Part 33 - "Fuck! Just let me go!" -

Start from the beginning
                                    

"Fuck! Just let me go!" Aku agak berteriak kepadanya karena emosiku sudah tidak bisa terbendung.

"I havent done talking to you," Dia terlihat serius sekarang. Tapi aku benar-benar sudah pusing, aku hanya ingin tidur sekarang.

Selama Luke tidak mau melepaskan tanganku, tanganku yang satu lagi membantuku melepaskan tangan Luke dari tanganku. Akhirnya Luke melepaskanku juga. Aku segera membuka pintu kamar dan segera turun ke bawah menemui Calum lagi.

Aku melihat Calum yang masih ada di sofa sambil memegang HPnya. Tidak ada orang disini kecuali dia, mungkin mereka sudah pada tidur. Aku berjalan menghampirinya, lalu dia melihatku.

"So?" Dia berniat menanyakan apa yang terjadi saat aku bersama Luke.

Aku duduk disampingnya. "Just like usual, some bullshit between us," jawabku. Calum tidak menjawab, tapi dia hanya melanjutkan mengetik di HPnya. Mataku sudah mulai berat dan tubuhku sudah mulai lemas. Aku sangat mengantuk. "Cal, aku ingin tidur di sofa ini" Aku memberitahunya. Karena biasanya Calum tidur di sofa ini. Dan aku harap aku tidak mengganggunya.

Calum langsung melihat ke arahku seperti dia baru dengar kalau aku akan tidur disini. Dia kaget, melihatku dengan matanya yang melebar."Seriously?"

"Yeah ofcourse," aku mengangguk yakin.

"okay," Calum berdiri dari sofa. "Aku akan tidur di bawah kalau begitu." Lalu Calum tidur di karpet yang ada di atas lantai depan sofa.

Tidak mengambil waktu lama sampai aku benar-benar pulas tertidur. Aku hanya memikirkan tentang Luke sebelum aku tidur. Apa yang membuatnya bersikap seperti itu? Well, i just wanna move on. Move on Violin, move on! Kau yakin pasti kau bisa. Aku tidak mau stuck dengan Luke terus.

Keesokan harinya adalah hari dimana kami harus balik ke rumah. Aku membuka mataku dan melihat Calum dengan Luke sedang berbicara berdiri di depan sofa. Aku tidak dapat mendengar jelas apa yang mereka bicarakan, karena aku baru bangun.

Aku kemudian duduk perlahan di sofa sambil mengusap mataku agar aku bisa melihat jelas mereka berdua. Sepertinya mereka berdua tidak sadar aku sudah bangun, karena mereka masih tetap berbicara.

"Guyss," panggilku. Mereka berdua melihatku dengan mata yang melebar seperti kaget. Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?

Calum melihatku, lalu dia tersenyum menyapaku. Dan Luke, dia melihatku sebelum dia membuang muka dan pergi ke atas. Wtf? Well i dont give a fuck.

Calum menghampiriku dan duduk disebelahku. "Ada apa?"

"Nothing," Calum memegang pahaku. "Well, go packing your clothes. We're going home today."

Well, aku hanya melihat Calum dan tidak ingin bergerak dari sofa ini. Barang-barangku ada di kamar atas dan aku yakin disana ada Luke. Pasti sangat awkward saat aku masuk ke kamar tanpa berbicara dan hanya Beres-beres barangku. Aku bangkit dari sofa dan segera berjalan ke lantai atas. Aku membuka pintu dan disana aku melihat Luke sedang duduk di atas tempat tidur dengan HPnya. Aku segera mengambil baju-bajuku di lemari tanpa berbicara satu katapun.

"Jadi, kau sekarang mendekati Calum?" Ucap Luke tiba-tiba dari belakangku. Aku tidak mau menjawab dan pura-pura tidak mendengar. Aku terus merapihkan baju-bajuku lalu aku masukan ke dalam koper. "Violin, jawab aku," Baiklah dia mulai memaksa, namun aku tetap tidak mau berbicara dengannya. "Violin!" Panggilnya sekali lagi dengan nada yang agak membentak. Tapi aku terlalu sibuk dengan baju dan koperku, maaf Luke. "Mrs.Violin!" Dia marah, membentakku untuk pertama kalinya.

"APA?!" Jawabku dengan nada yang juga tidak mau kalah dengan nada membentak Luke. "Kita udah nggak punya permasalahan, kau bukan siapa-siapa aku jadi buat apa kita butuh bicara?"

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now