Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jam menunjukkan pukul setengah 4 pagi, Melissa yang menjadi pembantu hari ini menyiapkan makanan dengan sepenuh jiwa dan raganya. Selama (Name) balik sama abangnya, kamar (Name) di tempatin sama Aria.
Melissa mengambil nafas dalam dan ...
"SAHORRRRR SAHORRR WOY!!! SAHORRRRRRRRRRR" Berteriak seperti orang gila di depan kamar Aria juga Keira.
GEDEBUAGH!!!
Suara tubuh yang terjatuh ke lantai, segera, kamar (Name) yang di tempatin sama Aria terbuka lebar menampilkan Aria dengan rambut acak-acakan. Menatap Melissa dengan tajam.
"MAKSUD LO?! LO KAN BISA BANGUNIN WEJ DENGAN SOPAN SANTUN YGY?!?! "
"Kalo gak gitu pada kagak bangun. "
"LO PIKIR GUE KEBO?! "
"Emang bukan? "
"BUKANLAH!!!"
"bagus dong. Gak ada bedanya kalian soalnya." Aria tersenyum penuh makna, membogem kepala Melissa sampe Melissa nyusruk.
Melissa yang gak terima membalas bogeman Aria, dan ...
ya, mereka ribut di pagi yang indah.
Namun, saat Aria melihat ke belakang punggung Melissa...
"ASTAGHFIRULLAHALAZIM! KAGET! KIRAIN SETAN! " Melissa auto liat ke belakang.
"ASTAGHFIRULLAH! "
Itu Keira, rambutnya acak-acakan dengan baju tidur berwarna putih panjang mirip daster.
"Enak banget ngomong nya! " Keira yang tak terima bersedekap dada.
"Hehe, sorry bro. "
"Btw Mel. Lo tau gak? " Aria berucap. Melissa menatap Aria bingung.
"Tau apaan? "
"Tau ... " Melissa dan Keira menatap Aria bingung, Aria tersenyum tanpa dosa.
"Gak cukup, lanjut part 2."
Ekspresi Keira Melissa : ಠ_ರೃ
_________________________________________
"ABAAAAAAANNNNGGGGG!!!! " Balik, ke Carna bersaudara.
(Name) membuka pintu kamar abangnya dengan SOPAN. Dokja, yang terganggu bangun dengan wajah dongkol.
"Kesian deh, ayam nya gemuk, dia gak bisa naik keatas. Mana sebentar lagi ujan. " Dokja tersugoi-sugoi dengan kelakuan adecknya yang budiman.
"Terus, kamu tolongin? "
"Aku masak. "
Dokja auto keselek mendengar kalimat sang adeck yang tadi membuatnya tersugoi-sugoi.
"GIMANA SEH?! "
"Lagian kesian. Agamanya gemok, montok deh. Dagingnya juga banyak, karena sayang adeck masak deh. " (Name) menjawab tanpa dosa, Dokja udah stress sendiri sama kelakuan sang adeck.
"Kamu keturunan siapa sih?! "
"Auk."
Press f for Dokja 🙏🏻
"Oh ya, deck deck. "
"Iya? "
Dokja menelan makanannya, "nanti anak abang mau ke sini ... "
"OHOK! OHOK! NAJIS! ABANG NGEWE SAMA PEREMPUAN LAIN + NIKAH TANPA SEPENGETAHUAN ADECK?! WAH! PENGKHIANATAN!!! "
"BUKAN BEGITU ANJENG! "
Emang deh, satu-satunya orang yang berhasil membuat Dokja stress + ngomong kasar cuman adeknya.
Kalau Dokja di suruh berkata apa yang membuatnya benci namun sayang secara bersamaan, maka dengan lantang dia akan mengatakan nama adeknya beserta biodata lengkap + bagaimana caranya sang adeck tersayang lahir.
Dokja menjelaskan panjang × lebar × tinggi. (Name) manggut manggut mendengar penjelasan sang abang.
"Ngerti kan? "
"Kagak."
"Babi."
[BERSAMBUNG]
Next chap ketemu temen-temen Dokja + anak pungut Dokja, awokawokawok.
