Paparazi

1.9K 173 40
                                    

Namjoon terbangun, sedikit terkejut saat menyadari dirinya tertidur di kamarnya, bersama sang suami. Meski itu bukan kali pertama mereka tidur berdua, tetap saja masih terasa aneh untuk Namjoon.

Kemudian memorinya memutar kembali kejadian kemarin malam, sebelum dirinya memutuskan untuk pergi minum hingga mabuk, padahal sudah lama sekali Namjoon tak minum sampai mabuk seperti itu.

Pria itu mengalihkan pikirannya yang jika diteruskan maka akan membuatnya kembali hancur pagi-pagi begitu. Dia harus kembali bekerja, dan suasana hatinya benar-benar tidak bagus jika kembali teringat soal kekasihnya disana. Entahlah, apa Namjoon masih bisa menyebut dan menganggap nya seorang kekasih? Setelah pria itu memutuskan hubungan mereka seperti itu dan mengungkapkan hal yang tak pernah Namjoon bayangkan sebelumnya?

Bagaimana hati dan pikirannya menolak bahwa kesayangannya bisa bertingkah semengecewakan itu padanya. Namjoon benar-benar tidak bisa terima, meski dirinya juga tidak tahu apa yang selanjutnya akan dia lakukan. Hidupnya terasa begitu berantakan setelah semalam. Jimin adalah alasan yang mampu membuatnya berjuang hingga sekarang, jika dia meninggalkannya seperti itu, Namjoon harus bagaimana dengan hidupnya?

Kemudian perhatiannya beralih pada sosok yang masih terlelap tenang di sebelahnya, bagaimana pria itu bisa terlihat begitu cantik meski dalam tidurnya. Sedikit banyak Namjoon mengingat bagaimana dirinya menahan Seokjin semalam, dan mengatakan hal yang membuatnya terdengar sangat menyedihkan.

Namjoon berdecak, kemudian mengusak kasar surainya. "Aku sudah gila." Gumamnya.

Gumaman parau itu rupanya mengusik Seokjin, pria itu terbangun dari tidurnya, melihat Namjoon yang sudah terduduk di atas kasur membuatnya sedikit salah tingkah.

"Namjoon?" Sapanya ragu, yang disapa menoleh, sedikit terkejut. Bahkan saat pelupuknya terbuka seperti, terlihat lebih cantik, dia seperti bunga yang baru saja mekar, sulit di percaya.

Sadarkah Namjoon bahwa alam bawah sadarnya dengan cepat melupakan rasa sakit akibat Jimin, saat melihat Seokjin?

"Oh, kamu bangun? Ini masih terlalu pagi. Tidurlah lagi."

Kini Seokjin ikut mendudukkan dirinya disebelah Namjoon, "tidak. Aku juga harus bangun pagi, aku harus ke galeri."

"Sendiri?"

"Ah, iya. Tenang saja, aku akan langsung pulang jika urusan disana sudah selesai."

Namjoon mengangguk, "kalau begitu aku mandi di kamar mandi bawah. Kamu mandilah."

"Apa kepalamu tidak pusing? Kamu semalam mabuk berat."

"Aku baik-baik saja, tidak terlalu hangover."

Seokjin mengangguk paham.

💍💍💍

Selesai sarapan, Namjoon mengajak Seokjin untuk berangkat ke galeri bersamanya. Meski kenyataan gallery dan kantor Namjoon berada di arah berlawanan, entah mengapa Namjoon bilang tak merasa keberatan. Sudah begitu, Seokjin mana bisa menolak?

"Oh! Bukankah itu mobil pimpinan Kim? Sedang apa disini?" Seorang yang entah siapa rupanya mengenali kendaraan mewah Namjoon saat tiba di depan galeri milik Seokjin.

"Oh! Pria itu siapa? Dia keluar dari sana?"

Seokjin terlihat berpamitan pada Namjoon, dengan Jaehwan yang setia mengekor padanya. Kemudian pria itu masuk kedalam gallery, setelah mobil Namjoon pergi.

"Wah, ini berita yang menarik." Ucap orang tadi yang rupanya telah mengambil beberapa potret dari adegan di depan mata. Dia seorang paparazi, bahkan pria itu berhasil memiliki beberapa foto Seokjin.

Nikah Siri [Namjin]Where stories live. Discover now