part 13

736 68 3
                                    

Happy reading ❤

Siang yang cerah dengan teriknya matahari yang begitu menyengat membuat siapa saja memilih meneduh, tapi tidak dengan Rena.

Gadis itu kini tengah dihukum dilapangan, dengan tangan yang menengadah hormat ke tiang bendera.

Wajahnya merah padam, dengan keringat yang bercucuran. Netranya mengerjab-ngerjab silau.

Dalam hati terus menggerutu. Gara-gara Andreas yang buru-buru menjemput Rena, Rena sampai lupa membawa buku tugas nya yang ia letakan di meja belajar.

Hingga kini Rena harus dihukum karna tidak mengerjakan tugas matematika, mana gurunya botak killer lagi, habis sudah nilainya..

"Huftt! Pusing bangett.. Eh kok tiba-tiba muter-muter gini kepala gue aduh!" Rena memegangi kepalanya, meringis kecil, pandangannya mendadak buram.

Tiba-tiba tubuhnya melayang dan ambruk ditanah lapangan, dan disusul suara teriakan heboh.

Suara teriakan itu yang terakhir kali Rena dengar sebelum kegelapan menyusulnya.

Rena terjatuh pingsan.

"KYAAA BESTIE GUEE! WOY CEPET TOLONGINN, KENAPA PADA DIEMM DAH!!" teriak Chika geram, yang langsung berlari keluar kelas dan berusaha membopong Rena.

"Minggir! Biar gue aja." celetuk seorang laki-laki dengan seragam basketnya, dia membopong Rena ala bridal style.

Membuat perempuan disana memekik tertahan, ada juga yang mengigit jarinya gemas melihat ke macho an dari laki-laki yang membopong Rena.

Dada bidangnya yang lebar dan tubuhnya yang atletis, serta kedua otot dilengannya yang besar membuat kaum hawaa memekik heboh. Ah, sangat pelukable sekali.

'Ck, alay'

Kini Rena sudah dipindahkan keranjang UKS, dengan Rena yang masih setia terpejam.

Chikaa yang duduk disebelah ranjang Rena, menangis.

"Huhu, lo kenapa pingsan he! Jangan mati duluan. Dosa lo masih banyak huaa! Gak rela gue." lebay Chika membuat laki-laki yang tadi membopong Rena memutar bola matanya malas.

"Ck, dia cuma pingsan. Gak usah lebay!" ketus lelaki tersebut kemudian berlalu pergi, namun Chika mencekalnya.

"Tunggu! Nama lo siapa?"

"Adrian."

"Anak kelas mana?"

"12 IPA 1."

"Kakak kelas gue berarti dong?"

Bukannya menjawab Adrian malah berlalu pergi, membuat Chika mendengus kesal karna merasa diabaikan.

"Cih, sok cool anjir!" umpat Chika, memandang punggung tegap yang perlahan hilang dibalik pintu.

"Siapa yang sok cool?" celetuk Rena yang baru terbangun dari pingsannya membuat Chika terkejut.

Dia lantas menoleh, mendapati Rena yang kini menatapnya dengan pandangan bingung.

"KYAAA! BESTAI GUE UDAH SADAR! Ada yang sakit gak?! Mana? Bilang ke gue!" cerocos Chika tanpa henti membuat Rena berdecak.

"Ck, bisa diem gak lo? Berisik! Kepala gue pusing nih dengernya." gerutu Rena memegangi kepalanya yang sedikit berdenyut, seketika itu Chika menjadi khawatir.

"Lo kenapa bisa pingsan?"

"Gue belum sarapan, si pakboy itu buru-buru banget berangkatnya, sampe gue lupa sarapan plus lupa bawa buku tugas. Jadilah dihukum!" papar Rena dengan kesal. Pagi tadi karena terburu-buru dia melupakan sarapannya.

Arena Vs Andreas [TAMAT]Where stories live. Discover now