First Day

1.6K 141 18
                                    

Pagi menjelang, Seokjin terbangun sendirian. Yah, memang sebenarnya sejak semalam pria itu tidur sendiri. Dia tahu saat Namjoon keluar kamar dan tak kembali lagi.

Seokjin turun keruang makan dan yang ditemuinya adalah sang kakak ipar, Kim Ye Ji. Wanita cantik bertubuh semampai. Wanita itu tersenyum manis menyambutnya.

"Hai, Jin. Baru bangun?" Tanyanya lembut. Seokjin menyahut canggung, menunduk singkat memberikan salam.

"Ne, noona.. Selamat pagi."

"Selamat pagi."

"Maafkan aku karena terlambat bangun."

"Ani-ya, gwaenchana. Aku tahu pengantin baru pasti butuh waktu lebih lama, ㅋㅋㅋ."

Seokjin tersenyum kikuk mendapati gurauan kakak iparnya. Dan Ye Ji menyadari itu. "Seokjin-ah, kau baik-baik saja? Apa kau sangat lelah?" Tanyanya sedikit khawatir, pasalnya sejak kemarin memang adik iparnya itu terlihat tak baik.

"Ne? Eung.. N-ne, noona, aku baik."

Ye Ji menghela nafas, "maafkan aku, apa malam pertama kalian tidak berjalan lancar?" Tanya wanita itu lagi, namun kali ini Seokjin lebih memilih menjawabnya hanya senyuman tak tertebak.

Merasa gemas dan mengerti apa masalahnya, Ye Ji segera menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja, mendial seseorang.

'Calling Pabo Namdongsaeng.. 📱'

"Eoh?" Suara berat itu menyahut dari seberang sambungan.

"Dimana kau?" Sambar Ye Ji tak basa-basi.

"Dikantor, wae?"

"Astaga! Kau gila!?"

"Haish, wae??? Aku kan harus bekerja?"

"Kau baru menikah, bodoh. Kenapa tak liburan dengan suami mu?!" Maki Ye Ji, geram.

"Cih, tidak penting. Kau menghubungiku hanya untuk mengatakan itu?"

"Dasar laki-laki sialan! Kalau abeoji masih hidup dia pasti sudah memenggal kepala mu sejak kemarin!"

"Yeah, he better do it."

"Namjoon!" Mata Ye Ji ber api-api, Seokjin hanya terdiam menyaksikan wanita itu memaki.

"Kau yang paling tahu bahwa pernikahan ini bukan atas kemauan ku, noona. Jika abeoji masih hidup, maka aku akan terus memilih untuk menentang kemauannya. Aku mengikuti wasiat itu hanya untuk menghormati abu nya." Suara disana terdengar datar, tanpa emosi. Dan itu membuat Ye Ji kehilangan kata-kata.

"Namjoon!" Wanita itu benar-benar tak menemukan makian lainnya untuk sang adik.

"Noona, aku sedang sibuk. Datang saja ke kantor jika ingin lanjut mengomel, aku benar-benar harus menggunakan kedua tanganku untuk bekerja."

"Yak-"

Tut.. Tut.. Tut..

Ye Ji mendengus gusar, wanita itu meletakan kasar ponselnya diatas meja, membuat Seokjin sedikit berjengit terkejut.

"Apa semalam Namjoon benar-benar tak menyentuh mu?" Tanya Ye Ji tiba-tiba, mata Seokjin membulat, bergerak gelisah ke kanan dan kekiri menghindari tatapan kakak iparnya. Dia tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan langsung seperti itu dari wanita di hadapannya. "Seokjin?" Panggil Ye Ji lagi, berharap pria itu mau bekerja sama dengannya.

Dan pada akhirnya sang adik ipar hanya bisa menggeleng samar dengan gerakan kaku.

"Oh, astaga." Ye Ji menyandarkan duduknya pada punggung kursi. "Apa kalian bahkan tidur satu kamar?" Tanyanya lagi.

Nikah Siri [Namjin]Where stories live. Discover now