🥬🥬BAB 59🥬🥬

11.9K 630 3
                                    

3 Hari kemudian, masalah di kantor sudah selesai. Keputusan yang tepat ialah Albi yang harus ganti rugi semuanya baik secara materi maupun tenaga. Saat ini Albi dan Zeta berada ditempat proyek yang hancur. Suasana sepi, semuanya sudah ditemukan hanya tersia puing-puing bangunan saja.

Selama 3 hari ini Albi bekerja keras menyelesaikan semua ini, bahkan dia hanya tidur 3 jam dalam satu hari. Satu hal yang pasti, ia sudah tau jika penyebab dari ini semua ialah bawahan Alex yang tak terima akan keadaan Alex sekarang. Akibat masalah ini, ia harus bekerja lebih keras lagi untuk mengembalikan semua yang sudah lenyap.

"Apakah kau berencana akan membuat bangunan lagi di sini?" tanya Zeta.

"Entahlah," jawab Albi yang saat ini memakai kacamata guna menutupi mata pandanya.

"Yuk kita pulang," ajak Zeta dan diangguki oleh Albi.

Namun saat ingin melangkah, tiba-tiba rasa pusing menyerang Albi. Ia hampir oleng ke samping, namun tubuhnya di tahan oleh Zeta. Dapat Zeta lihat jika bibir Albi pucat, laki-laki itu tampak memegangi kepalanya.

"Kamu kenapa?" tanya Zeta.

"Saya pusing," jawab Albi jujur.

"Kuat jalan kan? Ayo kita ke mobil," ajak Zeta.

Albi mengangguk, ia berjalan ke arah mobil di bantu oleh Zeta. Sesampainya di mobil ia langsung masuk, menyenderkan tubuhnya di senderan kursi. Entah mengapa akhir-akhir ini ia sering merasa pusing yang berlebihan.

Zeta duduk di samping Albi, ia tak tau harus melakukan apa. Mata panda Albi menandakan bahwa lelaki itu tengah sakit. Sampai akhirnya ia menyuruh supir untuk membawa Albi ke rumah sakit. Sempat ada penolakan namun dengan paksaan dirinya Albi akhirnya mau.

"Tidur aja, sampai di rumah sakit aku bangunin," suruh Zeta.

"Saya harus jemput twins sekolah," balas Albi dengan suara lirih.

"Mereka pulang masih 1 jam lagi," jelas Zeta.

Setelah percakapan itu, suasana kembali hening. Albi tidur, sementara Zeta menghubungi Cakra guna menyuruh agar dia meng-handle semua pekerjaan Albi. Tak tega melihat Albi yang akhir-akhir ini lemah, apalagi twins yang rewel tanpa sebab.

Dirinya menebak apa mungkin twins rindu dengan Hilda? Jika iya di mana ia bisa menemukan Hilda? Tanpa Albi tau, setiap malam Nathan selalu mengigau memanggil nama seseorang. Ia tau semua itu dari bibi yang ditugaskan menjaga twins.

***

Sementara di tempat lain, tepatnya di ruang rawat Alex terdapat sekitar 4 orang laki-laki berbeda umur. Di ruangan ini terdapat Alex yang terbaring lemah dengan alat-alat medis di tubuhnya, ruang rawat ini serba tertutup. Setiap beberapa jam sekali ada dokter khusu yang memantau keadaan Alex.

4 orang itu merupakan saudara kandung Alex dan juga teman Alex dalam melakukan pekerjaan gelapnya. Alex mempunyai kakak kandung bernama Jio, dia sangat tak menerima jika adiknya hampir mati di tangan Albi.

"Kita akan balas dendam dengan Albi secepatnya! Saya tak mau adik saya terbaring lemah di sini sedangkan Albi bersenang-senang di sana!" ucap Jio penuh penekanan.

"Ya, kita akan melakukannya! Sekarang Alex memang tak bisa membalaskan dendamnya, namun kita lah yang akan balas dendam dengan Albi!"

"Bagaimana dengan istri, Alex? Apa dia sudah mendapatkan kabar?"

"Dia kabur!"

Jio menatap sang adik yang bernafas pun harus memakai alat bantu. Ini semua gara-gara Albi! Dia yang membuat Alex seperti ini. Menghancurkan proyek Albi adalah bagian dari rencananya. Berhasil menghancurkan proyek itu tak membuat ia berbangga diri, sebab ini hanya permulaan.

Albi akan menanggung akibat dari perbuatannya, tak akan ia biarkan Albi lepas dari jangkauannya. Perlahan-lahan rencana ini akan terlaksana, Albi akan hancur sedikit demi sedikit. Itu pasti dan akan terjadi!

"Cepat bangun, kita akan balas dendam bersama-sama," batin Jio tersenyum miring menatap mata sang adik.

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang