Chapter 56 : Nightmare

Depuis le début
                                    

Suara mengerikan itu bahkan membuat Letizia ikut merinding, namun ia enggan untuk patuh, ia tidak peduli lagi. Pria itu harus merasakan apa yang ia rasakan selama ini menghadapinya, muak. Letizia mengetatkan rahang lalu berucap lantang, "Get the fuck off, L!"

Hening dari seberang sana, seakan-akan Gabrielle terkejut adanya suara Letizia di sana dan begitu beraninya gadis itu berkata kasar padanya. "Bitch," panggilnya dengan nada menahan amarah teramat. "I give you... an hour to hand her over... voluntarily, before... I MAKE YOUR NIGHTMARE COME TRUE!"

Letizia dan Xuan tersentak mendengar bentakan keras Gabrielle yang membuat mereka merinding sekaligus bergetar hebat, sebelum suara bantingan terdengar. Ya, sudah pasti Gabrielle membanting ponsel itu. Letizia meneguk saliva, bahkan ia lupa cara berkedip beberapa saat saking kagetnya. Letizia bersumpah selama bertahun-tahun, baru kali ini Gabrielle berbicara semengerikan itu. Letizia menoleh pada Xuan yang terdiam beberapa saat, lalu memegangi dadanya seolah benar-benar terkejut hingga membuat jantung wanita itu sakit, lalu buru-buru mengambil air minum dan menenggaknya.

Brak!

Xuan membanting barang-barang yang ada di atas meja dan menjerit. Tentu saja, rencananya hancur total dan ia membuat adiknya tersiksa di neraka Gabrielle. Siapa pun tahu bagaimana Gabrielle menawan musuhnya, mercilessy.

Melihat itu Letizia berdebar kencang, bukan karena Xuan, tapi bagaimana jika ia benar-benar ditangkap Gabrielle? Neraka macam apa yang akan diciptakan seorang Dewa Kematian itu untuknya? Bentakan keras Gabrielle yang layaknya iblis tadi tidak pernah Letizia dengar sebelumnya. Hal itu membuktikan Gabrielle benar-benar marah, diambang batasnya.

Letizia mencoba untuk tenang. "Xuan, kita harus—"

"Diam, Letizia!" bentak Xuan marah. "Mau atau tidak, kau harus kembali pada bajingan itu!"

Mendengar hal itu, Letizia mengepalkan tangan, ia tidak ingin kembali ke penjara Gabrielle dan pria itu bisa memperlakukannya layaknya seekor anjing yang selalu setia pada pria itu. "Sampai sini saja keberanianmu?! Kau menyerah?! Ketua lemah macam apa kau?!"

"Adikku menderita!" bentak Xuan semakin marah seiring membanting berkas-berkas yang tersisa di atas mejanya. "Dia dalam bahaya! Kau tidak pernah tahu rasanya memiliki keluarga karena kau anak yatim piatu!"

Letizia terdiam mendengar perkataan Xuan, gadis itu tidak bergerak untuk beberapa saat seolah-olah tidak bisa menjawab. Apa yang dikatakan Xuan benar, ia hanya anak yatim piatu, jika tidak ada Gabrielle bagaimana hidup Letizia? Lalu mengapa ia lari dari pria itu?

"Keluar!" usir Xuan yang menyadarkan Letizia dari lamunan.

Xuan menatap kepergian Letizia sebentar, lalu mengacak-acak rambutnya frustrasi. Bagaimana ini? Ia tidak boleh menyerah, Letizia terlalu berharga untuk diserahkan kembali pada Gabrielle. Letizia adalah satu-satunya kelemahan terbesar seorang Gabrielle. Sementara Lucrezia tidak berguna, jika ia menukar adiknya dengan Lucrezia, Gabrielle tidak mungkin mau. Namun, ia harus mencoba, bukan?

Xuan mencoba menghubungi Aldo yang merupakan pengkhianat di kelompok Gabrielle nan ia suap untuk menculik Lucrezia. Xuan menunggu panggilan itu tersambung, membuatnya kesal dan menghubungi pengkhianat Gabrielle yang ia suap juga. Namun, semuanya tidak ada yang tersambung. Tersambung saja tidak apalagi diangkat. Apa Gabrielle telah menyadari semua kartu As Xuan dan menghancurkan rencana Xuan tanpa suara?

"Bian!" panggil Xuan agak keras, membuat bawahannya itu masuk. "Hubungi semua pengkhianat Gabrielle yang bersekutu dengan kita!"

"Baik, Nona."

Xuan bergetar hebat, melirik jam di pergelangan tangannya yang menandakan tiga puluh menit lagi Gabrielle memberikan waktu. "Cepat!" bentak Xuan tidak sabar pada bawahannya itu.

"Tidak terhubung, Nona."

"Aargh!" teriak Xuan kesal. Ia lengah sedikit saja, semua yang ia rencanakan gagal total. Ia mengacak-acak rambut frustrasi. "Cepat hubungi lagi!" Xuan membayangkan adiknya disiksa di sarang musuh, setiap detik yang ia lewatkan. Gabrielle bukanlah tipe pengampun atau memiliki belas kasihan, mustahil adiknya tidak disentuh oleh si iblis itu. Apa ia harus membalas apa yang dilakukan Gabrielle? Menyiksa Letizia?

Xuan melirik kembali arloji melingkar di tangannya, dua puluh menit lagi. Apa ia harus melawan? Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, Gabrielle harus merasakan kehilangan seperti apa yang ia dan adiknya rasakan, kehilangan ayah. Gabrielle-lah penyebab ayahnya dihukum mati oleh pemerintah China karena anak buah ayahnya tertangkap atas perdangan narkoba di East Harlem dari Guangzhou, Gabrielle yang membocorkan rahasia itu dengan meretas safety system kelompok Xuan. Apa ia boleh egois? Membunuh Letizia dan membiarkan kelompoknya dihabisi Gabrielle asalkan dendam ayahnya dengan Gabrielle terbalaskan?

Dor! Dor! Dor!

Xuan tersentak mendengar tembakan di luar. Ia menoleh pada Bian lalu berucap, "Pergi ke kamar Letizia, siksa dia bagaimana pun caranya dan bunuh dia jika aku tidak datang dalam waktu dua puluh menit." 




#To be Continue...




220622 -Stylly Rybell-
Instagram : maulida_cy

Gabrielle's [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant