Gabrielle mengeraskan rahang, mengutarakan maksud dari rencananya, "This is the last time betrayal happens in my group, if someone thinks my weakness is my rose..." Gabrielle menggantung kata-katanya, lalu menoleh pada Xuan seiring membuka koper yang ada di tangannya. "I'll bring hell to your home," desisnya bersamaan memencet tombol bom, di mana bertuliskan Big Circle Gang hometown.

***

Dewi Athena nampaknya tengah menolong seorang gadis yang sedang melarikan diri dari penyeretan paksa sang Godfather dari La Righello. Gadis itu dilindungi Dewi Athena dalam melarikan diri, membantu gadis itu menyusun taktik untuk mengelabui musuh. Letizia membunuh pelayan yang mengantarkan makanan untuknya, lalu menyelimutinya agar orang-orang mengira itu dirinya. Namun, saat hendak lari, Bian mendatanginya. Letizia bersembunyi di balik pintu dan menikam pria itu dari belakang memakai pisau buah yang ia dapat dari pelayan.

Letizia terus berlari menelusuri hutan lantaran mansion Xuan yang ada di Kuba berada di tengah-tengah jenggala. Letizia semakin panik ketika ia mendapati pantai kosong. Ia menoleh ke sana ke mari. Ia bingung dan ketakutan, ia tidak ingin kembali ke neraka Gabrielle lagi, pria itu memerlakukannya layaknya binatang yang tidak memiliki perasaan. Ya, meski ia mencintai Gabrielle, namun ia tidak bisa memaafkan apa yang telah Gabrielle lakukan padanya.

"Nona Gabriels di arah sana!"

Letizia membalikkan badan, panik mendapati rombongan Gabrielle yang menoleh ke arahnya. "Fuck!" umpatnya berlari semakin menjauh menelusuri bibir pantai. "Aaa!" jerit Letizia terkejut mendapati Ace berada lima ratus meter di depannya. Tanpa pikir panjang, Letizia langsung masuk ke air pantai. Hanya ada satu di dalam pikiran Letizia, lari dari Gabrielle. "Menjauh!"

Seluruh Mafioso panik menyaksikan sang Nona semakin ke tengah pantai. "Nona Gabriels!" jerit mereka. Siapa pun tahu mereka akan terkena imbasnya jika sang Nona dalam bahaya.

Letizia tidak peduli jeritan-jeritan mafioso di belakangnya dan tetap masuk ke dalam air, berenang semakin ke tengah. Ia tidak akan membiarkan Gabrielle mendapatkan apa yang ia inginkan. Bagaimana bisa pria itu melemparnya ke kandang singa? Sengaja tidak mempercayainya lalu membuangnya ke Ciudad Victoria untuk disandera musuh, semua ini rencana Gabrielle. Bagaimana bisa pria itu mempertaruhkan nyawa Letizia untuk sebuah permainan? Ia pikir Letizia ini apa? Letizia tidak peduli jika ia harus mati agar membuat Gabrielle mengerti, tidak semua permainan dapat dimenangkan oleh pria itu. Ia sudah muak dengan sikap sesukanya Gabrielle. Bagaimana jika Letizia benar-benar mati di tangan Xuan?

Letizia tersentak begitu tubuhnya tiba-tiba direngkuh oleh Gabrielle yang di mana pria itu terengah-engah, panik luar biasa. "Apa yang kau lakukan?!" bentak Gabrielle dengan suara amat tinggi.

Netra biru laut itu senada dengan warna pantai, melotot ke arah Letizia lantaran paranoid. Entah mengapa, melihat Gabrielle sebegitu mengkhawatirkannya, Letizia ingin menangis. Tapi tetap saja, ia tidak mau kembali pada Gabrielle. Ia meronta-ronta agar pria itu melepaskannya. "Lepaskan! Enyahlah kau, L!"

Gabrielle yang déjà vu dengan kejadian ini, memeluk erat Letizia, membuat gadis itu sulit bernapas. Ia ingat dengan jelas bagaimana ibunya sengaja menjatuhkan Letizia di kolam renang dan Letizia tenggelam saat masih balita. "Lily," lirihnya dengan suara parau. Ia trauma melihat Letizia di dalam air seperti ini, mengingatkannya hampir saja Letizia meninggalkannya selama-lamanya.

Letizia pun terkejut dengan eratnya pelukan itu dan jantung Gabrielle berdetak sangat cepat, baru kali ini Letizia merasakan debaran jantung seorang Dominico sekeras itu. Namun, ia tetap masih sakit hati karena dengan beraninya Gabrielle mempertaruhkan nyawanya untuk sebuah permainan. Sebenarnya Letizia ini apa untuk Gabrielle? Apa ia sebegitu tidak berharganya untuk Gabrielle? Letizia berusaha meronta-ronta.

Tidak peduli dengan protesan gerak tubuh Letizia, Gabrielle membawa paksa gadis itu ke daratan. Bahkan, sampai di daratan pun Letizia mencoba lari, membuat Gabrielle menangkapnya dengan paksa.

"Ruth," panggil Gabrielle masih menahan kedua tangan Letizia yang mencoba melepaskan diri. "Suntikkan obat penenang," perintahnya tenang.

Letizia yang mendengar hal itu mengetatkan rahang, lagi-lagi Gabrielle memperlakukannya seperti binatang, memaksanya seolah-olah dirinya tidak punya perasaan, sebenarnya Letizia ini apa untuknya? Letizia menjatuhkan bulir bening, menahan sesak di dadanya. "Berengsek!" umpatnya tepat di depan wajah Gabrielle, membuat seluruh mafioso melotot dan menunduk dalam-dalam, takut.

Gabrielle seolah tidak memedulikannya hanya menatap datar Profesor Ruth menyuntikkan obat penenang pada Letizia.

Entah mengapa, Letizia semakin sakit hati melihat hal itu, Gabrielle benar-benar tidak memiliki hati. "Aku membencimu!" umpatnya dengan nada menekan. Netra kecokelatan Letizia tiba-tiba saja mengabur, ia mengantuk, dan langsung tertidur.

Gabrielle dengan sigap menggendong bridal gadis itu, mengedarkan pandangan pada bawahannya yang ketakutan. "Kembali ke Turin."


#To be Continue...




230622 -Stylly Rybell-
Instagram maulida_cy

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now