🥬🥬BAB 69🥬🥬

29.4K 771 45
                                    

Hari ini Zeta sudah diperbolehkan untuk pulang, keadaannya sudah stabil. Zeta sendiri tengah duduk dan menyaksikan Zio memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Ia di rawat 1 minggu, dan 3 hari lalu ia terakhir bertemu dengan Albi. Sebenarnya Albi masih ada di rumah sakit, tapi Zio melarang dirinya untuk bertemu dengan Albi sampai dirinya benar-benar sembuh.

Jadi sekarang ia baru bisa melihat keadaan Albi, tentu saja bersama dengan Zio. Tak lama kemudian Zio sudah selesai memasukkan barang-barangnya dan menyerahkan tas itu kepada bodyguard agar di bawah keluar. Zio menghampiri Zeta dan tersenyum ke arah Zeta, Zeta pun balik tersenyum ke arah Zio.

"Terima kasih, kakak udah jaga aku di sini," ujar Zeta.

"Itu sudah menjadi tugas kakak. Mau ketemu sama dia sekarang?" tanya Zio di akhir.

"Dia juga punya nama kak, namanya Albi. Masak dari dulu kakak panggil dia dia terus sih," balas Zeta kesal.

"Albi, puas kamu?" balas Zio malas.

Zeta mengangguk antusias. "Gitu dong, sekarang ayok kita lihat Albi. Aku enggak sabar liat wajah tampannya," ujarnya.

"Ada-ada aja kamu ini," ucap Zio sembari menoyor kepala Zeta.

Zio membantu Zeta turun dari ranjang pasiennya, ia menuntun tangan Zeta keluar dari sini. Persis seperti seorang anak kecil yang mengajak saudaranya main. Dengan tangan saling bergandengan, mereka berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit. Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di depan ruangan di mana Albi di rawat.

Langsung saja mereka masuk ke dalam, Zeta berjalan terlebih dahulu dan disusul oleh Zio. Pemandangan pertama yang mereka lihat ialah Albi dengan baju pasiennya tengah menggendong Syika, rupanya Albi juga sudah sembuh dilihat dari tangannya yang terbebas jarum infus. Zeta pun menghampiri Albi.

"Hai Syika," sapa Zeta sembari mencubit pipi Syika.

"Hai mama," balas Syika lalu tersenyum ke arah Zeta.

"Kau sendiri?" tanya Albi dan mendapatkan gelengan oleh Zeta.

"Aku bersama dengan Zio," jawab Zeta. Albi pun melihat ke belakang, benar saja jika ada Zio. Lantas ia pun menurunkan Syika dari gendongannya.

"Kau main saja sama twins di sini, saya ingin berbicara dengan Zio," ujar Albi dan mendapatkan anggukan dari Zeta.

Albi pun mendekat ke arah Zio. "Bisa kita bicara hal yang cukup serius?" tanya Albi kepada Zio.

Zio menganggukkan kepalanya dan keluar dari sini, Albi mengerti jika Zio mau berbicara dengannya di lain tempat. Ia pun berbalik badan, berjalan ke arah almari yang ada di sini mengambil jaket lalu memakainya. Ia pamitan kepada Zeta untuk pergi dari sini, setelah mendapatkan ijin ia keluar dari sini.

Ia berjalan keluar dari ruang rawatnya, bodyguard bilang Zio berada di rooftop rumah sakit ini. Tanpa berlama-lama lagi ia pergi ke sana, kebetulan ruang rawatnya berada di lantai paling atas. Jadi tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rooftop. Sesampainya di sana angin bertiup dengan kencang, ia melihat Zio di sudut sana dan dia berdiri berpegangan kepada pembatas.

"Kau pasti sudah tau kalau saya sudah mengungkapkan perasaan kepada Zeta, kau juga tau kalau kita berdua sama-sama saling mencintai," ujar Albi.

"Saya tau, dan kau pasti tau jika saya berat sekali melepaskan tanggungjawab kepada Zeta dan membiarkan tanggungjawab itu kepadamu," balas Zio tanpa melihat ke arah Albi.

"Saya berjanji akan menjaga Zeta, percaya kepada saya. Saya juga tau dalam beberapa hal kita musuh, tapi untuk kali ini biarkan Zeta bersama dengan saya," ucap Zio tulus dari hati.

"Tak semudah itu, saya baru bertemu dengan Zeta. Kedua orang tua kita sudah meninggal, dan di sini saya berjanji untuk menjaga Zeta. Bukannya berburuk sangka, saya takut kau mengecewakan Zeta dan itu membuat saya merasa bersalah kepada kedua orang tua saya," ungkap Zio.

"Saya tak akan melakukan itu, pegang janji saya. Zeta akan aman bersama dengan saya, dan saya akan berdamai dengan masa lalu untuk kehidupan saya dan Zeta ke depannya," jelas Albi.

Zio menghela nafas kasar, salahkah ia curiga dan takut jika Albi menyakiti hati adiknya. Tapi melihat Zeta bahagia bersama Albi, itu membuat ia tak bisa memisahkan mereka berdua. Ia menatap Albi dan menganggukkan kepala pelan pertanda ia setuju dengan hubungan mereka berdua.

***

Di ruang rawat Albi, Zeta bermain bersama dengan twins. Sudah lama sekali ia tak menghabiskan waktu dengan mereka berdua, Syika pun sangat manja kepada dirinya. Tiba-tiba saja ia mendengar suara pintu dibuka, ia melihat ke belakang dan mendapati Cakra bersama dengan kedua orang tua Albi.

Yang membuat dirinya terkejut ialah mereka membawa kue, balon, dan juga bucket bunga banyak sekali. Jangan lupakan mereka membawa banyak sekali barang-barang di dalam tas. Langsung saja ia berdiri dan menghampiri mereka dengan perasaan bertanya-tanya. Wajah mereka sumringah dan itu membuat dirinya berpikir siapa yang ulang tahun.

"Siapa yang ulang tahun?" tanya Zeta.

Cakra berdecak sebal. "Enggak ada yang ulang tahun, ini semua dipersembahkan untukmu karena kau resmi memiliki hubungan dengan Albi," balasnya.

"Iya Zeta, itu benar. Kita senang banget kalian memiliki hubungan serius, selamat ya nak."

Zeta tersenyum ke arah mama Albi. "Terima kasih tante," ujarnya.

"Mulai sekarang dan seterusnya kamu panggil kita berdua mama dan papa oke?"

Zeta mengangguk. "Terima kasih untuk semuanya, aku enggak nyangka kalian siapin ini semua untuk merayakan hubungan aku dengan Albi," ujarnya terharu.

Zeta dipeluk oleh kedua orang tua Albi. "Ma, terima kasih sudah melahirkan laki-laki seperti Albi," ujar Zeta kepada mama Albi.

Mereka tersenyum satu sama lain, baik sekali calon mertuanya itu. Zeta pun menyuruh mereka untuk duduk, memang di sini ada sofa. Twins sendiri langsung menyambar kue yang mereka bawa. Ia tersenyum kecil melihat mereka yang berteriak kesenangan karena mendapatkan banyak sekali balon.

Beberapa saat setelah itu Albi kembali masuk, Zeta pun bangkit dari posisinya dan berjalan ke arah Albi. Ia melihat Albi kembali seorang diri, di mana Zio? Tak mau ambil pusing ia segera menutup pintu itu dan melihat suhu tubuh Albi. Rupanya dia sudah baik-baik saja, tapi dia dari mana? Mengapa berantakan sekali bajunya?

"Kau habis dari mana? Zio juga di mana?" tanya Zeta beruntun.

"Dia ada urusan, dia meminta saya mengantarkan kamu pulang," jawab Albi.

"Mulai sekarang jangan panggil gitu, panggil aku kamu. Bagaimana?" tawar Zeta sembari menaik turunkan alisnya.

Albi tertawa kecil. "Baiklah kesayangan," bisik Albi tepat di samping telinga Zeta.

"Jangan gitu, malu tauk," balas Zeta sembari menyembunyikan wajahnya yang memerah. Dari kejauhan Cakra tersenyum kecil, akhirnya Albi mengungkapkan perasaannya kepada Zeta. Itu benar-benar membuat dirinya senang.


~~~~~TAMAT~~~~~

Baby Twins From Billionaire [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن