BAB 8A : IKATAN

171 82 433
                                    

Happy Membaca yaw😎👍

Beberapa hari setelah kerubutan di kafe antara aku dan Rara, membuatku jadi malu. Bukannya marah tapi MALU! Kenapa aku jadi terang-terangan membela Aksa? Arghh!!! Semoga Aksa tidak tau berita ini.

"Belajar lagi? Perasaan gue liat nggak pernah selesai-selesai belajar lo." celetuk Aksa.

"Besok udah hari-H tes perguruan tinggi. Jangan ganggu! Hust... sana..."

"Emang lo mau ngambil jurusan apa?" tambah Aksa.

"Haduhh... Perawat. Udah jangan banyak nanya. Nggak liat gue lagi apa?" geramku sambil memijat kedua pelipis.

Melihatku otw gila, Aksa hanya cengengesan menatap dari jauh. Aku meliriknya namun tiba-tiba reaksinya berubah sok cool. Heleh... dia pikir aku nggak dengar dia cengar-cengir?

"Kalo gue anterin ke kampus besok, mau?"

"Nggak usah. Dimas udah nawarin gue duluan." sahutku

"Ohh... kalo gitu bagus deh. Suruh cowok lo datang agak cepetan, biar gue bisa nongki bentar sekalian cerita soal lo yang meluk gue waktu itu."

Hah?! Dia masih inget sama bencana itu? Aku tau betul sifat Aksa. Sekali berucap tidak akan menarik kata-katanya lagi. Kalau sampai dia ketemu dengan Dimas dan ngomong soal "itu" bisa bahaya. Arghh!!!

"Iya... iya. Lo yang anterin gue. Puas?"

"Yaa jangan marah dong... kan gue cuma nawarin. Kalo lo mau yaudah kan?" ucap Aksa nakal sambil pose jari V.

Benar-benar makhluk satu ini... Mulutnya sangat berbisa. Memang pantas dari awal kalau aku memberikan gelar titisan dajjal.

Malamnya, aku tidur lebih awal untuk persiapan tes besok. Sedangkan Aksa asik bermain game hingga tertidur di sofa.

"Hey... ayok! Katanya mau ngaterin gue, tapi bangun aja nggak." keluhku.

"5 menit lagi." ucap Aksa sambil menggeliat.

"Dah lah. Mending gue naik gojek!"

Aku berjalan menuju pintu luar meninggalkan Aksa yang masih bermalas-malasan. Dia sendiri yang bilang ingin nganterin malah dia nya juga yang males. Seharusnya aku tau kalo kelakuannya memang suka main-main. Buang-buang waktu!

Tiba-tiba tanganku ditarik.

"Udah gue bilang, gue yang ngantar." ucap Aksa.

Wey... aku kaget bukan dia tiba-tiba menarik tanganku, tapi saat ini wajah bareface-nya yang masih kucel terlalu dekat!!! Aku tidak sanggup melihat matanya yang coklat itu menatapku lekat.

"Yaudah, buruan." jawabku ketus, lalu segera memalingkan muka.

Lagi-lagi Aksa hanya cengar-cengir. Dia kenapa sii?

Tak lama setelah menunggu Aksa bersiap, kami berangkat menuju kampus. Setelah sampai, Aksa terkejut dengan kampus yang ku arahan. UGM.

"Jadi lo ikut tes di UGM? Daftar Perawat?" tanya Aksa kaget.

"Iya. Kenapa?"

"Nggak. Gue nggak nyangka aja."

"Btw, thanks udah anterin gue." ucapku, lalu pergi meninggalkan Aksa.

"GUE YAKIN LO PASTI LULUS!"

Mendengar teriakan Aksa seketika aku menoleh kaget ke arahnya. Bahkan orang-orang disekitar pun mengeluarkan ekspresi yang sama denganku.

KEPENTOK JODOH [ON GOING]Kde žijí příběhy. Začni objevovat