🥬🥬BAB 41🥬🥬

17.4K 948 9
                                    

Setelah menjemput twins Albi mengajak mereka makan siang, tentunya bersama dengan Zeta sekretarisnya. Mobil yang Albi kendarai berhenti tepat di depan sebuah restaurant, dari depan restaurantnya bagus dan juga ada beberapa lampu yang menghiasinya.

Zeta turun lalu melepaskan sabuk pengaman Syika, begitu juga Albi yang melepaskan sabuk pengaman yang Nathan kenakan. Lalu mereka masuk dengan Syika yang berada di gendongan Zeta. Sesampainya didalam Zeta tersenyum ramah kepada pelayan yang mengantarkan mereka ke kursi yang masih kotor.

"Mau pesan apa?" tanya Zeta kepada twins yang asik bermain dengan mainannya. Kini mereka sudah duduk di kursi, dengan posisi berhadapan dengan twins.

"Bagaimana kalau mie goleng?" usul Zeta.

"Mie goreng?" beo Albi.

Syika mengangguk, "Mie yang belada didalam kemasan dan juga lasanya sangat enak. Ada kliuk-kliuknya," ujarnya.

"Jangan bilang kalian makan mie instan?" tebak Albi.

Zeta tersedak ludahnya sendiri mendapati twins yang mengangguk, pasti setelah ini ia dimarahi Albi sebab mengasih makan twins mie. Tapi kan waktu itu twins suka, huaa mama tolong Zeta!!!.

"Sekarang kalian ngak boleh makan makanan tidak sehat oke?" ucap Albi, twins mengangguk lagi.

"Dan kau," Albi menunjuk Zeta, "Jangan berikan anak saya makanan seperti itu," ujarnya dengan menatap tajam Zeta.

Seketika Zeta mengangguk, ia menelan ludah susah payah. Ternyata kasih makan mie anak Sultan eh maksudnya anak Albi sangat susah. Lihatlah sekarang, Albi menatap tajam Zeta yang hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal. Oh ayolah! Apakah Albi tak pernah menikmati makanan seenak itu?.

"Tuan, nyonya mau pesan apa?"

Suara pelayan itu mengagetkan mereka berdua, Zeta lupa jika disana masih ada pelayan dan ini semua salah Albi yang marah tak tau tempat.

"Aku steak ayam dan juga minumnya hot chocolate, dan juga es krim rasa vanila dan coklat," balas Zeta.

"Steak daging, Lemon tea!" ucap Nathan tanpa ekspresi.

"Dan juga menu untuk anak kecil 2 yah mbak, dilengkapi aja. Juga susu rasa stoberi 2, puding ukuran kecil juga 2." Zeta memesankan twins makanan.

"Ada lagi?" tanya pelayan itu.

"Sudah itu saja," jawab Zeta, lalu pelayan itu pamit pergi.

Kini suasana kembali sunyi, Zeta tak tau ingin berbicara seperti apa. Twins sendiri juga sibuk dengan mainan yang diberikan oleh pelayan tadi, hingga Albi menatapnya membuat ia takut. Bagimana tak takut, lelaki itu menatap dirinya seolah psikopat yang ingin memangsa dirinya.

"Mengapa kau pesan banyak sekali? Siapa yang akan makan nantinya?" tanya Albi beruntun.

"Twins masih dalam pertumbuhan, dia harus makan sayur buah-buahan dan susu supaya gizinya seimbang. Puding tadi juga untuk twins, karena puding disini dari buah jadi pasti bergizi!" jawab Zeta panjang lebar. Memang dirinya sudah pernah makan disini.

Albi mengangguk sekilas, jujur saja setiap makan disini ia hanya memesan menu yang twins suka tanpa melihat itu baik untuk mereka atau tidak. Sampai sini Albi tau, jika twins masih dalam pertumbuhan jadi harus mengkonsumsi makanan yang sehat. Sepertinya Albi harus lebih waspada dengan apa yang twins makan nanti.

30 menit kemudian mereka sudah selesai makan, saat ingin keluar mata Zeta tak sengaja melihat seseorang. Langsung saja Zeta menghampirinya, ternyata benar. Seseorang yang ia lihat ialah Vio yang tengah menyatat pesanan pelanggan.

"Vio?" panggil Zeta, Vio menoleh mendapati Zeta yang berdiri dibelakangnya. Langsung saja Vio menyelesaikan pesanan pelanggannya dan menarik tangan Zeta agak jauh dari sana.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Vio kepada Zeta.

"Aku makan lah, kamu ngapain?" Zeta balik nanya.

"Ini restaurant aku Zeta," jawab Vio.

Zeta membulatkan mulut tak percaya, "Beneran?" tanyanya.

Vio mengangguk, "Ceritanya nanti aja, sekarang aku harus buru-buru anterin pesanan pelanggan." Tanpa menunggu jawaban dari Zeta, Vio pergi begitu saja.

Zeta menghela nafas pasrah, akhirnya dirinya pergi keluar lagi. Ternyata twins dan Albi menunggunya disamping mobil. Perempuan itu tersenyum lalu menghampiri ayah dan anak itu.

"Maaf menunggu lama," ucap Zeta sembari merapikan sedikit bajunya.

"Memang lama!" balas Albi ketus, lelaki itu langsung masuk kedalam mobil. Dengan segera Zeta membantu twins naik ke mobil dan memasangkan sabuk pengamannya.

Cup

Cup

Zeta mendapatkan dua kecupan dari twins dipipinnya, Zeta menatap dua anak itu bergantian. Lalu aslinya mengenyrit bingung.

"Telima kasih mama," ucap Nathan dan Syika bersamaan.

"Sama-sama," balas Zeta tersenyum lalu balik mencium Nathan dan Syika secara bergantian. Setelahnya Zeta masuk kedalam mobil dan duduk dikursi bagian depan. Senang sekali rasanya mendapatkan ciuman dari twins, sampai-sampai pipinya memanas.

***

Sementara di mansion Lixston, Feli tengah menangis dipelukan Ratna sebab tadi ia melihat Albi dan Zeta makan bersama. Bukan cuma itu saja, Feli juga melihat Zeta dan Albi satu mobil. Makannya sekarang ia memangis dan tak mau jika Albi direbut oleh Zeta.

"Jangan menangis sayang, mama pasti akan hancurkan Zeta supaya dia tak bisa dekat-dekat dengan Albi." Ratna mencoba menenangkan Feli yang terus saja menangis.

"Benar apa kata mamamu, nenek yang akan hancurkan Zeta. Berani-beraninya dia rebut calon suami kamu, benar-benar jalang!"

"Pokoknya nenek dan mama harus hancurkan Zeta lebih cepat hiks hiks dia jalang yang cuma manfaatin hartanya Albi," ujar Feli dengan nada yang disedih-sedihkan.

"Pasti!"

Dalam diam Feli tersenyum miring, kini ia tak perlu mengotori tangannya untuk menghancurkan Zeta. Mama dan neneknya lah yang akan bertindak, dirinya tinggal menunggu Zeta yang hidupnya hancur secara perlahan-lahan. Sampai kapanpun dirinya tak akan membiarkan Albi menikah dengan siapaun kecuali dirinya.

"Lihat aja Zeta! Jalang tak pantas hidup! Katakan selamat tinggal kepada dunia," batin Feli tertawa jahat.

Feli sangat membenci Zeta, apalagi dia yang merebut perhatian Albi secara tak langsung. Bahkan anaknya Albi juga sangat sayang kepada Zeta. Sampai kapanpun Albi akan terus menjadi miliknya, tentunya ia tak mau twins hadir. Sebisa mungkin ia akan menyingkirkan twins walapun dia adalah anak dari Albi. Yang dirinya mau hanya Albi seorang bukan twins.

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang