"Ish, sini nunduk!" Rena menarik paksa dasi tersebut membuat Andreas menunduk, wajah Rena saat ini sangat dekat dengan Andreas membuat lelaki itu tersenyum senang.

Memandangi wajah cantik Rena yang tanpa polesan apapun, namun tetap glowing dan cantik.

"Bentar, lo pake lipstick ya?" tuding Andreas, saat matanya tak sengaja melihat bibir Rena yang saat ini berwarna merah namun terlihat cantik dan menggoda.

"Hm.. Kenapa emang? Gak boleh gitu?" tanya Rena. sembari berjalan kearah kursi meja makan.

Andreas berdecak, "Ck, buat apaan pake gituan? Oh atau jangan-jangan lo mau ngegodaa cowo ya? Biar dilirik cowo ya? Ha! Ngaku lo?" tuding Andreas beruntun, membuat Rena berteriak kesal.

"Suka-suka gue lah! Rempong amat.. Ih Cepetan ndre keburu telat!" ujar Rena tak terima, sambil memakan sarapannya.

Andreas hanya mampu berdecih sebal, pasalnya ia sangat tidak suka Rena yang berdandan.. Walau hanya sekedar memakai lipstick, tetapi Andreas tidak suka.. Melihat Rena yang pastinya akan dilirik lelaki lain.

Membuat Andreas marah, Andreas meneguk susu yang dihidangkan Rena.

Kemudian menarik tangan Rena paksa membuat gadis itu berdiri, belum sempat Rena memprotes mulutnya sudah dibungkam oleh bibir Andreas melumatnya kasar.

Rena terus memberontak, tangannya memukul dada bidang Andreas keras.. Setelah dirasa kehabisan nafas Andreas melepaskan ciumannya dan mengusap bibir Rena yang basah akan salivanya.

"Udah gue hapus! Lain kali gak usah pake lipstick, atau gue bakal berbuat yang lebih parah dari ini!" ancam Andreas dengan sorot matanya yang menakutkan, membuat nyali Rena ciut.

Seketika melupakan omelan yang ingin ia lontarkan, Andreas berjalan mengambil ranselnya dan ransel Rena kemudian menarik tangan gadis itu dan menggenggamnya gadis itu.

"Naik.. Jangan lupa pegangan." titah Andreas, seketika Rena berpegangan pada pinggang lelaki itu.

Motor Andreas mulai melaju kencang, membelah jalanan.. Dikarenakan takut telat, gerbang sekolah mungkin saja hampir ditutup.

Rena yang dibonceng memeluk erat pinggang Andreas, Andreas mengendarai motor seperti kesetanan membuat gadis itu takut.

"LO GILA!" teriak Rena saat mereka tiba di depan gerbang yang hampir tertutup itu.

Andreas hanya menyengir melihat wajah merah Rena, lelaki itu justru mendorong motornya dengan Rena yang masih membonceng.

"Woyy pak! Jangan ditutup, ayolah.." protes Andreas saat melihat pak satpan hendak mendorong gerbang tersebut.

Pak Cahyo terlihat menggelengkan kepalanya melihat si tukang onar telat, "Telat lagi.. Kali ini saya gak bisa nolonginn, takut dimarahin bu Wiwi." ujarnya menutup gerbang sepenuhnya.

Membuat Andreas mengacak rambutnya kesal, Rena kemudian turun dari motor.. Dan berkacak pinggang.

"Ini semua tuh gara-gara lo! Andai aja lo gak ngerecokin pagi ini.. Mungkin kita gak akan telat." omel Rena memandang sengit wajah Andreas.

"Dih, kok salah gue.. Kan yang lambat itu elo, ngapa jadi nyalahin gue.." tutur Andreas tak terima.

Rena seketika melotot, "Heh! Udah salah gak mau ngaku.. Gue bangun pagi-pagi butaa buat bikin sarapan, lo senaknya nyalahin gue?!" kesal Rena membuang arah pandangannya sambil bersidekap dada.

Andreas yang jengah memilih mengalah, meredakan pertengkaran itu pagi ini.

"Iya iya! Gue yang salah.. Puas!"

Kemudian hening, keduanya menunggu guru BK yang sebentar lagi akan memantau siswa-siswi telat.

Pintu gerbang dibuka terlihat disana bu wiwi yang tengah berkacak pinggang, matanya yang mengintimidasi.. Sungguh membuat Rena menunduk.

"BARIS YANG RAPI!" teriaknya tegas.

Sermpak mereka mulai berbaris dengan rapi, bu Wiwi kini mulai mengintrupsi dengan suara lantangnya.

"YANG TELAT KALI INI, HORMAT KE TIANG BENDERA SAMPE JAM MAPEL PERTAMA SELESAI! MENGERTI?!" ucapnya.

"SIAP MENGERTI!" kemudian mereka yang telat bergegas memasuki halaman sekolah, berlarian menuju lapangan bendera.

Rena mendengus kesal, paginya kali ini begitu menyebalkan.. Padahal kan ia lelah.

"Ndree gue cape, panass!" eluh Rena, netranya menyipit melihat silaunya matahari.

Andreas terlihat menoleh, dia sedikit iba melihat wajah lesu Rena. Kemudian lelaki itu terlihat bergeser ke hadapan Rena menutupi teriknya matahari yang menyengat dengan tubuh tegapnya.

"Udah gak panas kan?" tanya Andreas, dengan menoleh sedikit.

Rena pun mengangguk, perlakuan sederhana Andreas yang mampu membuat Rena jatuh cinta.

"Kalian jangan sampai ada yang bolos dari hukuman ini, jika bolos maka akan terkena sanksi!" tegasnya penuh ancaman. Kemudian berlalu pergi menuju ruang guru.

Saat bu Wiwi pergi Andreas berbalik badan kini menghadap Rena sepenuhnya, tangannya terulur mengusap dahi Rena yang berkeringat tanpa rasa jijik.

"Jongkok aja gapapa, kalo cape.. Nanti biar gue tutupin." papar Andreas lembut, tangannya merapikan rambut Rena yang sedikit berantakan.

"maaf ya gara-gara gue, kita jadi telat dan dihukum." sesal Andreas.

Rena menggeleng pelan, Andreas terlihat sangat manis memperlakukannya seperti ratu walau kadang masih sedikit menyebalkan.

Rena pun seketika salting diperlakukan seperti itu, kendati demikian gadis itu memilih menunduk dan jongkok demi menutupi pipinya yang merona.

Andreas yang melihat itu terkekeh geli, kemudian mulai melanjutkan hukumannya..





Jngn lupa vote!!

Haii guyss, jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Haii guyss, jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca.. Vote dari kalian tuh berharga wkwk:D

Jangan lupa follow IG ku jugaa ya: ravelchann

makasih buat kamu yang udah vote cerita ini, dan setia mantengin cerita abal-abal ini ❤
See you <3

Arena Vs Andreas [TAMAT]Where stories live. Discover now