Aim

862 98 7
                                    

Namjoon terus menatap kakaknya dengan galak, bisa-bisanya wanita itu masuk di tengah-tengah adegan penting. Sedang Seokjin terlihat salah tingkah menahan malu. Dipergoki dengan kondisi seperti tadi oleh sang kakak ipar tidak pernah ada dalam wishlist hidup nya.

Ciuman pertama pasangan suami itu harus tertunda.

"Lain kali tolong ketuk pintu, noona." Ucap Namjoon entah sudah yang ke berapa.

"Baik, baik. Aku mengerti. Sudah berapa kali kau mengulangnya, Namjoon?" Ye Ji, merasa tak enak hati, namun juga sedikit sebal dengan sikap sang adik.

Namjoon berderak seraya merotasi matanya malas.

Ye Ji mencebik, sebelum beralih pada adik iparnya. "Seokjin, kau baik-baik saja kan?" Tanyanya.

"Ne, noona. Aku baik-baik saja."

"Ah, syukurlah. Aku sangat khawatir saat membaca artikel siang ini. Tapi tenang saja, aku sudah mengurus nya." Ye Ji tersenyum lebar.

"Eung.. Kalau boleh tahu, artikel soal apa? Kenapa kalian terlihat begitu khawatir?"

Ye Ji membeo, kemudian menatap adiknya penuh tuntutan.

"Aku belum sempat menjelaskannya." Sahut Namjoon yang segera paham tatapan mematikan itu. Kemudian yang paling tua hanya bisa menghela nafas frustasi.







Namjoon dan Ye Ji menjelaskan soal artikel yang dipublish tanpa persetujuan itu pada Seokjin sembari menyantap makan siang mereka, beruntung Namjoon memesan banyak meski tak tahu kalau sang kakak juga akan pulang.

Sedikit banyak Seokjin mengerti soal kekhawatiran Namjoon, Ye Ji dan Taehyung soal kabar itu, jika bukan Namjoon atau Seokjin sendiri yang memberikan pernyataan, semuanya bisa berlanjut menjadi rumor tak berdasar.

Sebenarnya bukan masalah bagi seorang pewaris seperti Namjoon untuk memiliki pasangan, apalagi menikah. Hanya saja, status Seokjin dan Namjoon saat inilah yang jadi masalah, mereka belum tercatat sah di negara sebab Namjoon yang tak menginginkan itu pada awalnya. Jika kabar ini diketahui oleh relasi, atau bahkan rival dalam bisnis, hal ini tentu bisa dengan cepat menjatuhkan citra Namjoon dan perusahaan yang susah payah di bangun oleh kakeknya, dan tentu saja itu tidak boleh terjadi.

"Ku rasa, satu-satunya jalan keluar terbaik dari masalah ini adalah mengumumkan pernikahan kalian, kalian harus menikah lagi, di depan umum, sah secara negara." Ye Ji menegaskan pendapatnya, tak berniat untuk disanggah.

Seokjin melirik pada Namjoon yang terlihat menimbang, Seokjin agaknya penasaran, apa Namjoon akan menyetujui rencana kakaknya, atau pria itu memiliki alasan lain untuk menolak keberadaan Seokjin?

Yah, yang Seokjin tahu sebelumnya, alasan Namjoon menolak adalah karena hubungan pria itu dengan Jimin, lalu sekarang? Jimin bahkan telah meninggalkannya, apa Seokjin boleh sedikit berharap?

"Kalau aku... Terserah bagaimana Namjoon saja, noona." Seokjin buka suara lebih dulu, membuat kakak beradik Kim menatap padanya.

Namjoon dan Ye Ji bertukar pandang sebelum pada akhirnya si pria jangkung mengangguk pada yang lebih tua. Namjoon mengelap bibirnya dengan serbet sebelum memperjelas jawabannya, "baiklah. Kalau begitu aku akan mengurusnya. Dan mungkin aku masih akan banyak membutuhkan bantuan mu, noona." Sahut Namjoon seraya menatap sang kakak penuh makna, dan Seokjin hanya bisa mematung tak menyangkan di tempatnya.

Seokjin benar-benar tidak menyangka kalau Namjoon bahkan akan menerima dan membuat keputusan secepat itu. Tapi, Seokjin sangat bersyukur, hatinya berdebar-debar saking senangnya. Pada akhirnya, Namjoon menerimanya? Namjoon mau mengakuinya? Apa ini artinya Seokjin tidak akan berjuang seorang diri lagi?

Nikah Siri [Namjin]Where stories live. Discover now