#Bonchap

337 36 1
                                    

Baby Girl

Willy berdiri dengan raut cemas, dan jangan abaikan keringat yang terus mengalir dari dahi yang berakhir turun ke leher. Diluar dugaannya, kelahiran anaknya jauh lebih cepat dari prediksi dokter. Ia pulang terburu-buru dari kantor dan meninggalkan rapat penting disana; oke mungkin itu hal yang akan ia pikirkan dalam list paling akhir.

Jemari besarnya melingkupi jemari kecil milik Resha. "Kamu hebat sayang, kuat, hm?"

Mama nya dan juga Ibu nya Resha menunggu diluar, sedangkan Papa serta Ayah Resha akan menyusul; mereka tengah membereskan keributan yang dibuatnya dikantor.

"Will...sakit banget." Air matanya terus mengalir, keringat membasahi wajah serta leher bahkan seluruh badannya. Resha merasakan tubuhnya seperti terbelah, ia tengah menunggu dokter menyuntikan cairan bius.

Maniknya menyapu seluruh ruangan, bau obat-obatan yang pekat memenuhi indera penciumannya membuatnya sedikit mual. Resha sangat membenci bau itu.

"Mau pulang." isak Resha.

Willy mengelap keringat pada suami mungilnya, membubuhkan kecupan seringan kupu-kupu disana. "Tahan Sha, demi anak kita. Aku disini buat kamu, gak akan ninggalin kalian."

Dokter telah menyuntikan cairan bius.

"Sembari menunggu bius menyebar, dimohon untuk Ananda Resha mengatur pernafasan, rilex, dan terus berdoa." Setelah mengatakan itu dokter dan suster menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan, sesekali melihat jam yang tertempel pada dinding kamar.

Resha meremat kuat jas abu-abu milik Willy, menarik tubuh jangkung itu untuk mendekat padanya. Wajah keduanya kini tanpa jarak, hembusan nafas masing-masing terdengar begitu jelas.

"Maafin aku, kalo selama ini banyak salah Will.."

Tetes demi tetes, cairan itu kembali membasahi pipi tirusnya. "...aku emang bukan manusia baik, tapi aku terus nyoba buat jadi yang terbaik buat kamu, buat anak kita. Kalo setelah ini, aku kenapa-kenapa..maafin aku ya?"

Willy tak suka mendengar kalimat terakhir, ia membingkai wajah Resha dengan tatapan tajam.

"Denger, kita kesini bertiga dan karna itu, keluar harus bertiga. Aku gak mau milih, karna aku mau dua-duanya."

Bibir Resha dicium sayang. "Aku mau dua-duanya selamat." kata Willy penuh penekanan.

🍁🍁🍁

Ruka nampak berlari meninggalkan Ali dibelakang, pria pendek itu sering lupa diri kalo didalam perutnya ada nyawa lain.

"Ruka! Gak denger gue bilang buat gak lari?!"

Ruka menoleh kebelakang. "Lo lambat!"

"Masalahnya, lo lari sambil bawa anak gue, setan!"

Bisa-bisanya mereka saling berteriak padahal posisi mereka dikoridor rumah sakit. Entahlah, apa yang ada dibenak Ruka dan Ali berbeda. Ruka yang mempercepat langkahnya karna takut tak menyaksikan perjuangan sahabatnya, sedangkan Ali memperlambat langkahnya dengan perasaan takut. Takut ia akan menyaksikan kemungkinan terburuk yang muncul dalam benaknya.

Sambil memegangi bagian bawah perutnya, Ruka semakin mempercepat langkahnya. Debaran jantungnya semakin cepat, saat nomor ruangan yang dicarinya sebentar lagi ia jangkau.

Usia kandungannya jalan 8 bulan, beberapa menit ia merasakan pegal serta sakit dibagian pinggang dan perutnya.

BRAK

November Rain [CHANBAEK LOKAL] [SELESAI]✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora