🥬🥬BAB 43🥬🥬

15.3K 863 2
                                    

Zeta dan Zio berada di sebuah pantai yang sangat indah, hanya ada beberapa pengunjung disini karena letaknya sangat jauh dan juga berada di tengah hutan. Udara disini sangat enak, air lautnya berwarna biru kehijauan-hijauan. Mungkin batu karangnya bisa terlihat jika kita mendekat.

Saat ini Zeta duduk di tebing melihat keindahan laut dari atas. Cuaca tak terlalu panas jadi sangat cocok untuk berada disini. Mereka duduk bersebelahan, menikmati semilir angin yang sedikit membuat rambut Zeta berantakan.

"Dari mana kau tau tempat ini?" tanya Zeta heran, pasalnya Zio orangnya sibuk dan jarang untuk berlibur di pantai seperti ini.

"Aku suka kesini jika rindu dengan mama dan papa," jawab Zio sendu. Walapun dia tak tau bagaimana wajah kedua orang tuanya, namun Zio suka berada disini dan membayangkan jika ia dan kedua orang tuanya tengah bermain di pantai ini.

"Mama sama papa udah bahagia disana, mereka melihat kita dari atas." Zeta menujuk kearah langit yang berwarna biru.

"Kau benar," ucap Zio tersenyum tipis.

Mereka memutuskan untuk turun, lumayan susah namun dengan senang hati Zio membantu Zeta. Setelah kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit untuk turun, kini Zeta dan Zio berjalan dipinggir pantai tanpa menggunakan alas kaki. Sehingga jejak kaki mereka terdapat pada pasir yang basah.

Ombak yang tak terlalu besar membasahi kaki mereka, sangat segar sekali. Mereka berjalan dengan tangan bergandengan, sesekali Zeta mengambil kerang yang menempel di pasir. Hampir tak ada sampah dipantai ini, juga pantai ini sangat sunyi seperti tak ada kehidupan.

"Haus!" keluh Zeta sembari membungkukan badannya bertumpuan dengan dengkulnya.

"Mau digendong?" tawar Zio.

Seketika Zeta mengangguk, langsung saja Zio berjongkok dan Zeta menaiki punggung Zio. Dengan gerakan pasti Zio berdiri dan menahan tubuh Zeta yang berada dipunggungnya, lalu berjalan-jalan. Zeta memeluk leher Zio, sesekali ia menjulurkan tangannya seolah-olah spiderman yang tengah terbang.

"Zio jangan lari," pekik Zeta saat Zio membawanya lari.

Lalu tanpa sadar Zio menyandung batu dan membuat mereka berguling-guling dipasir. Setelahnya mereka tertawa keras dengan posisi telentang menghadap ke arah langit.

"Nakal ih, dijatuhin." Zeta memukul lengan Zio.

"Salahin aja batunya," ucap Zio dengan nada sedikit tertawa, lalu dirinya mencubit pipi Zeta membuat sang empu menggerutu sebal.

Mereka tertawa bersama dikarenakan Zio yang menggelitiki perut Zeta. Mereka sama-sama ingin membekukan waktu agar kebersamaan ini tetap abadi. Bahkan Zio berdoa supaya moment ini terulang kembali, dimana ia dan Zeta tertawa bersama diatas pasir pantai yang sangat indah. Mungkin jika kedua orang tua mereka ada pasti kebahagiaan ini akan bertambah berkali-kali lipat. Namun mereka yakin jika saat ini papa dan mama mereka melihat kejadian ini dan tersenyum. Sedikit demi sedikit Zio bisa membuat Zeta tersenyum bahagia walau hanya dengan hal yang sangat sederhana.

***

Hotel

Albi terduduk dipinggir kasurnya, 1 jam yang lalu dirinya, Cakra dan twins sampai dihotel. Namun sekarang Syika dan Cakra pergi mengajak Syika jalan-jalan, tentunya Nathan ikut dengan mereka. Albi tak ikut dengan alasan capek, namun kenyataannya dirinya tengah memikirkan Nathan yang sudah tau siapa Hilda sebenarnya.

Setelah pertemuan singkat tadi, Nathan menjadi dingin kepadanya. Namun Nathan sama sekali tak menceritakan kejadian itu kepada Syika, hal itu yang membuat Albi sedikit bernafas lega. Setiap ia bertanya tentang apapun kepada Nathan, anak itu hanya menjawab dengan anggukan kepala dan gelengan saja.

"MENGAPA KAU KEMBALI DISAAT AKU SUDAH BERDAMAI DENGAN MASALALU HILDA!" teriak Albi frustasi.

Lelaki itu berjongkok dan melihat kearah depan dimana terdapat kaca yang menampilkan langsung pemandangan pepohonan yang sangat rindang. Banyak pertanyaan yang menghantui pikiran Albi, tentang apa yang membuat Hilda ingat mempunyai anak? Mengapa sorot mata Hilda menampilkan kesedihan yang mendalam?.

Albi bersender di kasurnya, ia menaruh tangannya diatas lutut dan melihat ke depan dengan pandangan kosong. Lantas bagaimana ekpresi Syika bila bertemu dengan ibu kandungnya?.

Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki, langsung saja ia berdiri dan merapikan sedikit rambutnya berantakan. Ternyata Twins dan Cakra sudah pulang. Albi tersenyum kearah dua anaknya, apalagi Syika yang juga membelas senyumnya hingga membuat mata anak itu menyipit.

"Tadi beli apa?" tanya Albi kepada Syika yang saat ini berada di pangkuannya.

"Tadi kita beli aisklim," jawab Syika.

"Sekarang mandi, papa akan siapkan baju untuk kalian." Albi menurunkan Syika, langsung saja twins pergi kekamar mandi.

Diruangan itu tinggal Albi dan Cakra saja, lantas Cakra duduk disebelah Albi yang saat ini tengah memikirkan sesuatu. Bukan 1 atau 2 tahun ia kenal dengan Albi, jadi setiap Albi mempunyai masalah ia akan tau dari raut wajahnya.

"Masih mikirin Hilda?" tanya Cakra.

"Kau sudah tau jawabannya," balas Albi dengan nada malas.

Cakra tertawa kecil, "Berita yang beredar dia udah ngak jadi model lagi," ucapnya.

Seketika Albi langsung menoleh, dirinya memang jarang bahkan hampir tak pernah membaca berita yang sedang trending. Menurut Albi hal itu akan membuang waktu saja, mengingat ada hal yang lebih penting dari pada sekadar menonton berita.

"Katanya dia hamil sama pengusaha terkenal tanpa adanya ikatan pernikahan," jelas Cakra. Dirinya memang suka melihat berita, apalagi berita tentang mantan istri sang sahabat yang semakin hari semakin panas.

"Mungkin itu balasan buat dia karena meninggalkan twins," ujar Albi tak acuh, lalu dirinya pergi melihat apakah twins sudah selesai mandi atau belum.

"Disaat Zeta hadir menghiasi hari-hari Albi, Hilda datang. Mungkin saja Albi masih mencintai Hilda," monolog Cakra. Lelaki itu tak menyangka jika Hilda akan datang lagi setelah sekian lama mengejar karir diluar negeri.

Cakra merasakan sedikit perubahan yang ada dalam diri Albi setelah kedatangan Zeta. Bisa dibilang Zeta membawa pengaruh baik untuk Albi, bahkan orang tua Albi sangat mendukung jika Zeta menjadi ibu kandung dari twins.

***

Zeta dan Zio berada didalam mobil, setelah puas bermain dipantai mereka memutuskan untuk pulang. Diperjalanan Zeta hanya makan snack saja, tentunya Zio yang membelikannya. Zeta melihat kesamping, mereka sudah berada dikota terbukti dari terlihatnya gedung-gedung tinggi.

"Sepertinya aku melihat seseorang," ucap Zeta.

"Ha?" tanya Zio tak paham.

"Coba putar balik," ucap Zeta dan Zio mengangguk. Sepertinya Zeta melihat seseorang yang tak asing. Sedangkan Zio langsung mencari tempat untuk memutar balik mobilnya. Setelah menemukan tempat, lelaki itu kembali melajukan mobilnya.

Sementara Zeta mengedarkan matanya kesegala arah mencari keberadaan seseorang yang tak sengaja dirinya lihat. Hingga, dengan reflek Zeta memukul lengan Zio supaya memberhentikan mobilnya.

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang