Yang sabar ya, kamu juga dulu gitu.. Yasudah biar mama yang bujuk, kamu lanjutin aja masaknya." titah mamanya.

Rena pun mengangguk, dan berlalu menuju dapur. Rena masih memakai celemek, sibuk dengan masakannya saat ini. Biarlah rendra mamanya yang menangani, Rena sudah Lelah.

Beruntungnya Rena, perempuan itu tak sendiri. Ada orang tuanya yang setia mendukung dan membantunya, tak lupa sang mertua yang kerap kali berkunjung dikarenakan rumah mereka bersebelahan.

Beberapa menit setelahnya, Rena pun menyajikan masakannya kali ini.

Saat sedang menata, Rena mendengar derap langkah kaki dari tangga. Diliriknya tangga, terlihat Rendra yang sudah rapi memakai seragam sekolahnya. Namun masih dengan wajah masamnya.

Sang mama Rena pun terlihat merangkul bahu cucu nya.

"Sarapan dulu Rendra sayang." ujar Rena, menarik kursi.

Rendra bergeming, bocah tersebut malah membuang arah pandangannya.

Rena menghela nafas, "Rendra, dengerin mama.. Rara bukan gak mau temenan lagi nak, Rara cuma gak suka Rendra yang ngatur-ngatur.. Lain kali kalau sama Rara, Rendra jangan ngatur-ngatur Rara nya ya sayang.." Rena membungkuk, mengelus lembut rambut rendra.

Berharap anaknya mengerti dirinya, "Tapi, lalanya centil mah.. Suka deket-deket cowo, lendla gak suka." jelasnya, bersidekap dada.

Rena menggaruk pipinya yang mendadak gatal, anak nya ini masih TK sudah pencemburu dan Posesive hadeuh.

"Astaga, Rara kan punya banyak temen.. Jadi rendra hak boleh larang-larang rara, kan haknya dia mau deket siapa aja. Kecuali kalau rendra dah jadi suami nya rara, baru gak boleh tuh." jelas Rena.

"Belalti halus nikah dulu sama lala ya mah? Besok lendla mau kelumah lala.. Minta lestu buat nikahin lala." mendengar celetukan rendra membuat rena mendelik kaget.

Siapa yang tak terkejut melihat bocah sekecil ini sudah berbicara layaknya orang dewasa, bahkan Rena pun dibuat cengo.

"Ya ampun Rendra! Bukan gitu loh sayang, masih kecil gak boleh nikah-nikahan." tegur Rena.

Rendra mengerjab polos, "Belalti kalau dah gede boleh dong mah?" ujarnya.

Rena menepuk dahinya, ini anaknya tertular siapa si. Padahal dirinya tidak pernah mengajarkan hal beginian.

"Udah lah, lupain. Sekarang makan sarapannya nanti telat loh." papar Rena.

"cucu omah makin pintar, tapi benerin dulu ngomong nya.. Masih cadel sok-sok an mau nikahin rara." gurau mama Rena yang kini duduk disebelah Rendra.

Arena Vs Andreas [TAMAT]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα