Chapter 12 : Different Guy

23.5K 1.9K 52
                                    

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
10.00 PM.

Bulan purnama membelah kegelapan malam, menembus atmosfer teror dan bahaya nan biasanya terasa ketika matahari membenamkan diri di bagian bumi yang lain. Beberapa utas daun jatuh ke permukaan, menandakan musim gugur telah menghampiri.

Di bagian kota, terdapat sebuah kompleks yang isinya hanya sarang para mafioso, tanpa diketahui orang-orang. Tempat tersebut lebih terlihat sebagai kompleks kaum elit, di mana bangunan memiliki supercar masing-masing serta beberapa memiliki lapangan penerbangan pribadi.

Di dalam kompleks itu berdirilah mansion kokoh, di mana sang pemilik kompleks sendiri mendesainnya. Mansion terbesar itu memiliki beberapa bagasi besar sebagai penampung puluhan supercar dengan jenis yang berbeda-beda di setiap mansion dimilikinya. Mansion raksasa itu pula memiliki tiga helikopter dan lima pesawat pribadi yang merupakan sebuah perlengkapan di setiap mansion. Mansion yang ada di kompleks itu disebut Gabrielle's Mansion, di mana terdapat Stanza Della Penitenza (Ruang Penebusan Dosa). Ruangan tertutup yang dipakai untuk menebus para pendosa dan hanya diperizinkan masuk bagi orang-orang terpilih, terpilih untuk dihukum.

Namun, tidak dapat dipungkiri segi keindahan mansion tersebut. Taman luas berhamparan rumput dengan beberapa bunga juga set meja-kursi untuk bersantai. Malam itu, dedaunan pohon jatuh ke dasar permukaan bumi.

Interior Eropa khas Italia mengukir eksterior maupun interior mansion. Di dalam bangunan itu terdapat seorang gadis tengah duduk termenung di ruang santai. Bukan tanpa sebab ia termenung, melainkan mendapati ibu Gabrielle yang langsung masuk ke kamar begitu sampai, sementara ayah pria itu kembali pergi mengurus beberapa pekerjaan.

Letizia menggigit kuku, bingung. Ia ingin sekali menghibur Kelsey. Ia tahu hubungan Gabrielle dan kedua orang tuanya. Namun, wanita itu sama sekali tidak menyukai Letizia dan membencinya. Bahkan, enggan melihat wajah Letizia. Letizia memang mudah membenci seseorang, tapi bagian dari Gabrielle yang merupakan dunianya, bukan daftarnya, keluarga Gabrielle adalah sisi Gabrielle juga.

Letizia bangkit dari sofa, pergi menuju dapur. Ia pun membuat jus lemon kesukaan Kelsey yang ia ketahui dari Luke beberapa tahun lalu. Letizia memutuskan untuk berbicara dengan Kelsey, tentu wanita itu menderita karena sikap Gabrielle, persis seperti Gabrielle yang tidak suka jika Letizia melakukan hal buruk.

Maria yang melihat gelagat Letizia kaget, bersamaan pelayan lain. "Apa yang kau lakukan, Nona? Tuan bisa memotong tangan kami—"

"Diam," potong Letizia cepat, sibuk memeras jeruk lemon, memberikan gula dan beberapa penyedap lain sebelum membawa nampan nan di atasnya terdapat makan malam itu ke lift yang diikuti pelayan pribadinya.

"Nona."

"Diamlah, Maria, aku akan selalu bersamamu jika ada yang coba-coba mengadu," ucap Letizia menenangkan, berjalan keluar ketika pintu lift terbuka dan berhenti tepat di depan kamar Kelsey. "Ketuk pintunya."

Maria semakin bergidik, ia tahu hubungan Kelsey dan Letizia seperti apa. "Tapi Nona—"

"Maria," potong Letizia kesal. Ia pun mengarahkan kepalanya agar Maria menuruti perintah.

Dengan terpaksa, ia pun mengetuk pintu dan mengikuti isyarat bibir sang nona. Maria berucap, "Saya membawakan jus lemon untuk Nyonya."

"Aku tidak memesan jus."

Letizia berdecak sebal. Ingin bertemu saja ia harus kesusahan. "Buka pintunya."

"Tapi Nona—"

"Maria!" jengah Letizia semakin kesal. Namun, detik selanjutnya pelayan cantik itu menurut pasrah. Sementara penjaga kamar Kelsey hanya bisa pura-pura tidak melihat meski heran akan perbuatan Letizia.

Gabrielle's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang