Drunk

1.1K 124 20
                                    

Namjoon baru saja pulang dari kantor saat mendapati Seokjin tengah terduduk seorang diri di pantry dapur yang lampunya sudah meredup. Perlahan langkahnya yang masih berbalut pantofel mendekat pada sang suami yang duduk membelakangi.

"Seokjin?"

Yang dipanggil tak menyahut, gesturnya terlihat aneh, kepalanya yang tertunduk terhantuk beberapa kali.

Apa dia tidur? Batin Namjoon bingung.

Namun semakin dekat bau yang familiar di hidung Namjoon tercium begitu pekat dari pria yang tengah duduk sendiri itu.

Oh, dia minum rupanya? Lagi, Namjoon membatin.

"Jin, kau mabuk?" Tanya Namjoon, namun tak kunjung mendapat jawaban. Kemudian pria itu menyentuh pundak Seokjin guna menarii atensinya.

Seokjin dengan wajah yang sudah memerah dan terlihat teler itu sedikit berjengit sebelum akhirnya menoleh pada Namjoon. Kemudian senyumnya merekah begitu lebar.

"Oh, hai Kim?" Sapa pria itu. Itu terdengar asing ditelinga Namjoon.

Namjoon melirik keatas meja marmer pantry, ada satu botol alkohol kosong disana, yang nampak isinya telah di buat tandas oleh pria yang kini telah dibawah pengaruh cairan memabukkan itu.

"Sudah selesai minum nya? Kamu minum sendiri sebanyak itu?" Tanya Namjoon.

"Eung.. Tidak ada yang menemani ku, lagi pula.. Aku sudah biasa sendiri, hehe." Matanya yang hampir tertutup dan berusaha tetap terbuka itu melihat Namjoon dengan cara yang lucu.

Namjoon tersenyum tipis, bahkan tak di sadari oleh si empunya. "Lain kali tunggu aku pulang jika ingin minum." Ucapnya seraya mengusak pucuk kepala Seokjin. Gerakan refleks yang membuat dirinya sendiri terkejut.

Seokjin menatap pria itu lamat, meski susah payah karena matanya terasa begitu berat. "Kenapa kamu bersikap seperti ini, Kim?" Tanya Seokjin, membuat Namjoon bingung.

"Seperti ini?"

"Kamu jahat, tapi bisa tiba-tiba jadi baik. Dan apa kamu bahkan tahu, sikap aneh mu itu membuatku bingung. Orang seperti apa dirimu sebenarnya, Kim Namjoon?"

Namjoon terdiam, masih memperhatikan suaminya.

"Selama ini orang-orang tidak pernah setengah-setengah padaku. Jika jahat, maka mereka akan sangat jahat. Hanya sedikit orang yang bersikap baik padaku, ㅋㅋㅋ."

Hati Namjoon terhenyak mendengar nya, mungkin itu adalah ungkapan paling jujur yang pernah Namjoon dapati dari Seokjin. Dia tidak mengerti setebal apa topeng yang Seokjin kenakan untuk kesehariannya selama ini. Besar tanpa seorang ibu, jarang bertemu ayah dan memiliki keluarga sambung yang jahat. Namjoon tidak tahu bagaimana usaha kerasnya Seokjin untuk terus bisa berjalan atau bahkan merangkak sendiri selama ini, sampai disini, bertemu dengannya. Dengannya yang bahkan tak membantu kehidupan Seokjin yang sulit sedikitpun.

"Kemarin Taehyung mengungkapkan perasaannya padaku, kamu tahu? Itu membuatku sangat kesal."

Namjoon mengernyit, "kesal?"

"Hum, aku kesal karena dia tak mengatakan itu sejak dulu. Aku kesal karena dia terlalu pengecut. Seandainya dia mengungkapkannya lebih cepat, mungkin aku tidak akan berakhir seperti ini."

Jantung Namjoon mulai berdebar tidak nyaman.

"Aku mengacaukan hidupmu, mengacaukan hubungan mu dengan pria setulus Jimin. Itu menyakitiku."

"Lalu... Apa yang akan kamu lakukan setelah ini?"

Seokjin menatap Namjoon, kemudian menggeleng. "Entahlah, benang takdir ku terasa begitu kusut. Aku tidak tahu lagi akan melakukan apa dengan hidup ku."

Nikah Siri [Namjin]Where stories live. Discover now