32 - Perasaan Arzan

749 114 22
                                    

Kedua telinga Ayyara seakan-akan tidak berfungsi dalam sekejap. Gadis itu menatap kosong pada selembar kertas yang menorehkan hasil perhitungan Apin atas soal-soal dari Arzan untuk dirinya.

y = 1/x
x² + y² = 9
y = |-2x|
x = -3|sin y|

"Ini koordinat kartesius, hasilnya bentuk love."

Apin membuka ponselnya. Mengetikkan sebuah keyword pada kolom pencarian google hingga memperlihatkan deretan lirik lagu Attention milik Charlie Puth.

"Attention baris ke tujuh. You got me thinking 'bout when you were mine."

Tangan dingin milik Ayyara meremas ponsel gelisah. Ia hanya mampu terdiam bisu tanpa memberi komentar apa pun.

"Itu semua jawaban dari soal Arzan," ucap Apin mengakhiri.

Ayyara menoleh pada Apin. "Jadi, alasan Arzan suka pythagoras gara-gara dia cinta segitiga?"

Kepala Apin mengangguk beberapa kali membuat Ayyara tidak berani mendekati Arzan. Ayyara tidak siap, tidak siap untuk pura-pura tidak tahu.

"Gue mau pulang," ajak Ayyara, menggaet erat lengan Apin.

"Masuk mobil." Tanpa berpamitan dengan Arzan, Ayyara memasuki mobil Apin yang langsung pergi dari area taman.

Di sisi lain, Arzan membulatkan matanya melihat Ayyara pergi begitu saja. Ia langsung bangkit dari posisinya, mengejar mobil Apin yang melaju meninggalkannya dengan begitu jahat.

"AYYARA!" teriak Arzan.

Cowok berkaus putih itu tidak menyerah. Arzan mempercepat larinya, berharap bisa membuat mobil Apin berhenti.
Jahat. Hati Arzan terasa seperti diiris-iris sepanjang langkah lebarnya. Arzan seolah dijatuhkan ke dasar jurang terjal penuh berbatuan tajam. Akan bisa dimengerti jika Ayyara berpamitan padanya, bukan seperti ini.

"Ay ..." lirih Arzan.

Sementara, di dalam mobil Ayyara sesekali menoleh ke belakang. Melihat perjuangan Arzan yang mengejarnya seakan-akan ia titik poros cowok itu saat ini. Seakan-akan hanya dia yang Arzan lihat.

"Bego!" umpat Apin.

Apin menghentikan mobilnya. Menyuruh Ayyara menghampiri Arzan untuk sekadar pamit.

"AYYARA!" teriak Arzan tanpa peduli banyaknya orang-orang di sepanjang jalan.

Langkahnya memelan tatkala netranya menangkap sosok gadis dari dalam mobil keluar menghampirinya. Arzan tersenyum lega.

"Jangan lari, stupid!" hardik Ayyara sambil tertawa sumbang.

Tubuhnya Arzan langsung menubruk badan Ayyara tanpa aba-aba dan tanpa permisi. Tidak peduli keringatnya yang bercucuran, Arzan hanya ingin menyalurkan perasaan leganya melihat Ayyara menghampiri.

Sesaat latar berubah menjadi menyedihkan. Seolah lagu melankolis dan irisan bawang berada di sekitar mereka berdua.

"Jangan lari kayak gitu lagi Arzan. Gue gak pantes buat lo kejar," ucap Ayyara bermakna ganda.

Arzan menguraikan pelukannya. Sorot mata gundah gulana tertuju hanya pada gadis di hadapannya.

"Up Olly Murs baris ke-10."

Arzan memejamkan matanya, berusaha mencari kalimat di baris ke-10.
I never meant to break your heart.
Napas Arzan tercekat mendapati pernyataan mengerikan tersebut. Up Olly Murs ft Demi Lovato baris ke-10? Balasan attention baris ke-7 yang pernah ia lontarkan pada Ayyara dahulu?

Mata Arzan terbuka. Berusaha menatap Ayyara penuh ketegaran, namun nyatanya luka yang begitu menganga membuat sorot matanya menjadi pilu.

"Gue ... Hipotenusa lagi?"

PYTHAGORAS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang