︶꒦꒷fakta dan impian꒷꒦︶

892 231 48
                                    

WARNING!!

[ Alur maju mundur ]

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

BRAK!

"(NAME)!" (Name) terlonjak kaget saat mendengar suara seseorang yang meneriakkan namanya. Begitupula dengan suara sebuah pintu yang di dobrak paksa.

Sruk!

Tubuh (Name) di terjang oleh seorang pria bersurai hitam. Sejenak aroma parfum tercium oleh indra penciuman (Name), (Name) dengan terkejut menoleh kearah pelaku yang memeluknya.

"Ba-BANG DOKJA?!"

"BANG DOKJA! BUKANNYA BANG DOKJA DI KOREA? KOK BISA KE SINI TIBA-TIBA?" (Name) seketika panik. Dia menoleh ke kanan-kiri mencari-cari Gilyoung dan Yoosung.

"(Name)! Lo gapapa? Sumpah nih?" Dokja menatap (Name) khawatir. (Name) terdiam dan tersenyum.

"Iya. Gapapa kok." Cuman sedikit capek aja..

"Dokja. Kau sudah datang." (Name) menolehkan wajahnya saat melihat sang ayah, Killian berada di belakangnya. Dokja berdiri dan menundukkan kepalanya sejenak, lalu mengangkat dan membuat posisi hormat yang sempurna kearah sang ayah.

(Name) seketika terpesona dengan pemandangan di depannya. Seketika ingatannya beralih ke masa lalu,

"Dokja, Yuri, (Name) kalau udah besar nanti mau jadi apa?" Killian bertanya kepada ketiga anaknya. Dokja berdiam sejenak lalu bersuara senang.

"Aku mau jadi tentara!"

"Yuri mau jadi Idol Korea!!"

Killian hanya tertawa dan mengangguk, lalu menatap (Name). "Kamu mau jadi apa?"

(Name) dengan gelisah memilin jarinya, dia dengan malu berkata lirih, "ma-mau jadi dokter..."

"Kenapa?"

(Name) semakin gelisah saat ketiga pandangan tersebut mengarah padanya. "Ka-kalau kak Dokja sama Yuri terluka..., aku bisa ngobatin mereka..."

Terdiam sejenak, Yurisien langsung memeluk tubuh sang adik sembari menangis bombay. Dokja sendiri hanya tertawa dengan jawaban sang adik, sementara Killian menghela nafas menatap ketiga anaknya.

"Janji ya! Janji yaaa!!!"

"I-iya, janji kok!" (Name) hanya tertawa lebar. Yurisien masih saja memeluk adiknya, Dokja hanya tertawa.

'Pemandangan ini...' (Name) tersenyum lembut, 'sangat hangat.'

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"AHAHAHAHAHAHA!!!" Tawa seorang wanita menggelegar. Wanita itu mengusap bibirnya dan menatap kearah perempuan di depannya.

"Jadi, semuanya seperti rencanamu?"

"Benar, ibu. Medeia, Keira sudah masuk ke dalam permainan." Yerin. Perempuan itu menjawabnya, Yuriel, hanya menyeringai.

"Baiklah. Terimakasih. Bagaimana dengan Gilyoung dan Yoosung?" Yuriel bertanya kepada Yerin. Yerin mendengus, "mereka baikkan dan sekarang malah jadi akrab. Rencana nya berhasil sih, cuman rencana selanjutnya harus di ubah nih."

Yuriel mengangguk mengerti, semuanya berjalan sesuai rencananya. Yuriel menyuruh Yerin untuk keluar dari kamarnya, Yerin mengangguk dan berjalan keluar dari kamar sang ibu.

"Selamat malam, ibu."

Yuriel hanya melambaikan tangannya dan tersenyum, "selamat malam juga. Sayang."

MY SAVAGE FRIEND! Where stories live. Discover now