🥬🥬BAB 24🥬🥬

25.1K 1.6K 3
                                    

Zeta masih diam, ia mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut Albi. Dirinya memeluk perutnya sendiri karena merasa dingin. Zeta berjalan mundur kala perempuan itu maju namun dengan sigap Albi mendorong perempuan itu.

"DASAR PELAKOR!" Teriak orang itu yang Zeta ketahui bernama Feli.

"Jangan menuduh saya sembarangan," ujar Zeta menatap Feli dengan pandangan tak terbaca.

"LIHATLAH ORANG INI, DIA PEREBUT CALON SUAMI SAYA," teriak Feli menunjuk Zeta.

Plak

Kepala Zeta menoleh kesamping saat Feli menampar pipinya. Rasa panas langsung menjalar di pipinya, mengapa dia menuduhnya yang tidak-tidak?. Tak sampai disitu saja, Feli juga mendorong bahu Zeta hingga membentur tembok.

"Jangan dekati Albi atau kau tau akibatnya?!" ancamnya kepada Zeta

"Badan manusia perilaku kayak hewan," ujar Zeta tersenyum sinis.

"Sekarang kau pegi Feli," ujar Albi dengan nada penuh penekanan.

"Biarkan saja dia disini, kita lihat seberapa jauh anjing ini bermain," balas Zeta dengan pandangan tak lepas dari mata Feli.

Sedangkan Feli yang mendengarnya merasa geram, dirinya menoleh kesegala arah. Mereka kini menjadi pusat perhatian semua orang. Bahkan ada yang terang-terangan mmembicarakan mereka secara langsung. Feli tersenyum, lebih tepatnya tersenyum sinis.

"Sepertinya aku pernah lihat kau pernah tidur dengan om ku yah?" tanya Feli pura-pura terkejut.

"Jaga mulutmu," kecam Zeta.

Semua orang langsung berprasangka buruk kepada Zeta. Zeta menghela nafas mencoba untuk tidak terpancing emosi, namun tetap saja hatinya merasa sakit.

"Omonganku benar loh, dan sekarang malah rebut pacar orang," ujar Feli dengan nada yang disengaja dikeraskan.

Tanpa berlama-lama lagi Zeta pergi dari sana, ia berlari sekuat tenaga tanpa memperdulikan Albi yang berteriak memanggilnya. Sementara didalam restaurant suasana hening, Albi menatap Feli dengan amarah yang memuncak.

"Kau akan tau akibatnya," ancam Albi lalu pergi berlari menyusul Zeta. Sedangkan Feli menggeram marah, ia menatap Cakra yang tersenyum mengejek kearahnya. Cakra yang merasa Feli ingin menghampirinya langsung menggendong Syika dan pergi dari sana, Nathan mengikuti langkah Cakra tak lupa menatap Feli dengan pandangan yang sulit diartikan.

***

Kini Zeta duduk dikursi panjang yang menghadap langsung ketaman. Dirinya menangis, bajunya yang masih basah tak ia pedulikan. Kata-kata Feli terngiang-ngiang di otaknya, ia bukan pelakor ataupun wanita malam. Tadi dirinya sudah dihina orang tua mamanya, sekarang Feli.

Dirinya terkejut kala sebuah jas menutupi tubuhnya, ternyata Albi lah pelakunya. Lelaki itu kini sudah duduk disebelahnya, Zeta ingin melepaskan jas itu namun dengan cepat Albi mencegahnya.

"Mulai sekarang aku tak akan kerja di kantormu lagi," ujar Zeta.

Albi langsung menoleh, "kenapa?" tanyanya.

Zeta menggeleng, "Aku tak mau dicap sebagai pelakor. Aku akan cari kerja yang lain saja," ujarnya dengan senyuman paksa.

Albi berdiri dan menarik tangan Zeta supaya mengikuti langkahnya. Zeta hanya pasrah, ingin berontak pun tak bisa tenaganya dan Albi beda jauh. Albi membawanya kembali kekantor, sesampainya disana lelaki itu menyuruh dirinya untuk ganti baju.

Zeta mengganti bajunya dengan baju pemberian OB Albi. Tak mungkin dia tetap mengenakan pakaian basah seperti ini, apalagi dingin. Setelah ganti baju Zeta kembali keruangan Albi disana sudah ada twins dan juga Cakra. Untung saja OB itu memberikan dirinya baju yang pas, yaitu baju lengan panjang berwarna hitam untuk celananya ia tak ganti karena celana yang ia pakai sebelumnya masih bisa untuk dirinya gunakan.

Zeta memilih untuk duduk disebelah Syika, ia mengenyritkan alisnya bingung. Mengapa diatas meja banyak makanan? Nathan pun juga masih makan.

"Ini makanan siapa?" bisik Zeta kepada Cakra, banyak sekali makanan kayak orang mau kondangan saja.

"Bos yang beliin," jawab Cakra turut berbisik. Tadi Albi memang sempat membeli makanan online, bosnya yang satu ini memang sangat baik.

Zeta mengangguk, dirinya menguncir rambutnya yang semula tergerai. Dirinya mengambil tisu dan mengelap noda yang ada di sudut bibir Nathan. Dirinya tersenyum kala Nathan mengucapkan terima kasih kepadanya.

Mereka yang ada disana dikagetkan dengan suara seseorang membuka pintu. Zeta pun langsung menoleh ke sumber suara, disana ada perempuan paruh baya dengan membawa kresek. Sebentar, kok Zeta kayak pernah lihat perempuan itu.

"Tante Sarah?!" pekik Zeta, ya perempuan itu Sarah orang yang telah menolong dirinya dialfamart tadi.

"Loh Zeta!" pekik Sarah, lalu ia menghampiri Zeta yang saat ini ter bengong.

"Kok kamu bisa ada disini?" tanya Sarah yang kini sudah duduk disebelah Zeta.

"Aku kerja disini tante," balas Zeta, padahal dia belum mulai kerja. Berbohong sedikit tak apalah.

Zeta sendiri merasa canggung, mengapa Sarah berada di sini?. Dirinya takut disangka yang tidak-tidak, apalagi hanya dirinya perempuan dewasa disini. Diruangan ini hanya ada Albi, Cakra twins dan dirinya. Pasti semua orang salah mengira jika baru pertama kali melihatnya.

"Kalian saling kenal?" tanya Cakra yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara Zeta dan Rosa.

Zeta mengangguk, lantas dirinya bercerita tentang pertemuannya dengan Sarah dari awal sampai akhir. Tanpa Zeta sadari, Albi juga mendengarkan ceritanya dalam diam. Lelaki itu nampak tertarik dan ingin mendengarkan cerita dari Zeta.

***

90 vote langsung upgrade lagi

Baby Twins From Billionaire [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن