🥬🥬BAB 27🥬🥬

25K 1.3K 1
                                    

Sore harinya Zeta masih berada di rumah sakit, twins sendiri sudah dijemput oleh Cakra 1 jam yang lalu. Kini di ruang rawat Manda hanya ada dirinya, Rey sendiri masih ada operasi mendadak. Zeta menyuapi Manda dengan telaten, wanita paruh baya itu sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri.

Tadi Zeta sempat mandi sebentar, Cakra tadi membawakan dirinya baju jadi ia bisa sekali mandi disini. Twins sendiri awalnya tak mau pulang, namun dengan bujukan Zeta akhirnya twins mau pulang. Lagipula tak baik anak kecil seumuran mereka berlama-lama berada di rumah sakit.

"Tante udah kenyang," tolak Manda saat Zeta ingin menyuapinya lagi.

Zeta mengangguk lalu menaruh mangkuknya ke atas nakas, perempuan itu mengambil air minum dan membantu Manda meminum obatnya. Setelah selesai Zeta membantu Manda berbaring dan menyelimuti wanita paruh baya itu sebatas dada.

"Terima kasih Zeta, tante benar-benar salut sama kamu. Padahal tante bukan ibu kamu, dan kamu dengan ikhlas merawat tante," ujar Manda.

Zeta tersenyum, "Tante udah aku anggap sebagai ibu kandung aku. Kapanpun tante butuh Zeta panggil saja," ujarnya.

"Bukan hanya cantik di luar saja, namun hati kamu turut cantik," puji Manda, didikan sahabatnya memang luar biasa. Sekarang Zeta menjadi pribadi yang baik dan tidak sombong.

Pintu terbuka, masuklah Rey yang masih mengenakan jas dokternya. Wajah lelaki itu nampak kelelahan dan kini ia berjalan kearah Zeta dan sang mama.

"Mama udah baikan?" tanya Rey dengan nada lembut.

Manda mengangguk dan menyuruh Rey untuk segera makan. Dirinya tau jika sang anak kelelahan, apalagi ada operasi mendadak tadi. Seperti apa yang dikatakan sang mama, Rey mengajak Zeta untuk pergi makan ke kantin. Kini kedua orang itu duduk di kantin menunggu pesanan mereka.

Disini nampak ada beberapa orang, banyak juga dokter dan suster yang tengah istirahat. Zeta sendiri hanya diam, matanya sibuk memandangi sekitar. Akhirnya pesanan mereka datang, dengan segera Zeta dan Rey memakannya dengan tenang.

"Sepertinya kau kelelahan sekali," ujar Zeta.

Rey mengangguk, "Hampir 4 jam aku berada diruang operasi," ujarnya. Dirinya memang lelah namun itu semua terbayarkan ketika melihat pasien yang kita tangani sembuh.

"Kau memang hebat," puji Zeta, Rey yang mendengarnya tersenyum tipis. Namun telinganya memerah karena pujian dari Zeta.

Mereka melanjutkan acara makannya, kadang juga diselingi oleh obrolan kecil. Namun ada beberapa teman Rey yang ikut gabung dimeja mereka, dengan senang hati Zeta mempersilahkan mereka.

***

Malam harinya Zeta berjalan menuju apartemen, masih pukul 7 malam jadi ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Namun matanya tak sengaja melihat kearah seberang sana, tepatnya kepada seseorang yang dirinya kenal. Orang tua mamanya, Zeta tak salah itu memang benar dia orang yang ia temui dan menjelek-jelekkan dirinya di supermarket.

Dengan segera Zeta bersembunyi dibalik pohon. Wanita itu nampak berbicara dengan seseorang, jaraknya tak terlalu jauh jadi Zeta masih bisa mendengarkan suaranya. Zeta mengarahkan telinga kedepan dan mendengarkan baik-baik.

"Cari dia secepatnya, saya tak mau cucu saya dihasut oleh perempuan itu."

"Baik nyonya, tapi bayarannya harus nambah."

"Akan saya tambah 2 kali lipat, yang terpenting dia mati."

Kira-kira begitulah percakapan yang Zeta dengar. Setalahnya Zeta langsung pergi dari sana takut ketahuan. Sesampainya di apartemen, Zeta merendahkan tubuhnya yang terasa lelah di kasur. Percakapan tadi terngiang-ngiang di otaknya, apakah yang wanita maksud itu dirinya?.

Jika iya apa yang harus dirinya lakukan?. Mengapa orang tua mamanya sangat jahat sekali. Apalagi tadi wanita itu berbicara dengan sosok lelaki berbadan kekar seperti preman, ditangan lelaki itu juga terdapat tato.

***

Di tempat lain diwaktu yang sama Albi tengah berada di ruang kerjanya yang gelap dan hanya ada cahaya yang keluar dari laptop dihadapannya. Lelaki itu tak fokus bekerja, lantaran Feli datang dan mengancam dirinya.

Feli merupakan mantan kekasihnya, namun ia sengaja memutuskan wanita itu dikarenakan dia hanya mengincar hartanya saja. Bahkan tanpa sepengetahuan dirinya Feli mencelakai sang anak. Saat ini Feli masih tak terima dengan keputusannya, dan perempuan itu masih menganggap dirinya sebagai calon suami dia. Padahal kenyataan ia sama sekali sudah tak ada hubungan dengan Feli.

__

Beberapa jam yang lalu.....

Albi berada diruang kerjanya, setelah mengantarkan Zeta ke rumah sakit dirinya langsung pergi ke kantor dan berkutat dengan tumpukan berkas-berkas yang sangat banyak. Pintu ruangannya terbuka, masukk lah Feli tanpa seijin nya. Albi menggeram marah saat dengan tak sopan nya Feli mengelus pundaknya, langsung saja ia hempaskan tangan Feli dan mengusap pundaknya dengan kasar seolah ada debu yang menempel.

"Pergi dari sini Feli," ujar Albi penuh penekanan, saat ini lelaki itu berdiri.

"Masak kamu ngusir aku sih? Kita mau nikah loh," ujar Feli dengan nada centilnya, namun di telinga Albi terdengar menjijikkan.

"Kita tak ada hubungan apapun," ujar Albi dengan pandangan datar.

"Pasti gara-gara jalang itu," ujar Feli dengan nada sinis.

"Stop omong kosong itu atau saya suruh satpam untuk mengusir mu?" tanya Albi dengan tangan mengepal.

"Tak akan kubiarkan wanita itu hidup tenang jika kau memutuskan hubungan denganku Albi. Kau tau bukan aku orangnya sangat nekat?!" setelah mengatakan itu Feli pergi dari sana.

Albi yang mendengarnya langsung menendang meja. Sialan! Mengapa Feli mengancamnya?. Perempuan itu benar-benar licik, lihat saja dirinya tak akan membiarkan Feli menyakiti Zeta.

__

Lamunan Albi terbuyarkan, dirinya menghela nafas. Mengingat nama wanita itu membuat dirinya ingin marah saja. Apa-apaan dia dengan seenaknya mengancam dirinya?. Ya, ia memang tau dengan sifat Feli, bahwa perempuan itu akan berbuat nekat jika keinginannya tak terpenuhi.

Jujur saja, Albi menyesal pernah mengenal perempuan itu apalagi dia dulu pernah berpacaran dengan dia. Bahkan Syika akan takut melihat wajah Feli, karena dulu ada kejadian dimana hal itu membuat Syika takut terhadap Feli.

Baby Twins From Billionaire [END]Where stories live. Discover now