🥬🥬BAB 58🥬🥬

12K 650 1
                                    

Malam harinya Albi terbangun, ia melihat jam yang tergantung di tembok. Sudah pukul 7 malam, ia tertidur lebih dari 5 jam. Segera ia bangkit dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Setelah selesai ia keluar kamar, sebenarnya tubuhnya masih sakit namun ia mencoba untuk menahannya.

Albi berjalan menuju kamar twins, ia mendengar suara bising. Dengan langkah cepat ia masuk ke dalam, pemandangan pertama yang dirinya lihat ialah Cakra dan Zeta mengompres Nathan dan Syika. Ia segera menghampiri twins dengan perasaan khawatir.

"Mereka kenapa?" tanya Albi tak sabaran.

"Kau tenang dulu, mereka demam," jawab Cakra.

"Anak saya demam dan kalian tak membangunkan saya sama sekali?!" bentak Albi marah.

"Tenang dulu, jangan buat twins bangun," cegah Zeta.

Albi memijat pelipisnya pelan, ia duduk di tepi kasur dan mengelus kepala Syika dan Nathan bergantian. Mereka benar-benar demam, Nathan terlihat tak nyaman dalam tidurnya. Inilah momen yang paling ia hindari, melihat kedua anaknya terbaring lemah seperti ini.

"Udah panggil dokter?" tanya Albi kepada Zeta.

"Sudah. Katanya twins butuh istirahat, mereka enggak boleh banyak pikiran," jawab Zeta.

"Kalian mikirin apa sayang? Kenapa bisa sampai sakit seperti ini," batin Albi menatap satu persatu anaknya.

"Biarkan anakmu istirahat, lebih baik kita keluar," saran Cakra dan mendapatkan anggukan dari mereka semua.

Kini Zeta, Albi, dan Cakra berada di ruang kerja milik Albi. Zeta dan Cakra duduk di sofa, sedangkan Albi duduk di meja kerjanya. Mereka bekerja sama mencari tau penyebab apa yang membuat proyek ini gagal. Albi mengetik sesuatu di laptop miliknya dengan mata fokus ke arah layar.

Sedangkan Zeta melihat ulang semua kerugian yang perusahaan Albi tanggung yang jumlahnya tak main-main. Hingga akhirnya Cakra menunjukkan sesuatu kepada Zeta. Zeta melihat sebuah pesan dari nomor tak dikenal di HP Cakra. Matanya menyipit guna membaca pesan itu.

"Permainan ini seru, maka jangan berbuat jika tak mau proyekmu hancur! A? Siapa A?" tanya Zeta setelah membaca isi dari pesan itu.

"Alex? Suami Hilda?" tebak Cakra.

"Aku juga berpikir seperti itu," balas Zeta. Mereka berdua berjalan menghampiri Albi dan berdiri di depan meja laki-laki itu.

"Apa yang kau lakukan kepada Alex?" tanya Zeta langsung kepada intinya.

"Tidak ada!" jawab Albi tak acuh dengan masih melakukan kegiatannya.

"Itu tak mungkin! Siapa musuhmu berinisial A jika bukan Alex? Kau tau jika dia penyebab proyek mu ini hancur!" ucap Zeta tanpa pikir panjang.

Ucapan Zeta membuat Albi terdiam mematung, ia sempat tak percaya namun setelah Cakra menunjukkan sebuah pesan ia menjadi percaya. Tangannya terkepal erat, jadi Alex pelaku ini semua?! Ia melempar gelas ke arah tembok.

Prang

Bunyi nyaring itu membuat Zeta dan Cakra terperanjat kaget, mereka melihat gelas yang sudah hancur berkeping-keping. Albi berdiri dan hendak pergi, namun lengannya di tahan oleh Zeta.

"Mau ke mana?" tanya Zeta tanpa ekspresi.

"Tak usah ikut campur!" gertak Albi lalu menghempaskan tangan Zeta. Hampir saja Zata jatuh namun di tahan oleh Cakra.

"PERGI SAJA JIKA KAU MAU SEMUANYA HANCUR!" teriak Zeta.

"Kenapa berhenti?" tanya Zeta saat melihat Albi memberhentikan langkahnya.

"Seharusnya kau berpikir bahwa apa yang kau lakukan tak ada gunanya sama sekali! Berpikir seluas mungkin, jangan bertindak gegabah yang nanti akan merugikan dirimu sendiri!" jelas Zeta.

Albi terdiam setelah mendengar ucapan Zeta, ia salah telah tersulut emosi. Masalahnya belum ada yang selesai, dan balas dendam kembali bukan ide yang bagus. Itu sama saja menambah masalah yang ada. Sedangkan Zeta tersenyum kecil saat menyadari Albi mau menuruti ucapannya.

Ia berjalan ke arah Albi, ia menggandeng tangan Albi menuju meja kerja laki-laki itu. Albi hanya menurut saja, sebab hanya Zeta yang bisa membuka pikirannya seluas-luasnya. Setelah memastikan pikirannya tenang, Albi kembali mengetik sesuatu di laptop.

"Atur jadwal saya untuk bertemu dengan sekretaris klien," ujar Albi.

"Kapan? Besok atau Lusa?" tanya Zeta.

"Lusa," jawab Albi tanpa mengalihkan pandangannya dari arah laptop.

Zeta mengangguk, ia menjalankan tugasnya secepat mungkin. Mereka berada di sini hingga pukul 1 pagi, mencoba mencari tahu penyebab semua ini juga mencari solusi yang tepat tanpa merugikan pihak mana pun.

Baby Twins From Billionaire [END]Where stories live. Discover now