13. If I Ain't Got You

140 18 10
                                    

(Tinggalkan jejak, yash!)

"I'll never tell you how I feel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I'll never tell you how I feel."

(⁠●⁠'⁠⌓⁠'⁠●⁠)

Dulu, Mua sempat bertanya kepada sang mama perihal ejaan nama yang ia punya. Di dalam sebuah mobil berjenis great corolla tipe SE.G yang dibekali mesin 4A, ketika wanita cantik pemilik mata kelabu yang berprofesi sebagai guru itu mengajaknya pergi ke luar kota guna mengunjungi salah satu sekolah di pelosok desa.

Sekolah Dasar yang ia rancang sejak lima tahun lamanya dan baru bisa berdiri gagah sekitar tahun 2016 silam. Sekolah sederhana dengan kombinasi warna kuning-merah dari hasil tabungan Sukma sejak awal kuliah. Sekolah berharga yang sempat menjadi tempat menuntut ilmu gratis sebelum akhirnya harus terbengkalai semenjak wanita berjasa itu meninggal.

Muara Lathisfa Mandira. Nama indah yang sedang dipertanyakan oleh pemiliknya.

Di ujung kebun sawit dengan kondisi jalanan terjal, Sukma mengaku, bahwasanya pengambilan nama tersebut merupakan kolaborasi antara pemikirannya dan sang mertua. Sewaktu Mua dilahirkan pada pertengahan kemarau, di mana angin muson tahunan menjadi saksi berjalan ketika bayi mungil berjenis kelamin perempuan itu dimandikan dengan air sungai dari area belakang perumahan.

Kondisi kesulitan air yang menimpa warga setempat sangat membingungkan banyak orang untuk melanjutkan aktivitas. Terlebih dengan durasi lamanya sampai tiga bulan ke depan. Kala itu air bersih sangat sulit ditemukan.

"Nduk, Muara itu merupakan badan air yang menjadi titik pertemuan antar air satu dengan yang lainnya, dalam wadah lebih besar lagi." Sukma menyahut ketika cahaya mentari sore kontras diserap oleh kaca Film V-KOOL bagian depan yang mampu melindungi mereka dari rasa kepanasan.

"Kondisinya memang masih dipengaruhi pasang surut, tapi itulah siklus hidup. Kamu akan terus menemukan hal-hal yang tidak terduga di masa depan, yang gak menutup kemungkinan akan mengecewakan. Misalnya seperti kesedihan, kegagalan, atau bahkan kehilangan. Usahakan jangan kagol selama masih ada harapan dan doa-doa yang dipanjatkan."

Mua menggigit bibir dalam di tengah kebisuan, hingga kemudian suara wanita itu kembali terdengar. "Badan air secara umum merupakan daerah yang subur karena banyaknya zat-zat hara yang terbawa oleh aliran dari hulu atau hilir ke muara. Kalau kata eyang uti, kamu itu teritori hidup bagi sebagian populasi."

Mua menolehkan kepala dengan wajah polosnya. Gadis kecil itu berpegangan pada seatbelt yang tengah ia kenakan sembari menunggu kelanjutan dari cerita mamanya barusan. Namun tak sesuai prediksi, wanita itu malah tersenyum berseri tanpa memberi uraian sama sekali.

"Jadi, aku bisa menghidupkan orang, gitu?" tanya Mua bingung sendiri. "Kalau papa dan mama udah meninggal, apa aku bisa menghidupkan kalian untuk tetap memelukku sepanjang waktu? Agar kita bisa bersama-sama sampai seterusnya? Selamanya bahkan? Bersama Estuari dan Bang Sadam?"

MUA-RAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang