🥬🥬BAB 9🥬🥬

29.7K 1.9K 1
                                    

"Apa yang sebenarnya terjadi Rey?" Tanya Zeta khawatir apalagi melihat keadaan Rey yang kacau. Reyasa masih menggunakan jas dokter nya dan matanya sembab kemungkinan besar Rey sehabis menangis.

Beberapa jam yang lalu....

Reyasa tengah berada dirumah sakit, namun tiba-tiba sang mama menyuruh dirinya untuk cepat-cepat pulang. Untungnya pasien sedikit jadinya tak apa jika dirinya pulang lebih dahulu. Reyasa pulang nenggendarai mobil, dia bergerak gelisah ditempat duduk nya. Tadi ia sempat mendengar nada bicara sang mama yang nampak khawatir.

Sampailah Rey dirumahnya, dirinya melihat semua barang-barang diruang tamu berantakan, banyak pecahan gucci dimana-mana. Rey melihat sang ibu yang tengah duduk dimeja makan, dengan tangan yang dilipat dimeja dan menatap kedepan dengan pandangan kosong.

Rey menghampirinya dan mengelus pundak Manda pelan, ia takut terjadi sesuatu kepada mama ya.

"Mama kenapa?" Rey bertanya dengan nada lembut.

"Dia kembali Rey," jawab Manda.

Diam-diam tangan Rey terkepal kuat, ia tau betul siapa yang dimaksud oleh mamanya. Rey memeluk mamanya dan mengelus punggungnya yang bergetar.

"Disini ada, Rey. Mama tenang aja," ucapnya.

Sampai akhirnya Reyasa menuntun Manda kekamarnya. Setelah memastikan mamanya tertidur, lelaki itu keluar dari kamar menuju ruang tamu. Reyasa memutuskan untuk menelfon Zeta.

"...."

"Zeta, kamu dimana?" tanyanya.

"...... "

"Bisa kerumah aku?" imbuh Reyasa.

"..... "

"Kamu kesini aja-" ucapan Reyasa terpotong karena mendengar suara teriakan Manda. Tanpa aba-aba ia melemparkan ponselnya kesegala arah lalu berlari menuju kamar sang mama.

Lelaki itu mendekat kearah, Manda yang duduk jongkok diditepi tempat tidur dengan kepala yang dia telungkupkan diatas kedua kakinya.

"Mama ini Rey," ucapnya.

"Ma?" panggil Reyasa sekali lagi.

Manda mendongak. "Rey, dia jahat. Dia bilang mama pembunuh," ucapnya lirih.

"Mama bukan pembunuh, mama lawan rasa takut mama," ucap Rey ia memeluk Manda erat.

"Rey tau mama kuat," ucapnya, tak lama Manda tertidur karena Rey sengaja memberikan obat tidur kepada Manda.

Setelah itu Reyasa kembali keruang tamu untuk menunggu, Zeta.

___

Zeta mendengarkan dengan saksama cerita Reyasa.

"Siapa dia?" tanya Zeta bingung.

Rey menghela nafas. "Orang yang sudah memfitnah mama dan mereka datang setelah sekian lama menghilang," ucapnya.

"Dulu mama sama dia akrab banget, namun setelah kejadian 'itu' semuanya berubah. Mama sering nangis sendiri, mama ketakutan," ucapnya lirih.

Zeta hanya bisa menguatkan Rey saja, apa ini yang dimaksud almarhum mamanya supaya dia membantu Manda?. Jika betul, Zeta berjanji akan membantu beliu seperti apa yang dikatakan oleh mamanya. Perempuan itu akan mencari tau semua tentang kehidupan mamanya dan tante Manda.

***

Malam harinya Zeta memutuskan untuk pulang, setelah memastikan Manda tenang karena tadi beliu sempat menangis histeris. Untung saja Rey dan ia bisa menenangkan Manda. Kini perempuan itu berada ditrotoar menuju apartmentnya, ia pulang naik taksi dan berhenti dihalte.

Zeta menikmati semilir angin malam, tangannya memegang tali tas slempangnya. Pandangan Zeta terkunci kepada 2 orang anak kecil tengah meringkuk diantara pepohonan. Entah dorongan dari mana, Zeta menghampiri anak kecil itu yang kira-kira berumur sekitar 4 tahun.

"Dek?" Zeta menepuk punggung mereka ia kini berjongkok.

Mereka menoleh dan ternyata mereka berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. menurut Zeta wajah kedua bocah itu sangat lucu.

"Kenapa kalian disini?" tanya Zeta.

"Kita mau bobok," jawab mereka.

"Orang tua kalian kemana?" tanya Zeta.

Mereka hanya menggelengkan kepalanya dengan air mata hampir menetes. Zeta yang melihatnya merasa iba, mereka mengenakan baju yang kotor karena terkena debu. Tangan mereka lecet, mungkin tergores aspal. Perempuan itu melihat jika anak lelaki itu mencoba menghangatkan tubuh adiknya menggunakan koran. Jika diliat-liat mereka mirip, dan ya mereka kembar.

"Mau ikut tinggal sama kakak?" tanya Zeta. Mereka saling pandang dan akhirnya mengangguk.

"Nama kalian siapa?" tanya Zeta.

"Aku Nathan dan ini kembalanku Syika," ucap anak kecil laki-laki itu sembari menujuk adiknya yang bernama Syika itu.

Zeta mengangguk dan membantu mereka berdiri, ia mengusap baju mereka yang kotor. Zeta menuntun Nathan dan Syika untuk berjalan disamping kanan dan kirinya. Sepertinya Zeta akan merawat mereka mereka, ia masih mempunyai hati untuk tak menelantarkan mereka.

Lagian Nathan dan Syika lucu, kulit mereka putih namun ada beberap bekas luka apalagi Syika yang memiliki pipi chubby. Mungkin mereka dikirim tuhan untuk menemani hidupnya, Zeta akan merawat mereka dengan ikhlas. Mengapa nama mereka bagus sekali? Batin Zeta bertanya-tanya.

Baby Twins From Billionaire [END]Where stories live. Discover now